Kamis, 18 November 2010

Pemimpin, Komunikasi dan Harapan

Kepemimpinan secara sederhana didefinisikan sebagai seseorang mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Sementara komunikasi adalah instrumen yang sangat penting  dalam kepemimpinan. Suatu kepemimpinan bisa sukses atau gagal karena komunikasi. Ada tiga hal yang penting dalam berkomunikasi, yakni konsistensi, kejelasan, dan kesopanan.
  • Konsistensi. Tim akan frustasi jika kata-kata pemimpinnya tidak bisa dipegang. Demikian pula bila tidak ada kesesuaian antara perbuatan dan tindakan.
  • Kejelasan. Tim tidak bisa melaksanakan rencana bila tidak mengerti apa yang diinginkan oleh pemimpinnya. Tidak ada gunanya mencoba membuat tim kagum akan intelektualitas kita dengan mengunakan istilah-istilah yang rumit.
  • Kesopanan. Setiap orang ingin diperlakukan dengan sopan dan hormat, siapapun mereka.
Komunikasi Ala Obama
Hadir di kuliah umum Obama minggu lalu, saya semakin disadarkan betapa kepiawaian  berkomunikasi memainkan peranan yang sangat penting dalam kepemimpinan. Berbicara di depan sekitar 7.500 hadirin, Obama menyampaikan pesannya dengan sangat menggugah.

Obama—yang memilih topik tentang pembangunan, demokrasi, dan kerukunan beragama—membuka pidatonya dengan nostalgia masa kecilnya di Indonesia. Ia bercerita bahwa tinggal di negeri yang sangat beragam seperti Indonesia, dengan ribuan pulau, ratusan bahasa dan etnis, serta sejumlah agama, membantunya menjadi lebih humanis. Dua kali ia menekankan, asas Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, menjadi contoh bagi dunia dan membuat Indonesia akan memainkan peranan penting pada abad ke-21.

Tentang demokrasi, Obama menyampaikan kekaguman dunia melihat Indonesia yang berhasil melakukan peralihan kepemimpinan dengan damai, dan menerapkan sistem demokrasi di mana rakyat memilih langsung para pemimpinnya. Obama pun menyampaikan, “Ketika kita banyak mendengar bahwa demokrasi menghalangi kemajuan ekonomi, apa yang dicapai oleh India dan Indonesia menunjukkan bahwa demokrasi dan pembangunan ekonomi saling memperkuat.

“Seperti negara demokrasi lainnya, ada masalah-masalah yang timbul sepanjang jalan. Amerika pun demikian. Indonesia mengalami pasang surut dalam menjalankan demokrasi. Perjalanan itu sangat berharga. Dibutuhkan insitusi yang kuat untuk mengawasi konsentrasi kekuatan, dibutuhkan pasar yang terbuka yang memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk sukses, dibutuhkan kebebasan pers dan sistem hukum yang independen untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan untuk mendorong akuntabilitas. Dibutuhkan masyarakat yang terbuka dan warga yang aktif untuk menolak ketimpangan dan ketidakadilan. Kekuatan-kekuatan ini yang akan membuat Indonesia sukses di masa depan.”

Tentang agama, Obama menyampaikan bahwa Indonesia adalah tempat di mana masyarakat mengagungkan Tuhan dengan cara yang beragam. Ia lalu bercerita tentang kunjungannya ke Masjid Istiqlal, tempat beribadah ribuan kaum muslim yang dirancang oleh arsitek beragama kristen yang menggambarkan spirit Indonesia yang inklusif, yakni Pancasila.

Islam tumbuh berkembang di Indonesia, demikian juga agama-agama lainnya. Obama lalu bercerita tentang ketegangan antara Amerika dan komunitas Islam serta upaya-upayanya untuk memperbaiki hubungan ini, yang dikatakannya tidak mudah dan penuh tantangan. Namun, Amerika akan terus berusaha untuk mewujudkan perdamaian dan toleransi antaragama.

Inspirasi Obama


Hanya 30 menit Obama berbicara, tetapi begitu dalam maknanya. Yang istimewa dari Obama adalah kemampuannya menggugah semangat. Dia menggambarkan tantangan-tantangan yang ada, mengakui secara jujur dan terbuka situasinya, termasuk apa yang salah sebelumnya. Namun dia juga mengingatkan, termasuk memberikan alasan yang kuat kenapa kita pantas optimis terhadap masa depan. Misalnya, saat membahas tantangan-tantangan yang dihadapi Amerika dalam memperbaiki dan membangun kembali hubungannya dengan masyarakat Islam yang sempat rusak, Obama mengakui kesalahan pendekatan pada masa lalu. Ia pun menunjukkan apa yang sudah dia lakukan dan apa yang akan terus dilakukannya.

Obama membuat rakyat Indonesia merasa bangga bahwa negara kita dibangun dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila yang sangat modern dan berpandangan jauh ke depan. Kita pun dibuat besar hati bahwa, meskipun kita melihat masih banyak masalah dalam penerapan demokrasi di Indonesia, tetapi sebenarnya banyak kemajuan yang telah dicapai yang membuat Indonesia berdiri lebih kokoh menyongsong masa depan.

Meskipun demikian, kita sadar betapa keberagaman dan toleransi yang dipuji oleh Obama akhir-akhir ini terancam. Muncul kelompok-kelompok agama yang semakin militan. Penghancuran rumah ibadah, penganiayaan penganut aliran keagamaan, dan perusakan tempat hiburan begitu sering terjadi. Di Yogyakarta, hanya sehari sebelum Obama datang, sekelompok orang tega mengusir pengungsi Merapi dari tempat penampungan di sebuah gereja. Alasannya sungguh aneh: gereja bisa digunakan untuk mengkristenkan para pengungsi.

Alangkah indahnya bila Presiden kita pun mengakui secara jujur dan terbuka tentang masalah-masalah yang kita hadapi saat ini, serta menyampaikan niatnya yang kuat untuk mengatasi radikalisme, mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dalam upaya mengatasi radikalisme tersebut, dan mengambil langkah-langkah nyata dan konsisten betapapun sulitnya. Karena hanya dengan mengakui masalah yang ada dan mengambil langkah-langkah yang konsisten, kita bisa mengatasi masalah radikalisme itu dan menguatkan prinsip Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dan demokrasi yang menjadi pondasi kokohnya negara kita.

Semoga inspirasi Obama membuat kita semakin sadar betapa berharganya Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dan demokrasi; serta membuat kita bersatu untuk melindungi ketiganya dari usaha-usaha sekelompok orang yang ingin menodainya.

Kita semua bisa belajar dari Obama mengenai komunikasi yang jernih, jujur, dan menggugah semangat persatuan di dalam memecahkan masalah-masalah yang ada dan menanamkan optimisme akan masa depan yang cerah.

Salam hangat penuh semangat
Betti Alisjahbana

Kamis, 11 November 2010

Memimpin untuk Dilayani, Atau Melayani untuk Memimpin ?

Banyak orang mengasosiasikan kepemimpinan dengan kekuasaan. Mereka berlomba-lomba untuk mencapai puncak kepemimpinan agar bisa mendapatkan kekuasaan. Lalu, kekuasaan dan wewenang itulah yang dijadikan alat untuk memimpin, untuk mencapai tujuan-tujuan kepemimpinannya.

Pemimpin-pemimpin terbaik justru bekerja dengan melayani. Sebagai pemimpin, mereka melihat perannya adalah melayani timnya, agar potensi-potensi terbaik dari timnya ini dapat dimunculkan. Mereka meng-coach, membimbing, mementori, dan memberikan dorongan. Itulah sejatinya yang dilakukan seorang pemimpin: melayani.

Bulan lalu, sebagai ketua Dewan Juri Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA), saya mendapat kehormatan untuk menghayati apa arti kepemimpinan yang sejati. Dua pemenang BHACA 2010 adalah Walikota Solo, Joko Widodo, dan Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto. Keduanya sungguh merupakan contoh ideal pemimpin yang sukses karena melayani rakyat yang dipimpinnya.

Mendengarkan Sambil Mentraktir Makan Ala Jokowi

Sementara di banyak tempat kekerasan menjadi alat yang diandalkan untuk memaksakan relokasi PKL (pedagang kaki lima), di Solo Jokowi menggunakan cara yang jauh berbeda. Para pedagang ini dia ajak berdialog sambil makan. Ketika kenyang, seseorang akan lebih mudah diajak berbicara, dalihnya.

Para PKL ini diyakinkan bahwa relokasi adalah jalan yang jauh lebih baik. Kepada mereka diberikan kios di tempat yang baru, SIUP, dan TDP gratis agar mereka dapat menjadi pedagang formal yang bisa memimjam uang dari Bank. Tidak jarang dialog sambil makan itu harus dilakukan berkali-kali oleh Jokowi, sebelum mereka akhirnya berhasil diyakinkan. Jokowi mendengarkan keluh kesah mereka dan mencarikan jalan keluar bagi mereka. Alhasil, ribuan PKL itu dengan suka rela bersedia direlokasi.

Sebagai akibatnya, Solo pun menjadi kota yang tertata apik, dengan jalur hijau dan jalur pejalan kaki yang nyaman. Bukan hanya itu, Pendapatan Asli Daerah Solo yang didapatkan dari pasar juga mencapai Rp19,2 miliar, lebih tinggi ketimbang pendapatan yang berasal dari hotel sebesar Rp7 miliar, parkir Rp1,8 miliar, atau papan reklame Rp4 miliar.

Selama 40 tahun periode sebelum Jokowi memimpin, tak satu pasar pun dibangun di Solo. Dalam 5 tahun kepemimpinannya, ada 15 pasar dibangunnya. Daerah-daerah lain mengeluhkan anggaran yang tidak mencukupi. Namun, Jokowi punya pendekatan yang berbeda dalam menyiasati anggaran ini.

Sebelumnya, anggaran yang terbatas disebarkan merata sehingga masing-masing daerah mendapatkan porsi anggaran yang kecil, sehingga hasilnya menjadi serba tanggung. Jokowi lalu memilih fokus kepada satu bidang saja setiap tahun, namun konsepnya dibuat secara matang, dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, serta diawasi dengan betul sehingga hasilnya menjadi signifikan, bagus, dan tidak ada kebocoran.

Tahun berikutnya, ia memfokuskan anggaran untuk bidang yang lainnya. Semua dilaksanakan dengan kualitas yang baik, sehingga penggunaan anggarannya menjadi sangat efisien. Banyak yang berhasil dicapai oleh Jokowi. Selain 15 pasar yang berhasil dibangunnya, pembangunan taman kota, trotoar bagi pejalan kaki, perbaikan administrasi pelayanan, pengembangan green belt di tepi sungai  Bengawan Solo sepanjang 7 kilometer pun telah membuat Solo menjadi kota yang nyaman dihuni.

Melayani Ala Herry Zudianto

Herry yang berlatar belakang entrepreneur sudah biasa melayani pelanggan. Saat menjadi walikota, paradigmanya pun tetap sama: melayani. Kepada jajaran Pemkot Yogya, dia menanamkan sikap “saiyeg sak eko kapti” (bersatu dalam cita), “saiyeg sak eko proyo” (bersatu dalam karya) dalam melakukan reformasi birokrasi dan mewujudkan pemerintah sebagai pelayan masyarakat.

Dalam kepemimpinannya, Herry berhasil mengembangkan berbagai inovasi layanan publik, khususnya di sektor investasi, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan lingkungan hidup. Dinas perijinan satu pintu dibangunnya untuk memangkas proses perijinan yang berbelit-belit.

Semangat untuk mendengarkan dan melibatkan masyarakat diwujudkannya dalam pembuatan APBD yang transparan dan partisipatif. Saluran untuk menyampaikan masukan pun dibuat melalui mekanisme komplain elektronik yang dikenal sebagai UPIK (Unit Pelayanan Informasi keluhan).

Pendekatan yang memberdayakan, yang dilakukan oleh Herry, telah membuat masyarakat Yogya sangat terlibat dalam memecahkan berbagai masalah publik—sesuatu yang sangat disyukuri oleh Herry. Terbukti, indeks persepsi korupsi dan indeks good governance Kota Yogyakarta sangat bagus, yakni peringkat pertama untuk indeks persepsi korupsi pada tahun 2008.

Banyak pemimpin pemerintah maupun swasta mencapai tujuannya dengan menggunakan kekuasaan dan wewenang yang dia miliki. Namun, pemimpin yang paling efektif adalah ketika mereka dapat mempengarui orang lain dengan cara yang menyentuh hati dan merebut respek, karena mereka mau mendengar, menghayati, dan mencari jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh orang-orang yang dipimpinnya.

Kalau Jokowi dan Herry bisa, tentu kita pun bisa menjadi pemimpin yang melayani.

Salam hangat penuh semangat
Betti Alisjahbana

Selasa, 09 November 2010

Entrepreneurial Leadership, Andalan Sukses di Era Perubahan

Ketika perubahan terjadi semakin cepat dan persaingan semakin dahsyat seperti saat ini, kepemimpinan yang bersifat entrepreneurial, tidak sekadar managerial, sangat dibutuhkan.
Kepemimpinan entrepreneurial mempunyai ciri-ciri:
  • Tidak menunggu atau menyerahkan nasib kepada orang lain, melainkan mengambil inisiatif dan menganggap dirinya memiliki peran kunci dalam organisasi. Dia membangkitkan energi timnya.
  • Menunjukkan kreativitas yang entrepreneurial, selalu mencari peluang-peluang baru dan merealisasikannya.
  • Berani mengambil risiko, mencoba hal-hal baru, memberikan arahan strategis, dan menginspirasi timnya.
  • Bertanggung jawab atas kegagalan dari timnya, belajar dari kegagalan tersebut, dan menggunakannya untuk mencapai tujuan organisasi yang menguntungkan semua pemangku kepentingan.
Di era perubahan yang cepat, para manajer dituntut untuk lebih entrepreneurial. Kepemimpinan adalah kekuatan utama yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan yang berhasil. Pemimpin harus memberdayakan pegawainya untuk merealisasikan visi. Mereka menjalankan misinya dengan menginspirasi dan membangun kemampuan melalui berbagai sinergi dengan mitra usaha.
Kita sering kali melihat perusahaan yang dibangun dengan semangat entrepreneurial, ketika menjadi besar malah menjadi birokratis dan lamban, sehingga pada titik tertentu kehilangan daya saingnya dan terpuruk.

Karenanya, menjadi menarik untuk mempelajari bagaimana Chairul Tanjung berhasil membangun kerajaan bisnisnya selama 30 tahun dari bisnis informal sampai menjadi bisnis besar dan melaju menjadi grup bisnis yang beragam; keuangan, media, retail, life style, hiburan, serta bisnis berbasis sumber daya alam. Kerajaan bisnisnya kini telah memperkerjakan lebih dari 60.000 pegawai.

Perjalanan Bisnis CT
Kiprah Chairul Tanjung (CT) sebagai pengusaha dimulai pada tahun 1981, ketika dia masih menjadi mahasiswa kedokteran gigi di Universitas Indonesia. Lahir dari keluarga yang tidak berada memaksa CT untuk membiayai kuliahnya dengan berdagang di kampus—mulai dari menyediakan jasa foto copy, mensuplai perlengkapan kedokteran gigi, sampai melakoni usaha jual beli mobil bekas.

Tahun 1987—1996, CT memasuki bidang manufacturing sandal/sepatu dan atap baja. Pada periode ini pula, dia mulai mendirikan Para Multi Finance. Dengan pegawai mencapai 500 orang, kini CT mulai merekrut pemimpin-pemimpin berpengalaman untuk duduk di manajemen puncak. Bila sebelumnya CT mengerjakan langsung berbagai pekerjaan, kini perannya lebih kepada memberikan arahan bagi para manajemen puncak tersebut.

Sejak 1996, perusahaannya tumbuh menjadi perusahaan besar. Merasa sulit bersaing dengan China di bidang manufacturing, CT mengalihkan fokusnya pada jasa keuangan, yakni melalui Bank Mega dan Para Multifinance. Ketika banyak perusahaan mengalami kesulitan di masa krisis keuangan tahun 1998, Bank Mega dan Para Multifinance yang telah menerapkan tata kelola yang baik pada waktu itu, justru melebarkan sayapnya. Dengan pegawai mendekati 5000 orang pada akhir tahun 2000, peran CT menjadi lebih banyak dalam hal coaching, delegating, dan membangun tata kelola perusahaan. Proses membangun kepemimpinan dari dalam pun dia lakukan.

Pada tahun 2000 sampai sekarang adalah periode di mana CT Group telah tumbuh menjadi konglomerasi bisnis dengan fokus konsumer. TransTV, Trans|7, Metro Department Store, Carrefour, dan CT Agro adalah bisnis-bisnis besar yang berhasil dia bangun dan akuisisi dalam periode ini. Dengan jumlah pegawai lebih dari 60.000 orang, kini peran CT lebih pada membangun visi, nilai-nilai, dan tata kelola perusahaan. Ia tidak lagi terlibat dalam hal operasional perusahaan.

Pelajaran yang Bisa Dipetik
Ketika banyak perusahaan besar dan pemimpinnya menjadi birokratis dan lamban, CT Group tidak demikian. CT berhasil melakukan transformasi gaya dan pendekatan kemimpinan—mulai dari mengerjakan sendiri, lalu memberikan pengarahan, kemudian melakukan coaching, delegating, dan membangun tata kelola perusahaan. Setelah mencapai posisi puncak, kini fokusnya ada pada visi, nilai-nilai, dan governance. CT juga berhasil merekrut dan menarik pemimpin-pemimpin terbaik di berbagai bidang untuk bergabung dengan perusahaannya. Mereka juga mengembangkan kepemimpinan dari dalam. 

Kepemimpinan entrepreneurial sangat menonjol dan terlihat dari peralihan fokus bisnis CT yang sejalan dengan peluang-peluang yang dilihatnya. Dimulai dari sekadar berdagang, lalu merambah bidang manufacturing, layanan keuangan, hingga kini fokus di bidang konsumer. CT sunguh jeli melihat peluang dan piawai dalam merealisasikan peluang tersebut. Perjalanan bisnisnya menggambarkan kegigihan dan keuletannya sebagai pengusaha.
Hal-hal menarik yang terungkap dari diskusi dengan CT di antaranya adalah sikapnya yang sangat positif dalam menghadapi kegagalan. Baginya, kegagalan adalah teman yang menemaninya dan menghantarnya pada keberhasilan. 

CT juga selalu menekankan pentingnya inovasi. Ia selalu ingin membuat bisnis yang belum terpikirkan oleh orang lain, sehingga tidak menjadi korban perang harga. Dia pun sangat optimis dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia 10 tahun ke depan. Baginya, peluang bisnis di Indonesia sangat besar dan tumbuh cepat. Karena itu pula, untuk sementara ini CT memilih untuk fokus pada pasar dalam negeri selagi booming. 

CT juga menekankan pentingnya berbisnis dengan integritas dan pemikiran jangka panjang. Dengan demikian, kredibilitas akan terbangun dan mitra bisnis pun percaya kepadanya. Bisnisnya tidak ada yang berhubungan dengan pemerintah. Dia memang tak ingin menggantungkan bisnisnya kepada pemerintah.

Kepemimpinan entrepreneurial adalah proses, bukan posisi. Pemimpin yang entrepreneurial mengambil tanggung jawab untuk membantu organisasi menciptakan kondisi di mana perusahaan tidak dikontrol, melainkan menentukan sikapnya sendiri dan merespons situasi secara kreatif. Kepemimpinan seperti ini membuat organisasi menjadi lebih produktif dan mampu memunculkan potensi-potensi kreatif organisasi.

Salam hangat penuh semangat
Betti Alisjahbana

Artikel ini adalah rangkuman dari Seminar Leadership Series 2010 yang diselenggarakan oleh QB Leadership Center dan Majalah Warta Ekonomi pada 20 Oktober 2010. Materi seminar dapat diunduh di http://leadershipqb.com/index.php?option=com_eventlist&view=eventlist&Itemid=29

Tim yang Tangguh Pondasi Kepemimpinan yang Berhasil

Mengikuti berita di berbagai media—baik cetak, online, maupun social media—belakangan ini, memang porsi berita buruk sangat dominan. Banyaknya berita-berita buruk ini kemudian membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan keprihatinannya, di sela pencanangan gerakan Indonesia Bebas Pemadaman Bergilir di Mataram, pada 27 Juli 2010. Beliau mengungkapkan bahwa ada gerakan politik yang berkampanye keliling Indonesia dan menjelek-jelekkan pemerintahan. Beliau mengharapkan pemberitaan hendaknya lebih seimbang dan jujur.

Di dalam berbagai kesempatan, saya sempat ngobrol dengan orang-orang yang dekat dengan SBY. Mereka menyampaikan betapa SBY bekerja sangat keras untuk menjalankan pemerintahan yang baik. Beliau pun berkomitmen sangat tinggi pada reformasi birokrasi. Bila presiden sudah bekerja sangat keras, lalu kenapa masyarakat luas belum merasakan kemajuan yang berarti?

Menganalisa situasi ini, saya jadi teringat buku Good to Great yang ditulis oleh Jim Collins. Buku yang ditulis berdasarkan hasil penelitian mengenai apa yang membuat organisasi-organisasi hebat berkinerja prima untuk jangka waktu yang panjang itu, antara lain berkesimpulan bahwa perusahaan-perusahaan yang hebat memulai kepemimpinannya dengan menempatkan orang-orang yang tepat di organisasinya dan melepaskan orang-orang yang tidak tepat. Mereka sangat teliti dalam memilih orang. Prinsip mereka yang pertama adalah, "Siapa". Mereka pada tahap pertama memfokuskan perhatian dan waktunya guna mendapatkan orang-orang terbaik untuk membangun tim eksekutif yang tangguh. Setelah mendapatkan orang-orang yang  tangguh dan terbaik, barulah mereka merumuskan langkah-langkah menuju pencapaian yang luar biasa.

Tim yang tangguh tidak perlu diawasi. Mereka akan menggunakan segenap kemampuannya untuk membangun organisasi yang sukses. Ketika kita merasakan bahwa kita perlu mengawasi seseorang dengan ketat, itu adalah pertanda bahwa kita telah menempatkan orang yang salah.

Dalam banyak situasi, kenyataan ini ditanggapi dengan menunda tindakan tegas untuk mengganti orang-orang yang tidak tepat. Kita mencoba berbagai alternatif untuk memperbaiki kinerja, memberikan kesempatan ketiga dan keempat dengan harapan situasi akan membaik. Kita menginvestasikan banyak waktu untuk mengelola orang itu dengan baik, membuat sistem untuk mengkompensasi kekurangannya dengan harapan kinerjanya akan membaik. Begitu banyak energi dikeluarkan untuk mengelola orang yang tidak tepat itu, sehingga mengambil alih perhatian yang seharusnya diberikan untuk mengembangkan dan bekerja sama dengan orang-orang yang baik. Sebagai akibatnya, kita merasakan bahwa sementara kita bekerja keras luar biasa, hasil yang kita capai tidak merepresentasikan kerja keras tersebut.

Apa yang terjadi dengan pemerintahan SBY jilid dua ini mengingatkan saya pada apa yang saya baca di buku Good to Great. Ketika Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan, begitu banyak orang ternganga dengan beberapa orang pilihan Pak SBY kali ini. Dibentuknya Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) yang dipimpin oleh orang sekaliber Kuntoro Mangkusubroto, yang bertugas memonitor kinerja para menteri ini seakan menunjukkan kenyataan bahwa SBY menyadari bahwa pilihan kabinetnya "terpaksa" dikompromikan dengan kepentingan-kepentingan politik, sehingga perlu dibentuk suatu lembaga (UKP4) untuk mengkompensasi kekurangan-kekurangan yang ada.

Seperti yang juga terjadi pada contoh-contoh yang diulas dalam buku Good to Great, menempatkan orang yang tidak tepat membawa konsekuensi yang signifikan. Kita melihat struktur pemerintahan yang gemuk karena selain adanya UKP4 yang bertugas mengawasi para menteri ini, kini ada pula wakil menteri dan banyak staff ahli yang mengelilingi para menteri. Harapannya, kehadiran mereka akan mengkompensasi kekurangan-kekurangan para menteri ini.

Akankah strategi itu berhasil? Berbagai berita negatif yang dimuat di berbagai media cetak, online, dan social media adalah salah satu indikator yang patut disimak. Mereka tidak bisa dibungkam dengan ungkapan keprihatinan Presiden, melainkan dengan tindakan tegas untuk membangun tim eksekutif yang tangguh, yang sanggup membangun pemerintahan yang kredibel dan membawa kemajuan yang signifikan.

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mengkritik pemerintah kita, melainkan untuk mengingatkan kita semua, para pemimpin organisasi, bahwa memilih dan menempatkan tim yang tangguh adalah pondasi bagi kepemimpinan yang berhasil. Bila kita ingin organisasi kita sukses, tumbuh, dan berkembang, bukan hanya kini tetapi juga secara berkesinambungan, mulailah dengan memilih dan membentuk tim yang tangguh.

Selamat memimpin.

Salam hangat penuh semangat
Betti Alisjahbana

Senin, 10 Mei 2010

Pesan Dibalik Tindakan Seorang Pemimpin

Minggu lalu adalah minggu yang sangat dramatis bagi Indonesia. Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II yang dikenal cerdas, berintegritas tinggi, tegas, berani dan gigih, akhirnya menyampaikan surat pengunduran diri dari jabatannya, untuk menjadi Managing Director World Bank.

Tidak lama sesudah itu, diumumkan bahwa partai koalisi kini memiliki sekretariat bersama dengan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketuanya, Aburizal Bakrie sebagai Ketua Hariannya dan Syarief Hasan sebagai sekretarisnya. Tidak hanya itu, bila sebelumnya peran koalisi adalah mengamankan kebijakan pemerintah, kini, dengan adanya sekretariat bersama dan Aburizal sebagai ketua hariannya, partai koalisi ini justru berperan merumuskan kebijakan pemerintah.

Pasar pun bereaksi, bila pada pembukaan perdagangan di awal minggu IHSG ada pada posisi 2.971, yaitu posisi tertinggi dalam sejarah bursa saham Indonesia, setelah pengunduran diri Sri Mulyani, index turun terus hingga di akhir minggu ada pada 2.739 atau turun sebesar 8.4 %. Rupiah pun melemah terhadap USD ke level 9216 dari semula 9012.

Saya tiba-tiba teringat pada ucapan Albert Einstein: Setting an example is not the main means of influencing others, it is the only means. Bila kita menganalisa peristiwa minggu lalu dalam konteks kepemimpinan negara ini kita, contoh apa sebetulnya yang sedang di pertontonkan pada kita semua, rakyat yang dipimpinnya?

Tidak ada yang lebih buruk bagi moral suatu organisasi dari ketika pemimpinnya menerapkan prinsip: “Lakukan seperti yang saya katakan, bukan seperti yang saya lakukan”. Ketika ini terjadi, maka dapat dipastikan antusiasme dan dukungan akan hilang.

Ketika kita ada di posisi pimpinan, kita mestinya tahu bahwa kita bertanggung jawab atas segenap orang yang kita pimpin. Orang-orang yang kita pimpin akan melihat kita untuk mendapatkan petunjuk dan kekuatan. Adalah tanggung jawab seorang pemimpin, untuk membangkitkan inspirasi orang-orang disekelilingnya sehingga mereka akan mendorong dirinya sendiri yang kemudian akan mendorong keseluruhan organisasi untuk mencapai cita-citanya. Untuk menginspirasi ini, kita harus menunjukan arah melalui tindakan.

Mahatma Gandhi adalah contoh pemimpin yang selaras antara perbuatan dan perkataannya. Dia berkomitmen untuk memprotes ketidak adilan melalui jalan tanpa kekerasan dan secara konsisten menjalankan prinsip itu, betapa beratpun tantangannya. Dia memimpin pengikutnya melalui tindakan dan pengikutnya melakukan hal yang sama. Gandhi akhirnya berhasil memimpin mereka, dan India, mencapai kemerdekaannya.

Seandainya Gandhi sekali saja melakukan perkelahian fisik pada lawannya, tentu pesan pentingnya tentang protes tanpa kekerasan akan jauh lebih sulit dipercaya sesudah itu. Pengikutnya akan melihat dia dengan penuh curiga dan tidak percaya. Kemungkinan para pengikutnya untuk terlibat dalam perdebatan fisik dan tindak kekerasan akan meningkat secara dramatis.

Demikian pula dengan orang-orang yang kita pimpin. Bila kita berkata satu hal dan melakukan hal yang lain, kemungkinan besar orang-orang yang kita pimpin tidak akan mengikuti kita dengan antusias. Apapun yang kita katakan akan di pandang dengan penuh kecurigaan dan keraguan. Orang-orang yang kita pimpin tidak akan percaya bahwa hal yang kita lakukan adalah yang terbaik.

Pemimpin yang baik, mendorong orang-orang yang dipimpinnya untuk maju dengan penuh gairah, inspirasi, keterpercayaan dan visi. Ketika kita memimpin orang yang tidak mempercayai kita, produktivitas akan turun dan antusiasme akan hilang. Visi yang dengan susah payah ingin kita realisasikan akan kehilangan daya tariknya, semua hanya karena orang-orang yang kita pimpin tidak mempercayai pemimpinnya lagi.

Kembali ke awal, sudah menjadi rahasia umum bahwa Sri Mulyani dan Aburizal Bakrie berseberangan dalam banyak hal. Sikap yang dipilih pemimpin negara ini untuk melepas Sri Mulyani pergi dan memberikan kekuasaan yang begitu besar kepada Aburizal Bakrie mengirimkan pesan yang gamblang pada kita semua. Lalu akankah rakyat Indonesia percaya bahwa SBY-Boediono akan menjalankan pemerintahan yang bersih, melakukan reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi sesuai dengan janji kampanyenya?

Semoga kita bisa menjadi pemimpin yang punya keselarasan antara perbuatan dengan perkataan.

Apakah Kita Pemimpin yang Dipercaya ?

Oleh: Betti Alisjahbana
If leaders are careless about basic things—telling the truth, respecting moral codes, proper professional conduct—who can believe them on other issues? ~ James L Hayes

Indonesia baru saja kehilangan seorang pemimpin panutan di dunia bisnis. William Soerjadjaja meninggal di usia 88 tahun pada tanggal 2 April 2010. Pendiri Astra International, yaitu perusahaan yang menaungi 300 perusahaan, itu dikenal memegang standar etika bisnis yang tinggi, sangat peduli pada pengembangan sumber daya manusia, dan berjiwa sosial. Sebagai pemimpin, ia sangat dipercaya karena karakter, kemampuan, serta rekam jejaknya sangat istimewa. Kepergiaannya meninggalkan duka yang dalam bagi orang-orang yang pernah merasakan kepemimpinan dan bimbingannya.

Di lain pihak, kita sering membaca berita para pemimpin yang bahkan tidak dapat melakukan hal-hal yang paling sederhana sekalipun, seperti menyampaikan hal yang sebenarnya, atau menghargai nilai-nilai moral dan berperilaku profesional. Siapa yang akan percaya pada pemimpin yang seperti ini?

Dalam bukunya yang berjudul The Speed of Trust, Stephen M.R. Covey menyampaikan bahwa ketika orang tidak percaya, maka segala hal akan berjalan lambat karena perlu pemeriksaan, pengecekan, diyakinkan berkali-kali, sehingga bukan saja perkerjaan berjalan lambat tetapi biayanya pun menjadi tinggi. Sebaliknya bila orang percaya, maka semuanya akan berjalan lebih lancar dan cepat, serta biaya pun dapat dihemat.

Ini dicontohkan dalam salah satu cerita mengenai Jim, seorang penjual donat dan kopi di jalanan di New York City. Selama waktu sarapan dan makan siang, tokonya selalu dipenuhi antrian orang yang ingin membeli donat dan kopinya. Meskipun hal ini pertanda bagus, tetapi Jim juga melihat bahwa banyak orang merasa bosan mengantri, lalu pergi begitu saja dan tidak jadi membeli. Jim sadar, bahwa karena dia harus melayani semua pelanggan, dia menjadi penghambat terbesar bagi dirinya sendiri untuk menjual lebih banyak donat.
Jim kemudian memutuskan untuk menaruh satu keranjang yang berisi uang pecahan kecil untuk kembalian. Dia mempercayakan pelanggannya untuk membayar dan mengambil sendiri kembaliannya di dalam keranjang itu, tanpa perlu harus melalui Jim.

Alih-alih uangnya dicuri, Jim malah menemukan bahwa banyak pelanggan justru memberi tip dalam jumlah besar. Ini juga mempercepat antrian orang yang akan membeli donatnya, sehingga dia bisa menjual lebih banyak donat. Jim menemukan bahwa pelanggannya senang merasa dipercaya. Tidakkah demikian juga dengan rekan kerja, bawahan, dan atasan kita?

Pemimpin yang Dipercaya

Tugas pertama seorang pemimpin adalah membangun rasa percaya. Ada dua faktor yang mempengaruhi rasa percaya masyarakat terhadap pemimpinnya: karakter dan kompetensi. Karakter mencakup integritas dan niat baik. Sementara kompetensi mencakup kemampuan, ketrampilan, kinerja, dan rekam jejak. Ketika seorang pemimpin mempunyai semuanya—integritas, niat baik, kemampuan, kinerja, dan rekam jejak—maka ia akan dipercaya oleh orang-orang yang dipimpinnya.

Pemimpin juga harus mempercayai timnya—bukan percaya buta tanpa ekspektasi dan akuntabilitas, melainkan percaya yang cerdas, yaitu dengan ekspektasi yang jelas dan sistem akuntabilitas yang  dibangun terintegrasi ke dalam sistem organisasi. Pemimpin terbaik umumya memimpin dengan kecenderungan untuk mempercayai timnya.

Pemimpin yang baik sadar bahwa suasana saling percaya harus dibangun dan akan berpengaruh besar pada setiap hubungan, setiap komunikasi, setiap proyek, dan setiap kerja sama bisnis. Ketika saling percaya hadir, maka segalanya akan berjalan lebih cepat dan biaya pun akan lebih murah.

Suasana saling percaya perlu secara khusus dibangun, dimulai dari membuat diri kita sendiri bisa dipercaya. Sifat-sifat baik seorang pemimpin yang akan membuatnya dipercaya antara lain adalah berbicara jujur, menghargai orang lain, membangun transparansi, memperbaiki hal-hal yang tidak benar, menghasilkan kinerja yang baik, bertanggung jawab, mendengarkan, menjaga komitmen, dan  mempercai tim.

Saling percaya dalam organisasi bisa dibangun melalui struktur, sistem kerja, sistem akuntabilitas, serta insentif yang mendorong terbangunnya saling percaya. Ketika organisasi bekerja dengan kompak dan secara konsisten membangun reputasi yang baik, maka pasar pun akan percaya dan brand yang kuat pun akan terbangun. Ketika di samping mempunyai reputasi usaha yang baik, organisasi kita pun memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan turut memecahkan dan menjadi solusi bagi masalah-masalah nyata di masyarakat, maka organisasi kita tidak hanya dipercaya oleh para pegawai dan pasar, tetapi juga masyarakat.

Di era persaingan bebas kini, di mana persaingan terjadi semakin ketat, kecepatan dan kelincahan organisasi menjadi sangat penting. Untuk itu keterpercayaan perlu dibangun, ditumbuhkan, dan dijaga. Hanya pemimpin yang dipercaya yang bisa membangunnya.

Salam hangat penuh semangat
Betti Alisjahbana

Senin, 08 Maret 2010

Pemimpin dan Tanggung Jawab

"Banyak orang berusaha menghindari tanggung jawab ketika ada masalah. Padahal justru ketika ada masalah, pemimpin paling dibutuhkan. Pemimpin dan tanggung jawab adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sifat tidak bertanggung jawab dan mengalihkan kesalahan kepada orang lain hanya akan membuat seorang pemimpin tidak lagi efektif sebagai pemimpin, karena timnya tidak akan percaya dan menghargainya lagi."

Kamis malam, saya sungguh gembira menyaksikan pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai respon atas hasil Sidang Pleno DPR tentang kasus Century. Setelah sekian lama ditunggu, akhirnya penghargaan, dukungan, dan perlindungan terhadap dua orang terbaiknya, Sri Mulyani Indrawati dan Boediono, keluar dari mulut SBY.

Sejak kasus Century ini muncul ke permukaan, saya mengikutinya dengan gemas—bagaimana Sri Mulyani dan Boediono dihujat, didemo, diserang habis-habisan, baik di jalan maupun di ruangan pansus DPR. Padahal, bila kita ikuti dengan seksama penjelasan mereka, baik dalam pemeriksaan pansus DPR maupun dalam buku putih yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan, keputusan bailout sungguh masuk akal pada waktu itu, apa lagi ditunjang dengan rekam jejak dan integritas keduanya. Saya percaya, keputusan bailout diambil semata-mata demi mencegah krisis yang lebih dalam. Gemas saya bertambah ketika melihat pak SBY tampak membiarkan kedua pembantunya itu seakan berjuang sendiri. Karena itu, saya sungguh gembira ketika—meskipun agak terlambat—SBY mengambil tanggung jawab atas kasus tersebut.

Banyak orang berusaha menghindari tanggung jawab ketika ada masalah. Padahal justru ketika ada masalah, sosok pemimpin paling dibutuhkan. Pemimpin dan tanggung jawab adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sifat tidak bertanggung jawab dan mengalihkan kesalahan kepada orang lain hanya akan membuat seorang pemimpin tidak lagi efektif sebagai pemimpin, karena timnya tidak akan percaya dan menghargainya lagi.

Di bawah ini adalah beberapa pokok pikiran mengenai pemimpin dan tanggung jawab:

  • Pemimpin bertanggung jawab atas semua yang dilihatnya. Itu berarti, dia juga bertanggung jawab atas apa yang dilihat oleh organisasinya serta tim yang dipimpinnya. Dia bertanggung jawab atas hasil-hasil yang dicapainya, baik hasil yang baik maupun hasil yang buruk. Ada pepatah yang mengatakan “Success has many fathers, while failure is an orphan”, tetapi bagi pemimpin yang baik, hal yang berlaku adalah sebaliknya. "Leadership means you don't duck when things go wrong."
  • Pemimpin bertanggung jawab untuk memulai komunikasi secara proaktif. Ketika kesalahpahaman terjadi dan gosip timbul, pemimpin bertanggung jawab untuk meluruskan dan membangun komunikasi agar kesalahpahaman tidak muncul lagi.
  • Pemimpin bertanggung jawab untuk memberi contoh yang baik dan menjadi agen perubahan. Pemimpin mengerti bahwa apa yang dilakukannya akan ditiru dan diperbesar oleh timnya, dan karenanya mereka harus mengenakan standar yang tinggi pada dirinya. Menjadi pemimpin adalah menjadi orang yang bisa jadi panutan—baik dalam kinerja maupun integritas. Ia harus hidup sesuai dengan nilai-nilai yang baik yang dianutnya.
  • Pemimpin bertanggung jawab atas kinerja organisasinya. Kemampuan kepemimpinan seorang pemimpin dinilai dari kinerjanya. Pemimpin tidak bisa menyalahkan siapapun kecuali dirinya untuk kinerja yang buruk.
  • Pemimpin bertanggung jawab agar organisasinya memiliki prioritas dan fokus. Pemimpin membuat tim dan organisasinya fokus pada hal-hal yang penting. Dia menjaga fokus dan prioritas itu, membuat keputusan-keputusan, dan menghilangkan hambatan-hambatan agar organisasi tetap dapat fokus pada hal-hal yang penting dan menghasilkan kinerja prima.

Tanggung jawab seorang pemimpin memang sangat besar. Demikian pula pemimpin harus menerapkan standar yang tinggi bagi dirinya karena keputusan-keputusan yang diambil olehnya akan mempengaruhi banyak orang.

Dalam kaitannya dengan tanggung jawab ini, ada dua quote dari Collin Powell yang ingin saya kutip:

  • As a leader, you set the tone for your entire team. If you have a positive attitude, your team will achieve much more.
  • The essence of leadership is the willingness to make the tough decisions. Prepared to be lonely.

Siapkah kita menjadi pemimpin yang bertanggung jawab?

Salam hangat penuh semangat
Betti Alisjahbana
http://QBleadershipCenter/

Jumat, 08 Januari 2010

Akuntabilitas Pribadi

QBHeadlines.Com - Salah satu klien saya menyampaikan bahwa salah satu tantangan terbesar di perusahaannya adalah kurangnya akuntabilitas pribadi di kalangan para manajer. Ketika ada masalah, seringkali yang terjadi bukannya berpikir apa yang bisa dilakukan untuk memecahkan masalah, malah menyalahkan orang lain. Sebagai akibatnya banyak waktu dan energi yang terbuang dan potensi maksimum perusahaan belum dapat direalisasikan.

Masalah yang dikeluhkan klien saya ini terjadi di banyak perusahaan. Banyak manajer masih menempatkan dirinya sebagai pegawai gajian saja, tidak lebih. Jadi bila ada masalah, sepanjang dia merasa bahwa dia sudah melaksanakan kewajibannya, maka dia tidak peduli lagi. Padahal perusahaan dan sang manajer akan jauh lebih sukses bila manajer menempatkan dirinya sebagai orang yang berkepentingan terhadap suksesnya perusahaan, sehingga bila ada masalah, dia akan secara aktif mencari penyebabnya dan dilanjutkan dengan mengambil langkah-langkah pemecahan. Dia juga tidak hanya peduli untuk memecahkan masalah yang disebabkan oleh dirinya atau timnya, melainkan pada semua masalah yang penting yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Dia bahkan secara proaktif melakukan langkah-langkah agar masalah-masalah bisa dicegah.

Pertanyaan Siapa, Mengapa dan Bila

Kita bisa jadi termasuk dalam orang-orang yang punya masalah akuntabilitas pribadi bila ketika ada masalah, kita malah mengeluh dan memposisikan diri kita sebagai korban dengan pertanyaan “mengapa” sebagai berikut :

  • Mengapa orang-orang lain tidak ikut terlibat memecahkan masalah ini?
  • Mengapa sih, orang-orang di sini selalu menunggu ada yang terluka dulu sebelum sesuatu diperbaiki?
  • Mengapa saya tidak mendapatkan hak saya?


Kadang-kadang ada juga yang punya kecenderungan untuk menunda, dengan pertanyaan “kapan” seperti :

  • Kapan tim maintenance akan memecahkan masalah ini?
  • Kapan orang akan mulai melihat masalah keamanan ini dengan serius?
  • Kapan saya akan mendapatkan pelatihan agar saya bisa sukses?


Gejala masalah akuntabilitas juga bisa terlihat dari kecenderungan untuk mencari kambing hitam yang bisa dipersalahkan, melalui pertanyaan “siapa” seperti :

  • Siapa penyebab masalah ini?
  • Siapa yang bertanggung jawab atas masalah kualitas ini dan siapa yang akan memperbaikinya?


Ketika Akuntabilitas Pribadi Beraksi

Akuntabilitas pribadi kita beraksi ketika kita mengubah pertanyaan-pertanyaan yang memberikan kesan lepas tangan di atas menjadi pertanyaan yang lebih bertanggun jawab seperti :

Mengapa kita harus menjadi korban perubahan-perubahan ini?

  • Menjadi: Apa yang bisa saya lakukan agar saya bisa beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi pada pekerjaan saya? Bagaimana saya bisa berubah agar saya bisa memberikan nilai tambah yang lebih besar?

Kapan kita akan mempekerjakan pegawai yang lebih bagus yang lebih becus bekerja?

  • Menjadi : Apa yang bisa saya lakukan agar saya bisa menjadi mentor yang baik bagi orang-orang yang bekerja dengan saya?

Kapan orang akan melatih dan membantu saya?

  • Menjadi: Apa yang bisa saya lakukan sekarang untuk mengembangkan diri saya?

Mengapa sih, orang-orang itu tidak memperbaiki keadaan disini?

  • Menjadi: Apa yang bisa saya lakukan hari ini untuk membuat organisasi ini lebih baik? Bagaimana saya bisa jadi contoh bagi orang lain?

Kita semua bisa menjadi orang yang punya akuntabilitas pribadi tinggi bila kita mulai mengganti pertanyaan yang bernada lepas tanggung jawab, mengharapkan orang lain yang bertindak, menjadi pertanyaan yang meletakkan diri kita sebagai orang yang bisa melakukan sesuatu dan merubah keadaan.

Yuk, kita meningkatkan akuntabilitas pribadi ! Semoga kita semua semakin sukses.

Salam hangat penuh semangat!

Betti Alisjahbana

Mengambil Keputusan yang Sulit

Sebagai bagian dari drama cicak lawan buaya, sangat menarik untuk mengamati bagaimana tokoh-tokoh pemimpin di negeri ini mengambil keputusan yang sulit. Dua tokoh penting yang sangat kontras gaya kepemimpinan dan pengambilan keputusannya ingin saya tampilkan di sini. Pertama adalah Ketua Mahkamah Konstitusi, Mohammad Mahfud M.D. dan yang kedua adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saya pun menyertakan pendekatan praktis yang bisa di ambil untuk membantu proses pengambilan keputusan agar bisa cepat dan akurat.

Mahfud memimpin sidang-sidang uji materi Undang-Undang KPK yang di ajukan oleh Bibit dan Chandra dengan gaya yang santai dan sangat transparan. MK memutuskan untuk memperdengarkan rekaman penyadapan KPK terhadap Anggodo Widjojo, adik bos PT Massaro Radiokom Anggoro Widjojo, kepada publik. Rekaman yang berisi percakapan Anggodo dengan sejumlah petinggi penegak hukum diantaranya, Wakil Jaksa Agung Abdul Hakim Ritonga dan mantan Jaksa Agung Muda Intelijen Wisnu Subroto, menguak tingkah Anggodo yang bersekongkol dengan sejumlah penyidik untuk merekayasa kasus dua pimpinan KPK Chandra Marta Hamzah dengan Bibit Samad Riyanto.

Dalam menyidangkan persoalan yang pelik itu, Mahfud tidak terkesan tegang. Dia justru tampak santai. Bahkan, berkali-kali Mahfud mengeluarkan celetukan yang membuat pengunjung sidang tersenyum. MK kemudian secara resmi pada haru Rabu (25/11) mengabulkan permohonan Bibit dan Chandra atas judicial review UU KPK pasal 32 ayat 1 huruf c soal pemberhentian tetap pimpinan KPK. Mahfud mengatakan pasal 32 inkonstitusional, harus dimaknai pimpinan KPK berhenti secara tetap setelah dijatuhi hukuman oleh pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Keseluruhan proses pengambilan keputusan terlihat cepat, transparan, tidak berbelit-belit dan jelas tanpa menimbulkan potensi interpetasi yang berbeda-beda.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempunyai gaya yang berbeda di dalam mengambil keputusan. Ia tampak sangat hati-hati, tidak ingin terburu-buru. Menanggapi semakin menajamnya polemik KPK dengan Polri, setelah Polri menetapkan dan menahan dua pimpinan KPK (nonaktif) Bibit dan Chandra atas dugaan penyalahgunaan wewenang, SBY membentuk Tim 8 pada 2 November lalu dan memberi waktu selama dua minggu bagi Tim 8 untuk melakukan verifikasi dan klarifikasi atas kasus Bibit dan Chandra.

Setelah mendapatkan rekomendasi dari tim 8, SBY pun dalam menentukan sikap masih meminta masukan dari berbagai puhak termasuk Kejaksaaan, Kepolisian, MA, MK dan beberapa hakim independen. Selama seminggu SBY merumuskan sikapnya yang kemudian di bacakan pada tanggal 23 November 2009 malam. Pidato presiden yang sudah sangat ditungu-tunggu masyarakat itu disampaikan dengan sangat hati-hati. Sebagian pengamat menilai pernyataan tentang kasus Bibit-Chandra yang tidak akan dibawa ke pengadilan merupakan kemajuan. Namun pernyataan itu masih mengambang, karena masih tergantung Kapolri dan Jaksa Agung. Sejumlah pengamat lain menilai maksud Presiden untuk mendorong penghentian kasus Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah sudah jelas. Presiden ingin kasus ini bukan selesai di pengadilan. Bisa melalui pendeponiran untuk kepentingan umum. Kejaksaan dan Polri diprediksi bisa langsung menangkap maksud Presiden itu. Selain itu, disampaikan pula keinginan besar Presiden SBY dalam mendorong terjadinya reformasi hukum dalam tubuh institusi penegak hukum. Tak hanya kepolisian dan kejaksaan, tetapi juga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mengambil Keputusan Sulit dengan Cepat dan Akurat

Membuat keputusan yang sulit ditengah situasi yang serba tidak pasti sangat penting bagi kepemimpinan yang sukses. Keputusan perlu diambil dengan cepat dan akurat agar tidak kehilangan momentum. Sering kali ada saat-saat kritis dimana pengambilan keputusan sangat sulit dan menegangkan. Meskipun demikian, keputusan yang berani biasanya malah lebih aman. Di artikel ini saya ingin menuliskan beberapa petunjuk praktis untuk mengambil keputusan, baik keputusan publik maupun pribadi terutama ketika situasinya kompleks dan penuh ketidak pastian. Tips ini saya sarikan dari tulisan Dave Jensen, seorang pengajar senior di Emory University’s School of Business. Ada empat pertanyaan yang perlu dijawab untuk sampai pada keputusan terbaik

.
1.Pertanyaan VISIONARY : “Apa hasil terbaik yang bisa dicapai dari keputusan ini ?” Pertanyaan ini menggali perspektif yang lebih luas, implikasi strategis dan pertimbangan jangka panjang. Ketika dihadapkan pada tantangan yang sulit, gali lebih dalam dengan menjawab pertanyaan pertanyaan strategis seperti :

Bagaimana hubungan antara tantangan ini dengan arah organisasi ?
Apakah problem ini penting untuk dipecahkan ?
Apa konsekuensi negatif dan positifnya ?
Kapan saya harus memutuskan ?
Apakah saya punya kecenderungan untuk status quo ?

2.Pertanyaan RASIONAL : Pelajari bagaimana kita mengetahui apa yang kita ketahui. Apa fakta-faktanya, dan apa yang diharapkan oleh mereka yang terkena dampaknya. Pemikiran rasional membantu kita memonitor keadaan sekitar kita dan mengenali fakta-fakta yang ada. Kita juga perlu tau hubungan antara fakta-fakta itu, mana sebab dan mana akibat. Didalam memutuskan bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks, kita harus tau konteks internal dan external dengan bertanya :

Apakah saya sudah mendapatkan informasi yang betul untuk mengambil keputusan ?
Apa rencana cadangannya (Back up plan) ?
Asumsi-asumsi apa yang saya buat ?
Bagaimana saya memonitor pelaksanaan keputusan yang akan saya ambil ?
Proses transparan apa yang perlu saya gunakan ?

3.Pertanyaan ETIKA, berhubungan dengan nilai-nilai moral yang kita gunakan. Kita memulainya dengan bertanya, “Langkah yang mana yang benar, terutama untuk kepentingan orang banyak ?” Pertanyaan ini memberikan fokus perhatian kita pada orang-orang yang kita pimpin. Ketika berhadapan dengan masalah yang penuh resiko, pertanyaan pertanyaan di bawah ini bisa menjadi pembimbing :

Bila setiap orang di organisasi ini harus melakukan persis seperti apa yang sedang saya pertimbangkan akan saya lakukan, akan seperti apa organisasi ini jadinya ?
Tindakan apa yang terbaik bagi bagian terbesar organisasi tanpa melanggar hak individu ?
Tindakan apa yang paling jujur dan paling adil untuk dilakukan ?
Apakah apa yang akan saya putuskan sejalan dengan nilai-nilai yang saya pegang ?

4.Pertanyaan KONSEKUENSI — Mengingatkan bahwa kita adalah mahluk yang bebas menentukan pilihan dan karenanya bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan kita. Hal ini membawa kita pada pertanyaan : “ Apa konsekuensi dari pilihan-pilihan kita ?” Pada akhirnya kita harus menentukan apa yang akan dilakukan dan apa yang tidak akan dilakukan. Berikui ini adalah pertanyaan yang bisa membimbing dalam menentukan pilihan :
Apakah saya sudah minta pendapat orang yang sering kali berbeda pendapat dengan saya agar saya bila melihat kasus ini dari sudut pandang yang berbeda ?
Seberapa besar resiko masing-masing alternatif yang akan saya ambil ?
Apakah saya bisa men tes alternatif-alternatif ini pada skala kecil sebelum keputusan diambil ?
Pilihan mana yang terbaik berdasarkan jawaban-jawaban semua pertanyaan ini ?

Setiap hari, para pemimpin membuat keputusan yang memberikan pengharuh pada sangat banyak orang. Meskipun tampaknya begitu sulit, pemimpin yang bagus membuatnya kelihatan mudah. Para pemimpin ini bisa membuat keputusan penting berdasarkan informasi yang di berikan kepadanya dikombinasikan dengan intuisinya. Dibalik pengambilan keputusan yang tampaknya mudah ini adalah disiplin untuk selalu meneliti keputusan-keputusan dan komitmen untuk selalu membuat keputusan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Para pemimpin ini, melalui latihan, memiliki kejernihan berpikir yang memungkinkan mereka mengambil keputusan besar dengan mudah.

Salam hangat penuh semangat
Betti Alisjahbana


Perempuan Cicak dan Buaya


simbol cicak versus buaya ini beredar di mana-mana

QBHeadlines.com - Perkembangan perseteruan antara Cicak dan Buaya semakin lama semakin ruwet, beberapa orang malah mengatakan kisah ini sudah sekelas kisah misterinya Agatha Christie. Di akhir pekan ini saya ingin mengarahkan spotlight pada kesetiaan dan dukungan yang luar biasa yang ditunjukkan oleh para perempuan, persisnya para istri dari para tokoh di perseteruan antara Cicak dan Buaya ini. Juga pada dua perempuan kontroversial yang tampil di pangung permainan kelas tinggi ini.

Perempuan pertama yang menarik perhatian saya adalah Ida Laksmiwati, istri Mantan Ketua KPK, Antasari Ashar. Ida Laksmiwati tampak begitu tegar ketika mendampingi suaminya di acara temu wartawan pertama sejak Antasari dituduh melakukan perselingkuhan dan pembunuhan, pada tanggal 3 Mei 2009. Dia begitu tegar, tersenyum dan melambaikan tangan, seakan ia ingin mengatakan :”Saya sudah mengenal betul dan telah mendampingi suami saya puluhan tahun. Tidak mungkin suami saya melakukan apa yang dituduhkan kepadanya” . Walau suaminya dituduh melakukan perselingkuhan dan pembunuhan, Ida begitu tekun mengunjungi suaminya di tahanan, mengantarkan semua keperluan sehari-hari Antasari. Ia juga hadir di persidangan dengan sabar dan tegar. Di setiap wawancara media, baik televisi maupun cetak, dia tampak konsisten menyampaikan pesan, tidak mungkin suaminya melakukan apa yang dituduhkan kepadanya. Luar biasa ibu Ida ini.

Perempuan kedua yang menarik perhatian saya adalah Isma Mustika, istri Chandra M Hamzah. Perempuan cantik ini tampak cerah ketika di interviu oleh Metro TV di rumahnya bersama anak nya Zihan dan suaminya, tidak lama setelah Chandra M Hamsah diberikan penangguhan penahanan. Ia menceritakan pertemuan pertamanya dengan Chandra, kesibukan suaminya di KPK yang ternyata jauh lebih sibuk dibandingkan dengan ketika masih jadi pengacara, juga keyakinannya bahwa suaminya tidak bersalah. Isma bahkan sambil berseloroh menanyakan mana uang suap 1 milyar yang ditudingkan diterima Chandra. Jelas terpacar secara natural dari bahasa tubuhnya, bahwa iya yakin suaminya tidak bersalah dan suaminya tidak akan ditahan. Sepanjang interviu itu, Chandra memandangi istri dan anaknya dengan bangga.

Perempuan ketiga yang juga fenomenal adalah Novarina, istri tersangka kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen, Kombes Wiliardi Wizard. Begitu suaminya keluar dari ruang sidang, sesusai memberikan kesaksian dalam persidangan bahwa dia dipaksa pimpinan Polri untuk menjerat mantan Ketua KPK Antasari Azhar, Novarina langsung memburu suaminya untuk memberikan dukungan. Dan ketika di wawancarai para wartawan, dengan penuh semangat Novarina menyampaikan bahwa dia sangat lega suaminya akhirnya menyampaikan fakta yang sebenarnya dan bahwa selama ini suami begitu tertekan, dan bahwa Novarina terus menerus meyakinkan suaminya untuk menyampaikan hal yang sebenarnya. Novarina pun pasang badan dan menyampaikan bahwa dia mendengar sendiri ketika penyidik meminta suaminya menandatangani BAP yang telah disamakan dengan BAP Sigid Haryo Wibisono. Kontan, keesokan harinya Rabu 11November sore ia pun diminta menjalani pemeriksaan oleh tim penyidik dari Bareskrim Polri , dengan materi pertanyaan terkait pengakuan suaminya tentang pengkondisian pembuatan BAPnya. Sepanjang berbagai interview di Metro TV, perempuan ini tampak tegar memperjuangkan keadilan bagi suaminya.

Ida Laksmiwati, Isma Mustika dan Novarina mengingatkan saya pada pepatah “Behind every successful man there is a wise woman”

Disisi yang lain kita melihat dua perempuan kontroversial, Rani Juliani dan Ong Yuliana Gunawan. Rani Juliani, mantan caddy golf, istri ketiga korban pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen, yang pada hari Kamis 12 November memberikan wawancara ekslusif di Metro TV, juga merupakan sosok yang unik. Perempuan belia ini tampil tenang dan percaya diri dalam wawancara dan konperensi pers yang disiarkan langsung. Dia, yang kelihatannya di umpankan oleh suaminya pada Antasari untuk mempercepat turunnya SK pengangkatan direksi RNI, dengan penuh percaya diri menyatakan keyakinannya bahwa Antasari lah dalang pembunuhan suaminya. Kesimpulan itu di ambilnya dari sms-sms teror yang dikirim kepadanya dan kepada suaminya. Juga pesan yang disampaikan oleh suaminya ketika masih hidup, bahwa bila dia terbunuh, maka Antasari lah pelakunya. Penampilannya yang jauh dari kesan seorang perempuan nakal memang membuat kesaksiannya patut diperhitungkan.

Ong Yuliana Gunawan, perempuan rupawan yang sudah tiga kali terjerat kasus narkoba ini terekam pembicaraan telponnya dengan Anggodo. Kesan yang timbul dari pembicaraan itu, pemijat saraf ini rupanya mempunyai akses ke banyak petinggi negara, terutama petinggi penegak hukum. Dengan yakinnya di menyebutkan bahwa KPK akan ditutup dan SBY sudah mendukung. Nama-nama petinggi negara seperti Ritonga dan Susno disebutkan seakan-akan mereka adalah kawan baiknya.

Membaca cerita Rani Juliani dan Ong Yuliana Gunawan, saya jadi teringat sebuah lagu berjudul Sabda Alam karya Ismail Marzuki yang liriknya sbb :

diciptakan alam pria dan wanita
dua makhluk dalam asuhan dewata
ditakdirkan bahwa pria berkuasa
adapun wanita lemah lembut manja

wanita dijajah pria sejak dulu
dijadikan perhiasan sangkar madu
namun ada kala pria tak berdaya
tekuk lutut di kerling wanita

Entah bagaimana akhir dari cerita perseteruan antara cicak dan buaya ini. Yang jelas, banyak korban sudah berjatuhan, termasuk. menurut hasil riset LSI, persepsi negatif terhadap SBY yang minggu lalu hanya mencapai 53.85%, kini meningkat mencapai 64%, sementara persepsi negatif terhadap DPR mencapai angka 58%. Penyebab utamanya adalah masih berlarutnya isu KPK-Polri-Century.


Mau Pintar Sendiri ?

QBHeadlines.com - Seorang teman mengeluhkan bahwa di organisasinya, semua orang sangat individualis, maunya pintar sendiri dan tidak mau berbagi pengetahuan. Kelihatannya, masing-masing merasa terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu untuk berbagai pengetahuan dan pengalaman, juga beberapa merasa kuatir, yang bersangkutan kurang berharga bagi organisasinya bila orang lain pun menguasai ilmunya.

Di era knowledge based economy dimana knowledge adalah faktor penentu di dalam menghasilkan manfaat ekonomi, kemampuan organisasi untuk bisa menghasilkan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan yang menjawab kebutuhan pelanggannya menjadi kunci suksesnya. Untuk itu penting sekali para pegawai berkolaborasi dalam mengembangkan pengetahuan dan berbagi pengetahuan.

Tak kalah penting membuat organisasi menjadi organisasi pembelajar, dimana secara sadar dikembangkan kolaborasi dan partnership untuk percepatan pembelajaran, mengembangkan berbagai metode, perangkat dan teknik pembelajaran, mengubah pengetahuan individu (tacit knowledge) menjadi pengetahuan organisasi (explicit knowledge), mengembangkan communities of practice, learning by doing, coaching & mentoring, serta mengembangkan infrastruktur organisasi pembelajar, misalnya intranet untuk pertukaran pengalaman belajar baik internal maupun eksternal.

Agar ini bisa berjalan tentunya semua staf perlu dirangsang untuk aktif berpartisipasi dalam organisasi pembelajar ini, baik dalam membagi ilmu maupun dalam menimba ilmu. Rangsangan bisa berupa penghargaan baik yang formal maupun yang informal, juga diadakan forum berlajar berkala, dimana sebuah forum disediakan untuk berbagi dan menimba ilmu. Beberapa kali penulis diundang untuk berbagi pengetahuan dalam forum seperti ini, misalnya di forum Knowledge Cafe di Indosat baru-baru ini.

Salah satu komponen penting dalam membangun organisasi pembelajar ini adalah kemampuan kita dalam mengubah pengetahuan individu (tacit knowledge) menjadi pengetahuan organisasi (explicit knowledge). Tacit knowledge adalah pengetahuan lapangan yang dibangun dari pengalaman dan tindakan langsung, sehingga sangat pragmatis dan situasional. Umumnya pengetahuan ini tanpa disadari dimengerti dan diterapkan meskipun sulit di artikulasikan. Pengetahuan tacit ini di tularkan melalui pembicaraan yang interaktif dan kesempatan tukar pengalaman. Sementara pengetahuan eksplisit dapat secara formal di artikulasi kan dan di dokumentasikan, sehingga dapat dengan mudah di transfer dan disebarkan. Pengetahuan eksplisit bukan merupakan pengalaman langsung.

Di kebanyakan perusahaan, pengetahuan mereka ada pada pegawai-pegawai yang ada di organisasi itu. Pengetahuan itu sering kali sifatnya intuitif, tacit, tidak explicit, dan biasanya tidak cukup detail. Pengetahuan seperti ini seringkali hilang ketika pegawai itu keluar dari perusahaan. Seringkali juga pengetahuan ini ada dalam sudut pandang yang berbeda-beda, belum dalam bentuk pemikiran kolektif terbaik. Pemikiran ini belum menjadi bagian yang integral dari bisnis, dan lebih penting lagi, pengetahuan ini ada dalam organisasi tetapi tidak banyak digunakan.

Proses Konversi Pengetahuan

Menurut teori Nonaka, konversi pengetahuan berjalan melalui 4 cara, yaitu :

  • Externalization (tacit to explicit) adalah proses konversi dari pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit, contohnya percobaan klinis diterjemahkan ke rekomendasi untuk standar praktik klinis.
  • Combination (explicit to explicit) adalah proses memperkaya pengetahuan eksplisit yang ada untuk menghasilkan pengetahuan yang lebih komprehensif, misalnya mengkombinasikan pengetahuan medis dan pengetahuan organisasi menjadi sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan.
  • Internalization (explicit to tacit) adalah proses pembelajaran individual dengan berulang-ulang menjalankan aktivitas penerapan suatu jenis pengetahuan eksplisit.
  • Socialization (tacit to tacit) adalah proses belajar dengan berbagi pengalaman yang menghasilkan pengetahuan tacit sebagai keterampilan profesional bersama. Proses ini bisa juga terjadi melalui observasi pada perilaku orang lain. Misalnya saja coaching, mentoring dan magang, yang menularkan pengetahuan melalui pengamatan, peniruan dan praktik.

Pengetahuan dalam organisasi adalah modal utama yang bila digunakan dengan baik akan menjadi kunci kemenangan kompetitif yang berkelanjutan. Karenanya, organisasi perlu menempuh cara agar pengetahuan organisasi berkembang dan dimanfaatkan untuk menjawab kebutuhan pelanggan sehingga meningkatkan nilai organisasi bagi pemegang sahamnya.

Tiap Detik Bermakna

Kiat-kiat Mencapai Puncak Karir dan Membuat Hidup Lebih Berarti

Rekan-rekan,
Menulis kini menjadi kegiatan yang saya gemari. Alhamdulillah, buku perdana saya berjudul “Tiap Detik Bermakna” kini telah beredar di berbagai toko buku di Indonesia.

Berbagai aspek penunjang sukses di dunia kerja, mulai dari persiapan ketika masih mahasiswa, membangun jejaring, memilih tim pemenang, mengarungi persaingan di dunia kerja dan berbagai topik-topik kepemimpinan di bahas di buku ini dalam bentuk artikel-artikel singkat, praktis dan enak di baca.

Hidup tak hanya tentang bekerja, karenanya buku ini juga membahas cara mengelola keuangan dan berinvestasi agar bisa mencapai kebebasan finansial. Dibahas juga cara mencapai hidup yang seimbang, sesuai nilai-nilai terpenting dalam hidup kita, hingga hidup menjadi lebih bermakna.

Semua orang punya waktu yang sama 24 jam sehari. Bagaimana menggunakan waktu ini menentukan kualitas hidup kita. Buku ini membahas cara-cara mengunakan waktu agar tiap detik lebih bermakna.

Dunia ini penuh dengan peluang, dan kita punya bakat-bakat yang bisa diasah dan dikembangkan. Mereka yang mengasah bakat-bakat nya dan menggunakannya untuk meraih kesempatan, akan mendapatkan manfaat yang luar biasa, baik bagi dirinya maupun bagi orang-orang di sekitarnya.

Buku ini diperkuat dengan ilustrasi kartun karya kartunis Tita Larasati.

Perubahan adalah Peluang Bisnis

Wirausaha yang sukses umumnya tajam melihat peluang usaha. Pada artikel sebelumnya, penulis sudah membahas 3 cara menciptakan peluang bisnis. Kali ini penulis akan membahas menciptakan peluang bisnis dari suatu perubahan.

Kondisi yang stabil biasanya sangat disukai oleh perusahaan mapan. Mereka telah memiliki produk, jasa, dan operasi yang bagus yang cocok untuk kondisi ini. Model bisnisnya pun sudah terbukti berjalan dengan baik, punya pelanggan yang setia dan tim yang berpengalaman.

Memanfaatkan TIK Untuk Pembangunan Ekonomi

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akan semakin penting peranannya dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Meskipun biaya yang dibutuhkan untuk membangun Infrastruktur Nasional TIK besar, tetapi kerugian bila tidak melakukannya akan jauh lebih besar lagi.

Kita perlu menentukan prioritas penerapan TIK agar memberikan hasil yang maksimal. Kita juga perlu membangun kemampuan untuk mengadaptasi, memelihara, melakukan penyesuaian dan mengkonfigurasi ulang solusi TIK yang ada agar menjawab kebutuhan.

Problem terbesar di negara ini adalah masalah korupsi. Praktik korupsi di Indonesia terjadi di berbagai tingkatan, mulai dari urusan kecil yang menyangkut pelayanan masyarakat di tingkat kelurahan, hingga rekayasa penggunaan anggaran di lembaga-lembaga pemerintah. Korupsi terjadi karena ada niat dan ada kesempatan. Governance yang lemah membuka kesempatan korupsi. Itu sebabnya penerapan Good Governance menjadi sangat penting sebagai langkah pencegahan.
Sistem Informasi dapat memainkan peranan yang besar di dalam mendukung good governance melalui transparansi dan partisipasi masyarakat.

Artikel ini terdiri 5 bagian sebagai berikut :

1. Area pemanfaatan TIK
2. Membangun Infrastruktur
3. Menjawab Isu Tata Kelola (Kebijakan)
4. Memformulasikan Strategi TIK
5. Memanfaatkan TIK untuk Pembangunan

Area pemanfaatan TIK



Secara umum pemanfaatan TIK di pemerintahan bisa di bagi dalam empat kategori, yaitu sistem informasi di dalam lembaga pemerintahan, sistem informasi antar lembaga pemerintah untuk memudahkan koordinasi, sistem informasi antara pemerintah dan kalangan bisnis, dan sistem informasi untuk warga masyarakat umum guna meningkatkan layanan masyarakat.

Pemerintah membutuhkan akses pada informasi yang lebih baik dan juga membutuhkan cara agar bisa menyampaikan informasi pada warga usaha dan warga masyarakat yang terkena dampak dari keputusan dan kebijakan yang diambilnya. TIK membuka kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk meningkatkan dialog antara pemerintah dan masyarakat yang di layaninya dan membentuk pemerintahan yang lebih transparan. TIK menawarkan potensi partisipasi masyarakat yang lebih luas.

77% kasus korupsi yang ditangani KPK menyangkut pengadaan. Penerapan e-procurement dapat membantu mencegah terjadinya korupsi karena keperluan kontak langsung antara penyedia barang/jasa dengan panitia pengadaan menjadi kecil, prosesnya menjadi lebih transparan dan mudah di audit. Sebuah studi yang dilakukan oleh KPK terhadap beberapa instansi yang telah menerapkan e-procurement menunjukkan bahwa penerapan e-procurement dapat menghemat anggaran rata-rata 23,5%, menurunkan Harga Penetapan Sendiri (HPS) rata-rata 20% dan menghemat waktu penyelenggaraan pembelian dari rata-rata 36 hari menjadi berkisar pada 20 hari.

TIK dapat digunakan untuk mendukung administrasi organisiasi agar lebih rapi dan hemat biaya. Fasilitas database, dukungan grafis, alat pendukung simulasi dan modeling adalah dukungan integral bagi pengambilan keputusan dalam perencanaan, manajemen dan pembangunan. Di beberapa pemerintah daerah TIK sudah digunakan untuk mendukung Pelayanan Satu Loket. Adanya Pelayanan Satu loket ini, mengurangi kontak langsung antara Masyarakat Pemohon Ijin dengan Petugas Pelayanan. Tujuan dari dilaksanakan Pelayanan Satu Loket ini adalah untuk memberikan layanan masyarakat yang lebih baik dan untuk mengurangi KKN. di Kabupaten Jembrana misalnya, layanan perijinan satu loket ini mencakup 54 jenis layanan perijinan.


Penerapan TIK dapat memperbaiki kualitas kehidupan penduduk. Di bidang kesehatan, TIK mendukung pertukaran informasi yang lebih efisien antar petugas kesehatan sehingga menghemat waktu dan uang. TIK memungkinkan transfer catatan medis pasien antar lokasi dan membantu mempercepat respon staf medis. TIK juga bisa digunakan untuk mendidik para pekerja kesehatan dan pemerintah. Bagi mereka yang bertugas di pedesaan fasilitas ini membuat mereka tidak terisolasi. TIK juga bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. TIK dapat memandirikan mereka yang berkebutuhan khusus seperti kaum tunanetra, tunarungu, dan lain-lain.

TIK juga dapat memfasilitasi akses atas berbagai informasi bagi warga masyarakat. Informasi ini mencakup informasi data-data sosial ekonomi dan berbagai statistik. Di bidang pertanian dan agribisnis data-data ini mencakup data tanah, hidrologi, curah hujan dan informasi lingkungan lainnya. Tidak kalah penting adalah informasi tentang dokumentasi, peraturan-peraturan dan hukum.

Aplikasi TIK menyediakan alat untuk memperbaiki akses pada informasi dan untuk berbagi pengetahuan. Daya saing sektor industri sangat tergantung pada kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), riset dan kemampuan organisasi mereka untuk mentransformasikan hasil risetnya menjadi produk yang bisa dijual. Para periset membutuhan cara yang lebih mudah untuk mendapatkan akses terkini tentang iptek, riset-riset yang pernah dilakukan dan abstrak hasilnya, juga kesempatan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan periset lainnya. Fasilitas jejaring seperti email, multimedia conferencing sangat dibutuhkan oleh para periset.

Di dunia industri TIK umumnya diterapkan untuk perencanaan dan kontrol, otomatisasi pabrik dan manajemen umum. TIK memungkinkan para pabrikan untuk mempercepat keseluruhan proses. Selain otomatisasi proses manufakturing, TIK dapat memfasilitasi pengambilan informasi di setiap tahapan desain dan pemasaran.

Pemilu yang baru lalu ditandai dengan kisruh DPT.Hal ini bisa dihindari apabila kita telah menerapkan identitas tunggal bagi setiap warganegara. Nomor Induk Kependudukan (NIK) bersifat unik atau khas dan tunggal serta melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia dan berlaku seumur hidup. NIK yang tercantum di setiap KTP akan menjadi acuan kepentingan administrasi seperti pembuatan akte, pengurusan kerja dan usaha, paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen indentitas lainnya.

Masyarakat inovatif berbasis pengetahuan sangat ditentukan oleh pendidikan dan adanya basis populasi tenaga ahli Iptek. Tersedianya tenaga ahli yang mempunyai kemampuan untuk memproduksi, memelihara dan menggunakan suatu sistem TIK sangat menentukan. Untuk ini kebijakan yang tepat dibutuhkan.

TIK dapat memfasilitasi transformasi ekonomi dan sosial. Di negara-negara yang lebih maju transformasi ini dibuktikan dengan penerapan pelatihan dan pertukaran pengetahuan dengan memanfaatkan TIK. Jumlah jejaring pengetahuan, konten dan pertukaran informasi meningkat dengan sangat signifikan. Meskipun TIK memungkinkan teknik baru untuk mendapatkan informasi digital, informasi ini akan sedikit gunanya bila tidak ditransformasikan ke pengetahuan yang relevan untuk pembangunan.

Metoda baru dalam menghasilkan dan menyebarkan pengetahuan, dimana pengetahuan itu dihasilkan dalam konteks penggunaannya, akan memberikan pengaruh yang luar biasa bagi negara berkembang. Cara baru ini menciptakan potensi masalah bagi institusi pendidikan dan lembaga riset yang ada. Bila institusi-institusi ini tidak diubah, negara berkembang mempunyai risiko terkunci dalam cara menghasilkan pengetahuan yang semakin tidak relevan bagi kebutuhan spesifik mereka baik secara teknis, ilmiah dan ekonomis. Penulis melihat belum ada komunikasi dan sinergi yang baik antara kalangan akademisi dan pusat-pusat litbang iptek dengan dunia industri dan pengguna akhir. Komunikasi dan sinergi ini perlu dibangun. Demikian juga keberpihakan terhadap produk TIK dalam negeri diharapkan dapat menyertainya.

Beberapa negara di Asia telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang mengagumkan selama sepuluh tahun terakhir. Beberapa faktor penyebabnya adalah liberisasi pasar, orientasi ekspor dan investasi yang tinggi di pendidikan. Yang juga cukup signifikan adalah akumulasi pengetahuan sebagai akibat dari fokus dan promosi industri TIK, yang saat ini sebesar 25 % dari keseluruhan ekpor negara-negara di Asia Tenggara. Di Indonesia, kebutuhan TIK domestik sebagian besar masih dipenuhi oleh produk-produk impor. Produk-produk dalam negeri selain belum banyak, yang ada pun seringkali masih dianggap tidak sebagus produk-produk impor. Diperlukan langkah-langkah percepatan penguasaan teknologi bagi kelompok TIK yang strategis seperti :UKM, pertanian, kesehatan, transportasi, pertahanan dan telekomunikasi. Pada saat yang sama diperlukan kebijakan yang memihak produk-produk dalam negeri, terutama untuk memenuhi kebutuhan di kalangan pemerintah.

Kapasitas untuk belajar di masyarakat dipengaruhi akses ke berbagai informasi digital. TIK bisa melengkapi dan meningkatkan kapasitas belajar. Di ekonomi berbasis pegetahuan, individu, organisasi, dan negara bisa menghasilkan kekayaan and mendapatkan akses kepada kekayaan sebanding dengan kapasitas belajarnya.

Konferensi eletronik, diskusi kelompok kecil dan berselancar di internet mempersiapkan pelajar pada masyarakat pengetahuan masa depan dimana para ilmuwan dan tim korporasi di berbagai belahan dunia akan bekerjasama menjawab berbagai permasalahan. Tantangannya adalah terbatasnya dana untuk mendukung pemanfaatan TIK dalam pendidikan massal. TIK dapat membantu banyak hal di dunia pendidikan. TIK bisa digunakan untuk mengatasi kekurangan guru, juga dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan guru dalam mengajar. Komunikasi elektronik antar guru memungkinkan guru bertukar pengalaman dan materi mengajar. TIK dapat digunakan untuk membuat repositori dari materi pengajaran yang dapat diakses, diedarkan dan diproduksi dengan biaya rendah apabila fasilitasnya memadai. Ironisnya kelompok guru di Indonesia ini sebagian besar belum mempunyai akses TIK, sebuah masalah yang harus segera dicari jalan keluarnya agar kualitas guru dan materi mengajar bisa membaik.

Tantangan yang harus di atasi dalam mebuat strategi TIK adalah membuat sumber daya ini tersedia juga bagi mereka yang tidak mampu, agar merekapun mendapatkan kesempatan untuk belajar seumur hidup. Dalam kaitan dengan hal ini, penulis ingin memberikan penekanan bahwa ada banyak sekali sekolah-sekolah tertinggal yang belum mempunyai akses TIK yang perlu segera mendapat perhatian. Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI) mencoba menjawab tantangan ini dengan menjalin kerja sama dengan bank dan perusahaan minyak untuk memanfaatkan ribuan PC yang sudah tidak digunakan lagi untuk disalurkan ke sekolah-sekolah tertinggal. PC ini dilengkapi dengan perangkat lunak open source dan pelatihan. Untuk melaksanakan program ini AOSI mendapatkan dukungan dari Kementrian Negara Riset dan Teknologi. Program seperti ini harus ditingkatkan kapasitasnya untuk dapat memberikan arti yang signifikan.

Membangun Infrastruktur

Kemampuan kita untuk memanfaatkan TIK, berbagai aplikasi seperti e-government, e-learning, e-commerce dan konten sangat bergantung pada penetrasi akses ke internet di masyarakat. Akses ke internet mencerminkan infrastruktur telekomunikasi dunia yang tidak merata dan sangat berkaitan dengan tingkat pendapatan perkapita nasional. Akan tetapi, beberapa negara melakukan investasi besar-besaran dalam membangun infrastruktur telekomunikasi. Negara-negara di Asia mengalami pertumbuhan pengguna internet yang tertinggi di dunia. Di Indonesia pengguna internet telah mencapai 30 juta orang dengan laju pertumbuhan pelanggan pertahun mencapai 26 % dan pertumbuhan pengguna mencapai 40 %.

Peningkatan jumlah pengguna di Indonesia memang luar biasa, namun demikan peningkatan akses ini belum secara merata menjangkau daerah-daerah di Indonesia. Untuk memperkuat akses, terutama di Indonesia bagian timur, pemerintah telah menggagas pembangunan Palapa Ring. Palapa Ring adalah suatu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 33 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer. Palapa ring merupakan jaringan serat optik pita lebar yang berbentuk cincin yang mengitari tujuh pulau, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua, serta delapan jaringan penghubung dan satu cincin besar yang mengelilingi Indonesia baik lewat dasar laut atau pun lewat daratan. Investasi pembangunan Palapa Ring sepenuhnya berasal dari operator telekomunikasi anggota konsorsium. Namun demikian proyek ini tidak berjalan mulus, selain pembangunannya akan mundur dari jadwal, juga anggota konsorsium yang semula tujuh tinggal tiga yaitu Telkom, Indosat dan Bakrie Telecom. Jumlah investasi pun menyusut, sehingga target jumlah propinsi/kota yang akan tersambung harus dikurangi. Semoga pemerintah melalui depkominfo bekerjasama dengan konsorsium akan berhasil merealisasikan pembangunan palapa ring ini.


Beberapa negara di Asia telah berhasil membangun produk TIK lokal. Korea selatan memproduksi memory chips. Malaysia, Singapura, Taiwan dan Thailand telah menjadi pemasok berbagai produk elektronik, seperti telepon genggam, komputer pribadi, disk drive, dan monitor komputer. Indonesia perlu membangun kapasitas untuk memproduksi TIK. Kapasitas riset yang ada di berbagai lembaga riset pemerintah perlu disinergikan dengan pihak swasta agar bisa membangun industri TIK nasional.

Salah satu proyek mercu suar yang bisa digunakan untuk membangun kemampuan produksi dalam negeri adalah proyek penerapan NIK (Nomor Identitas Tunggal). NIK bersifat unik atau khas dan tunggal serta melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia dan berlaku seumur hidup. NIK yang tercantum di setiap KTP akan menjadi acuan kepentingan administrasi seperti pembuatan akte, pengurusan kerja dan usaha, paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen indentitas lainnya. KTP berbasis NIK yang disebut dengan KTP elektronik akan memuat kode keamanan dan rekaman elektronik ( biodata, pasfoto, sidik jari) sebagai alat verifikasi jati diri dalam pelayanan publik.

Proyek seperti ini diperkirakan akan menelan ratusan milyar rupiah, penulis berharap industri dalam negeri, terutama industri manufaktur elektronika akan dilibatkan dalam sebagian besar pengerjaannya, misalnya dalam desain chip, perancangan sistem operasi, pembuatan kartu, pembuatan mesin pembaca dll. Resiko bisa dikurangi dengan penerapan pilot project untuk membuktikan bahwa produk lokal tersebut memang layak pakai.

Akan kah kita mengambil langkah yang diperlukan di dalam membangun kemampuan industri TIK nasional ?

Menjawab Isu Tata Kelola (Kebijakan)

Kebijakan di bidang TIK sangat berpengaruh pada peluang untuk membangun kemampuan teknologi dan sosial. Masalah kebijakan ini perlu di tangani dengan efektif bila kita ingin mendapatkan manfaat TIK yang maksimal.

Jejaring internet telah memungkinkan kita untuk memasarkan informasi dan perangkat lunak ke seluruh dunia. Pembuat produk informasi sangat aktif untuk memperjuangkan perlindungan hak atas kekayaan intelektual yang sangat kuat. Mereka melobi pemerintah di berbagai negara untuk menerapkan konvensi internasional dalam undang-undang nasionalnya. Kebanyakan produk ini diproduksi di negara maju, meskipun beberapa negara berkembang tertarik untuk meningkatkan perlindungan atas HaKI bagi perusahaan lokalnya, mayoritas produk-produk ini diproduksi oleh negara maju. Pemerintah perlu membangun kerangka kebijakan yang merangsang, mendukung dan memunculkan kapasitas untuk bisa memproduksi teknologi baru dan konten informasi digital agar dapat menumbuhkan TIK sebagai suatu industri dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Negosiasi dalam berbagai forum internasional dan konsorsium swasta telah menghasilkan tekanan baru agar pasar di buka untuk persaingan global dan adanya perlindungan terhadap HaKI bagi penghasil perangkat dan informasi. Risiko yang harus ditanggung oleh negara berkembang seperti Indonesia adalah inisiatif lokal untuk membangun pondasi bagi masyarakat pengetahuan yang inovatif menjadi lebih sulit.

Keseimbangan yang tepat antara membangun lingkungan yang kondusif bagi investasi asing dan meyakinkan bahwa industri TIK lokal bisa berkembang dan manfaat TIK bisa dinikmati oleh semua perlu dicapai. Investasi baru harus menjangkau daerah remote dan yang membutuhkan biaya tinggi, sehingga tanpa bantuan menjadi tidak terjangkau bagi komunitas bisnis lokal untuk membangunnya. Dalam hal ini pelaksanaan pembangunan Palapa Ring dan implementasi USO (Universal Service Obligation) yang akan menyediakan akses telekomunikasi ke desa-desa harus segera dilaksanakan.

Pertimbangan sosial dan budaya sangat penting dalam membahas tantangan dan implikasi akses masyarakat pada internet , penggunaan bisnis e-commerce dan jumlah informasi elektronik yang semakin banyak. Kebijakan penting yang harus ada mencakup perlindungan privasi individu dan keamanan informasi komersial. Undang-undang ITE yang telah sekian lama ditunggu akhirnya selesai sambil menyisakan beberapa pasal karet yang harus disempurnakan, misalnya pasal pencemaran nama baik.


Memformulasikan Strategi TIK

Strategi dan kebijakan TIK akan sangat menentukan apakah peningkatan ketersediaan TIK dan aplikasinya akan membawa perbaikan ekonomi dan sosial atau malah membawa kita pada bentuk lain dari eksklusivitas. Prioritas harus diberikan pada kebijakan, peraturan, pendidikan, pelatihan dan program yang akan meningkatkan kapasitas untuk secara kreatif memproduksi atau menggunakan TIK. Sinergi sumber daya dan kemintraan antar para pemangku kepentingan, termasuk komunitas bisnis perlu didorong. Strategi TIK untuk membangun infrastruktur informasi nasional, termasuk komponen teknologi dan sosialnya tidak bisa sebatas pernyataan tetang tujuan saja, melainkan harus dilengkapi dengan langkah-langkah nyata dan pendanaan yang sesuai.

Mengingat besarnya potensi TIK, pemerintah dan para pemangku kepentingan harus membangun kemampuan untuk memproduksi, mengakses dan menggunakan teknologi. Untuk membangun kemampuan ini, strategi TIK harus cepat tanggap pada tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan melibatkan semua pemangku kepentingan. Pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting, mendukung bentuk baru fasilitasi pasar, memperkenalkan peraturan yang efektif, mendorong dialog antara para pemangku kepentingan dan memberikan layanan publik yang sesuai dengan kondisi lokal.

Infrastruktur informasi nasional akan sangat tergantung pada kekuatan kemampuan R&D perusahaan dan kecenderungan untuk melakukan investasi R&D. Elemen lain yang sama pentingnya adalah kemampuan R&D lembaga pemerintah dan hubungan institusi ini dengan sektor swasta, dan hubungan antara organisasi domestik dengan berbagai organisasi di seluruh dunia. Kegagalan untuk mendefinisikan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan lalu menentukan langkah yang akan dipilih agar bisa menumbuhkan industri TIK nasional dapat membuat kita menjadi sangat tergantung pada impor sehingga kehilangan kesempatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan dari ekspor dan pekerjaan.

Mengambil Manfaat TIK untuk Pembangunan

Dua kondisi akan membantu negara berkembang mengeksploitasi potensi TIK untuk pertumbuhan sosial dan ekonomi. Yang pertama adalah ketersediaan infrastruktur informasi nasional. Yang kedua adalah kemampuan untuk menciptakan dan mendorong lingkungan yang mendukung. Ini artinya membangun aplikasi dan konten untuk memanfaatkan inftrastruktur sesuai dengan kebutuhan lokal. Aplikasi ini misalnya adalah aplikasi kebutuhan harian, aplikasi komunitas, aplikasi pendidikan dan aplikasi produktif.

Untuk membangun kemampuan TIK dan membangun infrastruktur informasi nasional, Indonesia harus memobilisasi dan mengumpulkan ahli-ahli serta lebih cerdik di dalam melakukan investasi. Misalnya saja Free/Open Source Software perlu digalakkan penggunaannya di kalangan pemerintah agar menghemat biaya dan memungkinkan aplikasi yang telah dibuat di salah satu institusi pemerintah dapat digunakan di tempat lain tanpa perlu membangun ulang dan tanpa perlu membayar lisensi, sehingga menghemat biaya dan waktu. Demikian pula suatu framework pengembangan Sistem Informasi perlu dibangun bagi masing-masing institusi pemerintah agar pembangunan aplikasi lebih terencana, tidak tumpang tindih dan interoperability antar berbagai aplikasi dapat terjadi.

TIK dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang sangat besar kepada banyak pihak bila strategi TIK yang tepat diimplementasikan. Pertimbangan utama dalam desain dan implementasi strategi TIK mencakup memproduksi dan memanfaatkan TIK untuk kepentingan sosial dan ekonomi, mengembangkan sumber daya manusia untuk dapat mengimplementasikan strategi secara efektif, mengelola inovasi iptek di bidang TIK demi pengembangan yang berkelanjutan, memperbaiki akses ke jaringan TIK, mempromosikan dan mendanai investasi TIK, menciptakan dan mengakses pengetahuan iptek, dan memonitor dan mempengaruhi aturan internasional.

Catatan :
Dua gambar di artikel ini diambil dari presentasi berjudul " Government Policy on Mobile Content" oleh Cahyana Ahmadjayadi, Direktur Jendral Aplikasi Telematika, Depkominfo.

Tiga Cara Menciptakan Peluang Bisnis

Dalam diskusi yang di gelar KADIN Juli 2009, sejumlah pelaku industri mengaku tidak siap menjalani FTA ASEAN-China. FTA yang di implementasikan sejak 2005 ini berpengaruh sangat signifikan terhadap surplus perdangangan Indonesia. Apalagi dengan akan adanya penurunan atau penghapusan bea masuk menjadi 0% pada tahun 2010.

Jika FTA itu tetap direalisasikan, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Dalam Negeri Benny Soetrisno mengatakan, ada potensi pembengkakan defisit perdagangan lebih dari US$ 7.6 Miliar. Melihat ketidakpastian pengusaha itu, kata Benny, pemerintah semestinya mendesak agar realisasi FTA di 2010 ditunda. Di sisi lain, pemerintah bisa mengamankan kepentingan nasional , dengan memperketat lalu lintas masuk produk melalui standar labelisasi dan sertifikasi BPOM ( Badan Pengawan Obat dan Makanan) serta Standar Nasional Indonesia.

Bersaing melawan produk China memang sulit, apalagi pemerintah China tahu betul bagaimana cara mengamankan kepentingan nasionalnya. Seorang kawan merintis bisnis membuat mesin-mesin sederhana, akan tetapi dalam perhitungannya, ongkos membuat mesin-mesin tersebut ternyata sudah sama dengan harga jual produk buatan China. Jadi dimana peluang kita?

Berdasarkan suatu studi yang saya lupa sumbernya dari mana, hanya 3-4 % wirausaha saja yang produknya benar-benar baru dan inovatif, selebihnya, yaitu 96 % adalah meniru atau memodifikasi dari produk yang sudah ada.

Ada tiga jenis modifikasi yang saya ketahui, yaitu :

Peningkatan dari produk yang sudak ada sekarang, misalnya perbaikan fitur. Beberapa membuat produk yang sama tetapi lebih murah, lebih baik, lebih cepat atau lebih mudah digunakan. Beberapa contoh produk dengan pendekatan peningkatan adalah jam mekanik yang ditingkatkan menjadi jam Quartz, atau modem konvensional yang ditingkatkan menjadi modem ADSL, yang bisa digunakan untuk data dan suara pada saat yang sama dan bisa jauh lebih cepat dibanding modem konvensional.

Ketika memberikan kuliah, saya minta salah satu mahasiswa memberikan contoh peluang dengan pendekatan peningkatan. “Alat berat untuk mengeraskan jalan berukuran lebih kecil”, jawabnya. Saya jadi teringat sebulan yang lalu, ketika QB Architects melakukan pemadatan jalan di properti yang sedang kami kembangkan, kami harus mengganti pagar bangunan di sebelahnya, karena tersenggol alat berat yang rupanya berukuran terlalu besar untuk lahan yang sedang kami kembangkan. Jadi saya katakan pada mahasiswa tersebut bahwa ide dia bagus juga.

Penambahan fitur. Contoh pendekatan penambahan fitur adalah apa yang terjadi di telepon genggam. Dulu telepon genggam hanya bisa untuk teelpon dan SMS saja. Kini kita bisa menikmati telepon genggam yang dilengkapi dengan kamera, radio FM dan MP3 player. Tambahan fitur ini rupanya mendapat sambutan yang baik di pasar. Contoh lain adalah pisau lipat Swiss Army yang melengkapi pisau lipat biasa dengan berbagai alat praktis seperti pembuka botol, obeng, korek kuping, gunting, dan lain-lainl. Pisau lipat Swiss Army ini mencapai sukses luar biasa .

Sebagai salah satu latihan melahirkan ide, saya meminta mereka yang hadir dalam kuliah saya untuk dalam waktu 1 menit menuliskan sebanyak mungkin ide untuk menambahkan fungsi tambahan pada sebuah pena. Salah seorang mahasiswi bisa menuliskan 13 ide fungsi tambahan dalam waktu 1 menit. Ide yang menarik di antaranya adalah pena ber -TipEx, pena beralat garuk, pena sekaligus alat rajut dan masih banyak ide lagi.

Spesialisasi, yaitu produk yang ada difokuskan pada target market tertentu. Contohnya rumah sakit khusus wanita dan anak, atau jasa pencarian eksekutif khusus eksekutif puncak , CEO, CFO, COO.

Berpartner dengan anak muda, saya membuat portal telepon genggam untuk remaja (QB Youth) dimana berbagai produk kreatif digital bisa diperjualbelikan. Suami saya melalui PinPoint Publication-nya telah membuat 18 majalah untuk segmen market yang sangat spesifik, seperti majalah wanita muslim (Noor), majalah bagi kalangan atas (Indonesian Tattler), majalah komputer PC Media, dan masih banyak lagi.

Kita bisa memilih salah satu dari tiga pilihan cara di atas didalam menciptakan peluang bagi bisnis kita, termasuk bila ingin menyaingi produk China. Dari pada pusing membuat produk yang lebih murah dari produk China, cobalah membuat produk yang berbeda, bisa lebih canggih, atau fungsinya lebih lengkap atau lebih fokus memenuhi kebutuhan suatu segmen pasar tertentu dimana kita punya akses yang lebih baik.

Seorang entrepreneur harus bisa menciptakan suasana dimana orang bersemangat untuk menghasilkan ide-ide. Setelah itu, tantangannya adalah menyaring ide-ide itu untuk kemudian memilih peluang terbaik. Ada lima pertanyaan yang perlu kita jawab untuk menentukan apakah ide bisnis kita punya peluang sukses yang cukup tinggi. Kelima pertanyaan itu adalah:

1. Masalah pelanggan apa yang kita pecahkan dengan produk kita ini? Apakah cukup penting sehingga akan membuat pelanggan membeli produk kita?

2. Bagaimana kita akan menjalankan bisnis kita ini? Bagaimana model bisnisnya (produk, distribusi, lokasi, teknologi, layanan, brand)

3. Berapa besar pasarnya? Berapa besar yang bersedia membeli dari kita? Siapa yang akan menjadi pelanggan pertama? Siapa yang akan menjadi pelanggan ke 100?

4. Seberapa mudah orang lain meniru bisnis kita? Dimana keunikan kita ? Apa yang kita tawarkan yang orang lain tidak bisa?

5. Bagaimana kita bisa memenangkan persaingan? Lokasi, brand, HaKI, layanan prima, cita rasa, desain?

Ada banyak peluang bisnis yang bisa kita gali dan kita garap asal kita siap untuk bekerja keras dan punya komitmen dan keteguhan yang tinggi untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk membuatnya berhasil.

Selamat menciptakan peluang bisnis dan meraih sukses.

Salam hangat penuh semangat.

Betti Alisjahbana