tag:blogger.com,1999:blog-46865000885603033972024-03-25T06:57:49.341-07:00Betti Alisjahbana's JournalVisi dan idealisme seseorang dapat dikenal melalui tulisannya. Anda dapat mengenal lebih jauh tentang seorang Betti Alisjahbana melalui blog ini. Tulisan lebih lengkap dapat dilihat di http://leadershipQB.com/Unknownnoreply@blogger.comBlogger123125tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-84169382194324726752011-02-07T07:43:00.003-08:002011-02-07T07:43:08.703-08:00Tiga Tantangan Profesi Teknologi InformasiJumat, 4 Februari 2011, saya diminta memberikan Graduation Speech dalam acara Syukuran dan Pelepasan Wisudawan program Sarjana dan Paska Sarjana Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Tema sambutan saya adalah “Tiga Tantangan Profesi Teknologi Informasi”. Berikut adalah transkrip sambutan saya:<br />
<br />
<strong>Selanjutnya Apa?</strong><br />
<br />
Besok Anda akan memasuki bab baru dalam hidup Anda. Dan kesempatannya sangat luas. Sebagian dari Anda ada yang akan bekerja pada suatu organisasi, sebagian lagi mungkin akan memulai bisnis sendiri. Satu hal yang pasti, Anda telah memilih bidang yang sangat menarik dan strategis. Begitu strategisnya bidang ini, sehingga saya yang dulu kuliah di bidang Arsitektur pun berpindah rel untuk berkarir di bidang Teknologi Informasi. <br />
<br />
Saya baru saja membaca prediksi dari IDC, sebuah lembaga riset yang fokus pada Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). IDC menyatakan bahwa negara-negara di Asia akan menikmati pertumbuhan TIK yang luar biasa, yang dimotori oleh China, India, Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Kesempatan kerja dan berkarir terbuka lebar bagi Anda semua. Bahkan perebutan dan saling bajak tenaga kerja dibidang TIK sangat terasa.<br />
<br />
Tanpa terasa, saya sudah berkecimpung di dunia TIK selama lebih dari 25 tahun. Beberapa pelajaran telah saya petik dan ingin saya bagikan kepada Anda semua. Namun demikian, sebelumnya saya ingin menyampaikan beberapa hal di dunia TIK, dan tantangan saya bagi Anda.<br />
<br />
<strong>TIK dan Karya Anak Bangsa</strong><br />
<br />
TIK berkembang sangat pesat dan sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup kita. Pengguna Internet di Indonesia telah mencapai 45 juta tahun lalu, berdasarkan data dari Kementrian Kominfo, sementara telepon selular pun tumbuh sangat pesat dan saat ini mencapai 180 juta pelanggan atau 80% penduduk Indonesia. <br />
<br />
Di bidang social media, pengguna Facebook di Indonesia mencapai 33 juta, dan menempati peringkat nomor 2 di dunia setelah Amerika. Sementara itu, pengguna Twitter di Indonesia sebanyak 6,24 juta, berdasarkan data pada September 2010.<br />
<br />
Pertanyaan yang harus kita jawab adalah, apakah kita telah memanfaatkan teknologi tersebut untuk hal-hal yang produktif, yang memajukan dan mensejahterakan bangsa kita? Ataukah teknologi itu hanya menjadi sarana hiburan dan menjalin silaturahmi online saja? Lalu, apakah kita hanya bertindak sebagai pengguna saja, atau ikut memproduksi—baik itu perangkat keras, perangkat lunak, serta kontennya?<br />
<br />
Kita sering dibuat sedih karena sementara pertumbuhan makro ekonomi di Indonesia baik, tetapi pertumbuhan tersebut lebih didorong oleh konsumsi saja. Hal ini membuat kita lebih menjadi penikmat keringat orang luar negeri. Akibatnya, penciptaan lapangan kerja di Indonesia masih terbatas dan angka kemiskinan pun masih tinggi. Di bidang TIK pun, hal ini terjadi—produk yang kita nikmati kebanyakan adalah produk impor.<br />
<br />
Kabar baiknya, kini lebih banyak kesempatan bagi kita untuk tidak sekadar menjadi pengguna tetapi juga menjadi pencipta. Di bidang konten misalnya, Fahma Waluya Rosmansyah adalah pembuat aplikasi Nokia Ovi Store yang termuda. Berusia 12 tahun, Fahma berhasil menjuarai APICTA (Asia Pacific ICT Award) untuk kategori Secondary Student Project. Karyanya yang berupa game edukasi kini dipasarkan di seluruh dunia melalui Nokia Ovi Store. Kalau anak berumur 12 tahun saja bisa, masa Anda tidak?<br />
<br />
Jadi, tantangan pertama yang saya berikan kepada Anda para wisudawan adalah untuk bersama-sama membangun kemampuan menjadi produsen TIK. Anda bisa berperan sebagai produsen itu sendiri, maupun sebagai fasilitator bagi tumbuh dan berkembangnya karya-karya anak bangsa.<br />
<br />
Bagaimana cara menjadi fasilitator? Caranya adalah dengan menggunakan produk karya Indonesia bila ada. Jadi, setiap kali akan membeli produk TIK, kita perlu bertanya, apakah sudah ada produk serupa yang merupakan karya anak bangsa? Jika ada, coba kita pertimbangkan untuk menggunakannya. Dan bila tidak ada, itu adalah peluang bagi kita untuk membuatnya.<br />
<br />
Saya yakin kesempatannya banyak. Pada jaman di mana perubahan terjadi dengan sangat cepat seperti sekarang ini, yang dibutuhkan adalah keinginan untuk mencari peluang untuk melakukan inovasi. Selagi Anda masih muda, cobalah hal-hal baru yang berbeda, yang inovatif. <br />
<br />
Itu tadi tantangan pertama. Gunakan produk Indonesia kalau sudah ada. Kalau belum ada, Anda bisa membuatnya.<br />
<br />
<strong>TIK sebagai Katalisator Kemajuan Bangsa</strong><br />
<br />
TIK telah dan akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk meningkatkan produktivitas, kreativitas, serta daya saing individu, organisasi, dan bangsa. Penelitian Bank Dunia atas 120 negaradengan basis data tahun 1980-2006, yang disajikan dalam laporan InfoDev 2009, menunjukkan bahwa penetrasi broadband sebesar 10% di negara sedang berkembang akan meningkatkan GDP sebesar 1,38%.<br />
<br />
Sebagai praktisi TIK, kita wajib mendorong pemanfaatan TIK untuk memecahkan berbagai masalah bangsa. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi bangsa kita adalah maraknya korupsi. Dibutuhkan peran serta berbagai pihak untuk memecahkannya. <br />
<br />
Sistem informasi yang baik dapat mendukung transparansi dan tata kelola yang baik (good governance). Ketika e-government diterapkan dengan baik, bagi masyarakat ini berarti layanan yang lebih mudah diakses. Bagi komunitas bisnis, hal itu akan mengurangi beban pengurusan administrasi dengan memanfaatkan internet. Sementara bagi kantor-kantor pemerintah, itu berarti efisiensi dan efektivitas kerja yang menurunkan biaya, pelaporan yang lebih mudah, dan pengukuran kinerja yang lebih jelas.<br />
<br />
Misalnya saja, 77% kasus korupsi yang ditangani KPK adalah menyangkut pengadaan. Daerah-daerah yang telah berhasil menerapkan e-procurement dapat mencegah korupsi karena adanya peluang kontak langsung antara penyedia jasa dengan petugas pengadaan menjadi lebih kecil. Proses pun menjadi lebih transparan dan lebih mudah diaudit. <br />
<br />
Studi yang dilakukan oleh KPK menunjukan penerapan e-procurement telah menghasilkan penghematan anggaran sebesar 23.5% dan penghematan HPS (Harga Penetapan Sendiri) sebesar 20%. Penghematan waktu pelaksanaan pun terjadi, dari rata-rata 36 hari menjadi 20 hari.<br />
<br />
Jadi tantangan kedua adalah, sebagai praktisi dan calon praktisi TIK, kita semua harus mendorong penerapan TIK untuk meningkatkan transparansi dan tata kelola yang baik. Dengan demikian kita berharap korupsi dapat ditekan. Jadi kita tidak lagi disuguhi tontonan Gayus di televisi setiap hari, tetapi melihat tokoh-tokoh TIK menjadi pejuang antikorupsi melalui penerapan TIK yang baik.<br />
<br />
<strong>Kuasai Softskills</strong><br />
<br />
Sepanjang lebih dari 25 tahun berkecimpung di bidang TIK, saya telah merekrut ratusan praktisi TIK. Dari situ saya menemukan pola bahwa mereka yang sukses adalah mereka yang tidak saja mahir berbicara dengan komputer, tetapi juga mahir berkomunikasi dan berkolaborasi dengan bahasa manusia. Implementasi TIK hanya bisa berhasil bila kita bisa membuatnya dimengerti oleh orang awam. <br />
<br />
Jadi, jangan berusaha untuk terlihat pandai dengan menggunakan bahasa-bahasa yang memusingkan, tetapi kuasailah seni berkomunikasi yang mampu membuat orang tertarik untuk memanfaatkan TIK secara maksimal. Demikian pula perkembangan TIK yang demikian cepat telah membuat kolaborasi antarnegara dan antarorganisasi yang difasilitasi oleh internet dan TIK menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari. <br />
<br />
Perusahaan kini bisa menjalankan operasinya secara terintegrasi di berbagai negara. Misalnya tim TIK ada di India dan Indonesia, pengadaan dilakukan China, call center di Filipina, sementara pusat administrasi pelanggan dilakukan di Malaysia. Tenaga kerja masa kini harus mampu bekerja dalam TEAM dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan kolaborasi antarorganisasi dan antarnegara. Syaratnya, selain hard skills, kita pun perlu menguasai softskills. <br />
<br />
Apa saja yang termasuk softskills? Di antaranya kemampuan untuk berkomunikasi, beradaptasi pada situasi yang berbeda-beda, bernegosiasi, mengatur waktu, memecahkan masalah, bekerja dalam tim dan memimpin suatu tim. Gaya kepemimpinan masa kini adalah gaya kepemimpinan yang memberdayakan, membangun kolaborasi, dan memupuk segenap potensi yang ada. <br />
<br />
Lalu, bagaimana mengasah softskills? Pelajari teorinya lalu praktekan. Niscaya, semakin lama kita akan semakin mahir.<br />
<br />
Itu tadi tiga tantangan saya untuk para wisudawan, yakni: <br />
<ol><li>Bersama-sama membangun kemampuan menjadi produsen TIK,</li>
<li>Menjadikan TIK sebagai katalisator kemajuan bangsa,</li>
<li>Menguasai softskills.</li>
</ol><strong>Lima Ide untuk Mencapai Lebih dalam Hidup</strong><br />
Saya akan menutup sambutan saya dengan menyampaikan lima kiat untuk membuat Anda lebih sukses dalam hidup. Jadi bagi Anda yang tadi belum menyimak, sekarang waktunya untuk menyimak.<br />
<br />
<strong>#1 Ciptakan Mimpi Besarmu</strong><br />
Cita-cita memberikan arah dan momentum dalam hidup. Sukses dalam kehidupan dibangun dari capaian demi capaian menuju suatu cita-cita. Ketika kita dihadapkan pada situasi sulit, cita-cita kitalah yang membuat kita terus bersemangat.<br />
<br />
<strong>#2 5..4..3..2..1 ACTION!</strong><br />
“Banyak orang punya ide yang hebat, tetapi ide itu tidak kunjung dilaksanakan. Padahal ide saja tidak akan membawa kita kemana-mana.” Katanya, kata Motivation berasal dari kata motive dan action. Dengan kata lain motivation hanya ada bila kita punya tujuan (motive) dan ada tindakan. Jadi, bila kita merasa kehilangan motivasi dalam hidup ini, kemungkinan besar kita tidak punya motive dan kurang action.<br />
<br />
Banyak orang memiliki ide, tetapi tidak dilaksanakan hanya karena takut membuat kesalahan. Hal ini sebenarnya bisa diatasi jika kita dapat melihat kesalahan sebagai hal yang positif. Kita belajar ketika kita membuat kesalahan. <br />
<br />
Bukankah kita belajar paling banyak ketika kita membuat kesalahan? Berapa banyak kesalahan dibuat oleh seorang anak ketika mereka pertama belajar merangkak, lalu berjalan, hingga akhirnya berlari? Mereka belajar sambil berbuat dan memperbaiki apa yang salah. Mereka belajar secara alamiah. Tetapi, ketika menjadi dewasa, kita seringkali lupa bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Kesalahan hanya terjadi ketika kita mengambil tindakan. <br />
<br />
Tindakan adalah dasar dari keberhasilan dalam hidup. Jadi sederhananya, pertama kita punya tujuan, lalu ambil tindakan, barulah keberhasilan akan datang. Ingatlah, “a journey of a thousand miles begin with a simple step”. What will your first step be?<br />
<br />
<strong>#3 Semuanya Tergantung Saya, Bukan Orang Lain: If it is to be, it’s up to me</strong><br />
<br />
Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi dalam hidup adalah berani menerima kenyataan bahwa kita bertanggung jawab atas apa yang kita alami dalam hidup kita.<br />
<br />
Kita punya kecenderungan untuk menyalahkan semua orang kecuali diri kita sendiri dari waktu ke waktu. Kenyataannya, dengan menyalahkan orang lain, kita sebetulnya telah menyerahkan kontrol terhadap hidup kita dan menghilangkan kesempatan untuk belajar dari kesalahan yang kita buat. Saat di mana kita berhenti mencari-cari kesalahan orang lain atas kesalahan yang kita buat, adalah saat di mana kita mulai menemukan kekuatan untuk berprestasi.<br />
<strong>#4 Ciptakan Peluang Kita</strong><br />
Peluang tidak datang begitu saja, peluang kita ciptakan. Kita tidak begitu saja bertemu dengan peluang, melainkan kita mempersiapkan diri kita dengan pertama-tama membuka wawasan bagi munculnya ide baru dan masukan-masukan. Semuanya berawal dari keputusan untuk ingin membawa hal baru dalam hidup kita.<br />
<br />
Belajarlah untuk bertanya. Apa yang saya ingin lakukan dalam hidup saya? Apa yang saya bisa lakukan untuk mengubah hidup saya? Atau, di mana saya bisa mendapat informasi yang akan membantu saya untuk mencapai tujuan saya dengan lebih cepat? Belajarlah untuk menentukan tujuan dan mengambil tindakan. Karena tindakanlah yang akan mempersiapkan diri kita untuk bisa mengenali dan memanfaatkan peluang-peluang dalam hidup kita.<br />
<br />
Ada banyak peluang di sekitar kita. Bila kita mencarinya, kita akan menemukannya. Ingatlah bahwa peluang jarang mengetuk pintu. Kitalah yang harus mengetuk pintu peluang, bila kita ingin masuk ke dalamnya.<br />
<strong><br />
#5 Investasi Pada Diri Sendiri</strong><br />
<br />
Kita tidak perlu kaya dulu untuk menjadi seorang investor. Tetapi sebaliknya, kita harus menjadi investor bila kita ingin kaya. Dan ingatlah bahwa dari semua investasi yang bisa kita buat, investasi pada diri sendiri adalah investasi yang akan memberikan hasil yang terbesar dan paling penting yang bisa kita harapkan.<br />
<br />
Inti dari berinvestasi pada diri sendiri adalah secara sadar mengontrol hidup kita dan memutuskan untuk mengalokasikan sebagian dari sumber daya yang terbatas yang kita miliki untuk pengembangan diri. Suatu pengembangan keterampilan dari dalam keluar. Keterampilan hidup yang akan mempengaruhi semangat, sikap, kebiasaan, dan tingkah laku—yang pada akhirnya akan membuat membentuk nasib kita.<br />
<br />
Berinvestasi pada diri sendiri berarti bukan hanya belajar ,tetapi juga melatih ketrampilan-keterampilan baru. Itu berarti mengalokasikan sebagian waktu kita, uang kita, dan energi kita. Itu berarti berkorban sekarang untuk sesuatu yang penting di masa depan.<br />
<br />
<strong>Kesimpulan</strong><br />
<br />
Itu tadi adalah lima kiat agar kita bisa mencapai lebih banyak dan lebih baik dalam hidup kita:<br />
<ul><li>Ciptakan mimpimu</li>
<li>5..4..3..2..1 ACTION</li>
<li>Semuanya terserah kita</li>
<li>Ciptakan kesempatan</li>
<li>Investasi pada diri sendiri</li>
</ul>Sekali lagi, selamat atas wisuda ini dan selamat atas semua yang telah Anda capai. Saya berdoa agar Anda mencapai yang terbaik di tahun-tahun mendatang. Anda telah dibekali pendidikan terbaik dari salah satu perguruan tinggi terbaik di negeri ini. Dan saya berharap, Anda akan membawa nama harum UI dan Indonesia di kancah dunia.<br />
<br />
Salam hangat penuh semangat<br />
Betti Alisjahbana<br />
<span class="article_separator"> </span> <h4><br />
</h4>Unknownnoreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-14703718130309623872011-02-07T07:41:00.000-08:002011-02-07T07:41:05.099-08:00Karakter Terpenting Seorang PemimpinTahun 2010 sebentar lagi berlalu dan tahun 2011 sudah di ambang pintu. Meskipun tahun 2014 masih tiga tahun lagi, tetapi rupanya gerakan-gerakan persiapan Pemilu sudah mulai terasa. Kekuasaan memang sangat menggiurkan.<br />
<br />
Dalam upaya memahami aspirasi pembacanya, QB Leadership Center melakukan polling online di LeadershipQB.com. Dua pertanyaan kami ajukan, yaitu:<br />
<br />
1. Siapa pemimpin negara terbaik pilihan Anda?<br />
2. Karakter pemimpin yang terpenting bagi Anda adalah?<br />
<br />
Seratus satu respons kami terima untuk pertanyaan pertama, dan 40.6% memilih Soekarno sebagai pemimpin negara terbaik. B. J. Habibie yang menjadi Presiden Republik Indonesia dalam waktu yang sangat singkat menduduki urutan kedua dengan raihan suara 20.8%. Posisi ketiga dan keempat diduduki oleh Susilo Bambang Yudhoyono dengan 13.9% suara, dan Soeharto dengan 12.9% suara. Di kelompok paling bawah adalah Megawati dengan 1% suara dan Abdurrahman Wahid dengan 8.9% suara.<br />
<br />
Pertanyaan kedua, tentang karakter terpenting seorang pemimpin, mendapatkan 91 respons. Tiga karakter pemimpin yang terpenting berdasarkan respons yang masuk adalah:<br />
<br />
1. Jujur dan bersih dari korupsi, serta membangun sistem yang mencegah korupsi.<br />
2. Punya integritas, tegas, dan berani mengambil sikap.<br />
3. Visoner: Punya visi jangka panjang dan mengambil langkah untuk merealisasikannya.<br />
<br />
Saya tidak heran bahwa responden menempatkan “Jujur dan bersih dari korupsi, serta membangun sistem yang mencegah korupsi” di urutan teratas. Praktik korupsi di Indonesia memang sangat parah dan terjadi di berbagai tingkatan—mulai dari urusan kecil yang menyangkut pelayanan masyarakat di tingkat kelurahan, hingga rekayasa penggunaan anggaran di lembaga-lembaga pemerintahan. <br />
<br />
Praktik korupsi sedemikian parahnya, hingga kita masuk peringkat ke-110 dalam indeks persepsi korupsi dari 200 negara di dunia berdasarkan data dari lembaga Transparency International Indonesia (TII). <br />
<br />
Dalam survei yang dilakukan TII di berbagai kota terhadap 9.327 responden, disimpulkan bahwa suap biasanya dilakukan dalam mempercepat izin usaha, mempercepat instalasi utilitas publik, keringanan pembayaran pajak daerah, mendapatkan kontrak publik, mendapat keputusan menguntungkan dalam selisih usaha, dan mempengaruhi pembuatan kebijakan. <br />
<br />
Dalam ajang Pemilu dan Pilkada pun, praktik politik uang begitu sering terjadi. Indonesia Corruption Watch (ICW) menyatakan, berdasarkan hasil pemantauan selama tahun 2010, pelaksanaan pemilihan kepala daerah dinilai koruptif. <br />
<br />
“Hal ini terlihat dari adanya politik uang, pembagian sembako, pupuk, jilbab, tabung gas, dan lainnya dalam pelaksanaan Pilkada 2010, sehingga memengaruhi pemilih,” kata peneliti ICW, Apung Widadi, Senin (20/12) lalu.<br />
<br />
Apung menyebutkan, selama pelaksanaan Pilkada 2010 di 244 daerah, terdapat sebanyak 1.053 kasus pembagian uang secara langsung, pembagian sembako sebanyak 326 kasus, pembagian tabung gas sebanyak 47 kasus, pembagian kerudung sebanyak 39 kasus, dan pembagian pupuk sebanyak 39 kasus yang dilakukan oleh tim pemenangan pasangan calon Pilkada.<br />
<br />
Dalam banyak kasus, korupsi di Indonesia bukan hanya didorong oleh motif pribadi pelakunya, tetapi juga karena terpaksa harus beradaptasi pada lingkungan atau sistem yang korup. Lambat laun, mereka yang hidup dalam lingkungan yang korup ini menjadi sulit untuk membedakan mana tindakan yang korupsi dan mana yang tidak, karena hal-hal yang sebetulnya korupsi sudah menjadi sesuatu yang wajar dilakukan oleh semua orang. Apalagi bila ditambah dengan kenyataan bahwa sebagian dari pegawai negeri tidak bisa mencukupi biaya hidupnya dengan hanya mengandalkan gaji saja.<br />
<br />
Rendahnya tingkat kesejahteraan pegawai pemerintah, sikap permisif dan kompromis, lemahnya perangkat hukum, hingga lemahnya komitmen para penegak hukum, menjadi faktor dominan mengapa korupsi tumbuh subur di masyarakat. <br />
<br />
Praktik-praktik korupsi ini menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang sangat luas. Proses pembangunan tidak berjalan dengan semestinya karena uang yang seharusnya untuk kesejahteraan masyarakat malah masuk ke kantong-kantong pribadi. Apalagi di saat negara tengah menghadapi persoalan berat, seperti pengangguran, kemiskinan, dan berbagai bencana alam. Praktik korupsi dipastikan akan semakin menambah beban negara dan rakyat.<br />
<br />
Tiga karakter yang dipilih oleh para responden polling LeadershipQB.com memang adalah karakter yang sangat penting yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin untuk berhasil. Dan saya pun yakin, bahwa di antara ratusan juta penduduk Indonesia tentunya ada pemimpin-pemimpin yang memiliki ketiga karakter tersebut. Apalagi, sebagai Ketua Dewan Juri Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA), saya menyaksikan sendiri, dalam empat kali penyelenggaraannya, BHACA berhasil menemukan pemimpin-pemimpin yang tidak saja bersih dari korupsi, tetapi juga melakukan langkah-langkah nyata untuk membangun lingkungan di mana korupsi bisa ditekan. Sebut saja pemenang BHACA 2010, Walikota Solo Joko Widodo dan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto yang telah berhasil membuat kota yang mereka pimpin masuk dalam daftar lima kota paling bersih di Indonesia.<br />
<br />
Kendati demikian, ada pertanyaan yang sering kali merisaukan saya. Dengan sistem pemilihan yang kita miliki sekarang, dan dengan dinamika dan sepak terjang partai-partai politik yang ada kini, akankah pemimpin-pemimpin yang akan maju dan nantinya terpilih memiliki ketiga karakter terpenting di atas?<br />
<br />
Semoga pada 2014 nanti, sistem demokrasi kita sudah semakin matang sehingga tidak memberikan ruang bagi terjadinya politik uang. Semoga, para pemimpin yang maju bertarung dalam ajang pemilihan pemimpin Indonesia di tahun 2014 adalah orang-orang yang memiliki karakter terpuji yang sangat dibutuhkan untuk memimpin Indonesia. Dan, semoga rakyat Indonesia pun menjadi lebih dewasa dalam memanfaatkan hak pilihnya untuk memilih pemimpin terbaik yang mampu membawa Indonesia keluar dari rimba korupsi dan mampu membangun Indonesia menuju masyarakat bersih dan sejahtera.<br />
<br />
Salam hangat penuh semangat<br />
Betti Alisjahbana<br />
28 Deseber 2010Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-78999050107692831042010-11-18T19:54:00.001-08:002010-11-18T19:54:40.316-08:00Pemimpin, Komunikasi dan HarapanKepemimpinan secara sederhana didefinisikan sebagai seseorang mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Sementara komunikasi adalah instrumen yang sangat penting dalam kepemimpinan. Suatu kepemimpinan bisa sukses atau gagal karena komunikasi. Ada tiga hal yang penting dalam berkomunikasi, yakni konsistensi, kejelasan, dan kesopanan.<br />
<ul><li><strong>Konsistensi.</strong> Tim akan frustasi jika kata-kata pemimpinnya tidak bisa dipegang. Demikian pula bila tidak ada kesesuaian antara perbuatan dan tindakan.</li>
<li><strong>Kejelasan.</strong> Tim tidak bisa melaksanakan rencana bila tidak mengerti apa yang diinginkan oleh pemimpinnya. Tidak ada gunanya mencoba membuat tim kagum akan intelektualitas kita dengan mengunakan istilah-istilah yang rumit.</li>
<li><strong>Kesopanan.</strong> Setiap orang ingin diperlakukan dengan sopan dan hormat, siapapun mereka.</li>
</ul><strong>Komunikasi Ala Obama</strong><br />
Hadir di kuliah umum Obama minggu lalu, saya semakin disadarkan betapa kepiawaian berkomunikasi memainkan peranan yang sangat penting dalam kepemimpinan. Berbicara di depan sekitar 7.500 hadirin, Obama menyampaikan pesannya dengan sangat menggugah.<br />
<br />
Obama—yang memilih topik tentang pembangunan, demokrasi, dan kerukunan beragama—membuka pidatonya dengan nostalgia masa kecilnya di Indonesia. Ia bercerita bahwa tinggal di negeri yang sangat beragam seperti Indonesia, dengan ribuan pulau, ratusan bahasa dan etnis, serta sejumlah agama, membantunya menjadi lebih humanis. Dua kali ia menekankan, asas Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, menjadi contoh bagi dunia dan membuat Indonesia akan memainkan peranan penting pada abad ke-21.<br />
<br />
Tentang demokrasi, Obama menyampaikan kekaguman dunia melihat Indonesia yang berhasil melakukan peralihan kepemimpinan dengan damai, dan menerapkan sistem demokrasi di mana rakyat memilih langsung para pemimpinnya. Obama pun menyampaikan, “Ketika kita banyak mendengar bahwa demokrasi menghalangi kemajuan ekonomi, apa yang dicapai oleh India dan Indonesia menunjukkan bahwa demokrasi dan pembangunan ekonomi saling memperkuat. <br />
<br />
“Seperti negara demokrasi lainnya, ada masalah-masalah yang timbul sepanjang jalan. Amerika pun demikian. Indonesia mengalami pasang surut dalam menjalankan demokrasi. Perjalanan itu sangat berharga. Dibutuhkan insitusi yang kuat untuk mengawasi konsentrasi kekuatan, dibutuhkan pasar yang terbuka yang memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk sukses, dibutuhkan kebebasan pers dan sistem hukum yang independen untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan untuk mendorong akuntabilitas. Dibutuhkan masyarakat yang terbuka dan warga yang aktif untuk menolak ketimpangan dan ketidakadilan. Kekuatan-kekuatan ini yang akan membuat Indonesia sukses di masa depan.”<br />
<br />
Tentang agama, Obama menyampaikan bahwa Indonesia adalah tempat di mana masyarakat mengagungkan Tuhan dengan cara yang beragam. Ia lalu bercerita tentang kunjungannya ke Masjid Istiqlal, tempat beribadah ribuan kaum muslim yang dirancang oleh arsitek beragama kristen yang menggambarkan <em>spirit</em> Indonesia yang inklusif, yakni Pancasila. <br />
<br />
Islam tumbuh berkembang di Indonesia, demikian juga agama-agama lainnya. Obama lalu bercerita tentang ketegangan antara Amerika dan komunitas Islam serta upaya-upayanya untuk memperbaiki hubungan ini, yang dikatakannya tidak mudah dan penuh tantangan. Namun, Amerika akan terus berusaha untuk mewujudkan perdamaian dan toleransi antaragama.<br />
<strong><br />
Inspirasi Obama</strong><br />
<br />
Hanya 30 menit Obama berbicara, tetapi begitu dalam maknanya. Yang istimewa dari Obama adalah kemampuannya menggugah semangat. Dia menggambarkan tantangan-tantangan yang ada, mengakui secara jujur dan terbuka situasinya, termasuk apa yang salah sebelumnya. Namun dia juga mengingatkan, termasuk memberikan alasan yang kuat kenapa kita pantas optimis terhadap masa depan. Misalnya, saat membahas tantangan-tantangan yang dihadapi Amerika dalam memperbaiki dan membangun kembali hubungannya dengan masyarakat Islam yang sempat rusak, Obama mengakui kesalahan pendekatan pada masa lalu. Ia pun menunjukkan apa yang sudah dia lakukan dan apa yang akan terus dilakukannya.<br />
<br />
Obama membuat rakyat Indonesia merasa bangga bahwa negara kita dibangun dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila yang sangat modern dan berpandangan jauh ke depan. Kita pun dibuat besar hati bahwa, meskipun kita melihat masih banyak masalah dalam penerapan demokrasi di Indonesia, tetapi sebenarnya banyak kemajuan yang telah dicapai yang membuat Indonesia berdiri lebih kokoh menyongsong masa depan.<br />
<br />
Meskipun demikian, kita sadar betapa keberagaman dan toleransi yang dipuji oleh Obama akhir-akhir ini terancam. Muncul kelompok-kelompok agama yang semakin militan. Penghancuran rumah ibadah, penganiayaan penganut aliran keagamaan, dan perusakan tempat hiburan begitu sering terjadi. Di Yogyakarta, hanya sehari sebelum Obama datang, sekelompok orang tega mengusir pengungsi Merapi dari tempat penampungan di sebuah gereja. Alasannya sungguh aneh: gereja bisa digunakan untuk mengkristenkan para pengungsi.<br />
<br />
Alangkah indahnya bila Presiden kita pun mengakui secara jujur dan terbuka tentang masalah-masalah yang kita hadapi saat ini, serta menyampaikan niatnya yang kuat untuk mengatasi radikalisme, mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dalam upaya mengatasi radikalisme tersebut, dan mengambil langkah-langkah nyata dan konsisten betapapun sulitnya. Karena hanya dengan mengakui masalah yang ada dan mengambil langkah-langkah yang konsisten, kita bisa mengatasi masalah radikalisme itu dan menguatkan prinsip Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dan demokrasi yang menjadi pondasi kokohnya negara kita. <br />
<br />
Semoga inspirasi Obama membuat kita semakin sadar betapa berharganya Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dan demokrasi; serta membuat kita bersatu untuk melindungi ketiganya dari usaha-usaha sekelompok orang yang ingin menodainya. <br />
<br />
Kita semua bisa belajar dari Obama mengenai komunikasi yang jernih, jujur, dan menggugah semangat persatuan di dalam memecahkan masalah-masalah yang ada dan menanamkan optimisme akan masa depan yang cerah.<br />
<br />
Salam hangat penuh semangat<br />
Betti AlisjahbanaUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-15166047821265317282010-11-11T01:27:00.000-08:002010-11-11T01:27:31.644-08:00Memimpin untuk Dilayani, Atau Melayani untuk Memimpin ?Banyak orang mengasosiasikan kepemimpinan dengan kekuasaan. Mereka berlomba-lomba untuk mencapai puncak kepemimpinan agar bisa mendapatkan kekuasaan. Lalu, kekuasaan dan wewenang itulah yang dijadikan alat untuk memimpin, untuk mencapai tujuan-tujuan kepemimpinannya. <br />
<br />
Pemimpin-pemimpin terbaik justru bekerja dengan melayani. Sebagai pemimpin, mereka melihat perannya adalah melayani timnya, agar potensi-potensi terbaik dari timnya ini dapat dimunculkan. Mereka meng-<em>coach</em>, membimbing, mementori, dan memberikan dorongan. Itulah sejatinya yang dilakukan seorang pemimpin: melayani.<br />
<br />
Bulan lalu, sebagai ketua Dewan Juri Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA), saya mendapat kehormatan untuk menghayati apa arti kepemimpinan yang sejati. Dua pemenang BHACA 2010 adalah Walikota Solo, Joko Widodo, dan Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto. Keduanya sungguh merupakan contoh ideal pemimpin yang sukses karena melayani rakyat yang dipimpinnya.<br />
<br />
<strong>Mendengarkan Sambil Mentraktir Makan Ala Jokowi</strong><br />
<br />
Sementara di banyak tempat kekerasan menjadi alat yang diandalkan untuk memaksakan relokasi PKL (pedagang kaki lima), di Solo Jokowi menggunakan cara yang jauh berbeda. Para pedagang ini dia ajak berdialog sambil makan. Ketika kenyang, seseorang akan lebih mudah diajak berbicara, dalihnya.<br />
<br />
Para PKL ini diyakinkan bahwa relokasi adalah jalan yang jauh lebih baik. Kepada mereka diberikan kios di tempat yang baru, SIUP, dan TDP gratis agar mereka dapat menjadi pedagang formal yang bisa memimjam uang dari Bank. Tidak jarang dialog sambil makan itu harus dilakukan berkali-kali oleh Jokowi, sebelum mereka akhirnya berhasil diyakinkan. Jokowi mendengarkan keluh kesah mereka dan mencarikan jalan keluar bagi mereka. Alhasil, ribuan PKL itu dengan suka rela bersedia direlokasi.<br />
<br />
Sebagai akibatnya, Solo pun menjadi kota yang tertata apik, dengan jalur hijau dan jalur pejalan kaki yang nyaman. Bukan hanya itu, Pendapatan Asli Daerah Solo yang didapatkan dari pasar juga mencapai Rp19,2 miliar, lebih tinggi ketimbang pendapatan yang berasal dari hotel sebesar Rp7 miliar, parkir Rp1,8 miliar, atau papan reklame Rp4 miliar.<br />
<br />
Selama 40 tahun periode sebelum Jokowi memimpin, tak satu pasar pun dibangun di Solo. Dalam 5 tahun kepemimpinannya, ada 15 pasar dibangunnya. Daerah-daerah lain mengeluhkan anggaran yang tidak mencukupi. Namun, Jokowi punya pendekatan yang berbeda dalam menyiasati anggaran ini.<br />
<br />
Sebelumnya, anggaran yang terbatas disebarkan merata sehingga masing-masing daerah mendapatkan porsi anggaran yang kecil, sehingga hasilnya menjadi serba tanggung. Jokowi lalu memilih fokus kepada satu bidang saja setiap tahun, namun konsepnya dibuat secara matang, dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, serta diawasi dengan betul sehingga hasilnya menjadi signifikan, bagus, dan tidak ada kebocoran. <br />
<br />
Tahun berikutnya, ia memfokuskan anggaran untuk bidang yang lainnya. Semua dilaksanakan dengan kualitas yang baik, sehingga penggunaan anggarannya menjadi sangat efisien. Banyak yang berhasil dicapai oleh Jokowi. Selain 15 pasar yang berhasil dibangunnya, pembangunan taman kota, trotoar bagi pejalan kaki, perbaikan administrasi pelayanan, pengembangan <em>green belt</em> di tepi sungai Bengawan Solo sepanjang 7 kilometer pun telah membuat Solo menjadi kota yang nyaman dihuni.<br />
<br />
<strong>Melayani Ala Herry Zudianto</strong><br />
<br />
Herry yang berlatar belakang <em>entrepreneur </em>sudah biasa melayani pelanggan. Saat menjadi walikota, paradigmanya pun tetap sama: melayani. Kepada jajaran Pemkot Yogya, dia menanamkan sikap “<em>saiyeg sak eko kapti</em>” (bersatu dalam cita), “<em>saiyeg sak eko proyo</em>” (bersatu dalam karya) dalam melakukan reformasi birokrasi dan mewujudkan pemerintah sebagai pelayan masyarakat.<br />
<br />
Dalam kepemimpinannya, Herry berhasil mengembangkan berbagai inovasi layanan publik, khususnya di sektor investasi, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan lingkungan hidup. Dinas perijinan satu pintu dibangunnya untuk memangkas proses perijinan yang berbelit-belit.<br />
<br />
Semangat untuk mendengarkan dan melibatkan masyarakat diwujudkannya dalam pembuatan APBD yang transparan dan partisipatif. Saluran untuk menyampaikan masukan pun dibuat melalui mekanisme komplain elektronik yang dikenal sebagai UPIK (Unit Pelayanan Informasi keluhan).<br />
<br />
Pendekatan yang memberdayakan, yang dilakukan oleh Herry, telah membuat masyarakat Yogya sangat terlibat dalam memecahkan berbagai masalah publik—sesuatu yang sangat disyukuri oleh Herry. Terbukti, indeks persepsi korupsi dan indeks good governance Kota Yogyakarta sangat bagus, yakni peringkat pertama untuk indeks persepsi korupsi pada tahun 2008.<br />
<br />
Banyak pemimpin pemerintah maupun swasta mencapai tujuannya dengan menggunakan kekuasaan dan wewenang yang dia miliki. Namun, pemimpin yang paling efektif adalah ketika mereka dapat mempengarui orang lain dengan cara yang menyentuh hati dan merebut respek, karena mereka mau mendengar, menghayati, dan mencari jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh orang-orang yang dipimpinnya.<br />
<br />
Kalau Jokowi dan Herry bisa, tentu kita pun bisa menjadi pemimpin yang melayani.<br />
<br />
Salam hangat penuh semangat<br />
Betti AlisjahbanaUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-35748967635852953252010-11-09T01:12:00.000-08:002010-11-09T01:12:03.709-08:00Entrepreneurial Leadership, Andalan Sukses di Era Perubahan<span style="font-family: Arial,sans-serif;">Ketika perubahan terjadi semakin cepat dan persaingan semakin dahsyat seperti saat ini, kepemimpinan yang bersifat entrepreneurial, tidak sekadar managerial, sangat dibutuhkan.</span> <br />
<div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Kepemimpinan entrepreneurial mempunyai ciri-ciri:</span></div><ul><li style="text-align: left;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Tidak menunggu atau menyerahkan nasib kepada orang lain, melainkan mengambil inisiatif dan menganggap dirinya memiliki peran kunci dalam organisasi. Dia membangkitkan energi timnya.</span></li>
</ul><ul><li> <div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Menunjukkan kreativitas yang entrepreneurial, selalu mencari peluang-peluang baru dan merealisasikannya.</span></div></li>
<li> <div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Berani mengambil risiko, mencoba hal-hal baru, memberikan arahan strategis, dan menginspirasi timnya.</span></div></li>
<li> <div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Bertanggung jawab atas kegagalan dari timnya, belajar dari kegagalan tersebut, dan menggunakannya untuk mencapai tujuan organisasi yang menguntungkan semua pemangku kepentingan.</span></div></li>
</ul><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Di era perubahan yang cepat, para manajer dituntut untuk lebih entrepreneurial. Kepemimpinan adalah kekuatan utama yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan yang berhasil. Pemimpin harus memberdayakan pegawainya untuk merealisasikan visi. Mereka menjalankan misinya dengan menginspirasi dan membangun kemampuan melalui berbagai sinergi dengan mitra usaha.</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Kita sering kali melihat perusahaan yang dibangun dengan semangat entrepreneurial, ketika menjadi besar malah menjadi birokratis dan lamban, sehingga pada titik tertentu kehilangan daya saingnya dan terpuruk.</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Karenanya, menjadi menarik untuk mempelajari bagaimana Chairul Tanjung berhasil membangun kerajaan bisnisnya selama 30 tahun dari bisnis informal sampai menjadi bisnis besar dan melaju menjadi grup bisnis yang beragam; keuangan, media, retail, life style, hiburan, serta bisnis berbasis sumber daya alam. Kerajaan bisnisnya kini telah memperkerjakan lebih dari 60.000 pegawai.</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><strong>Perjalanan Bisnis CT</strong></span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Kiprah Chairul Tanjung (CT) sebagai pengusaha dimulai pada tahun 1981, ketika dia masih menjadi mahasiswa kedokteran gigi di Universitas Indonesia. Lahir dari keluarga yang tidak berada memaksa CT untuk membiayai kuliahnya dengan berdagang di kampus—mulai dari menyediakan jasa foto copy, mensuplai perlengkapan kedokteran gigi, sampai melakoni usaha jual beli mobil bekas.</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Tahun 1987—1996, CT memasuki bidang manufacturing sandal/sepatu dan atap baja. Pada periode ini pula, dia mulai mendirikan Para Multi Finance. Dengan pegawai mencapai 500 orang, kini CT mulai merekrut pemimpin-pemimpin berpengalaman untuk duduk di manajemen puncak. Bila sebelumnya CT mengerjakan langsung berbagai pekerjaan, kini perannya lebih kepada memberikan arahan bagi para manajemen puncak tersebut.</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Sejak 1996, perusahaannya tumbuh menjadi perusahaan besar. Merasa sulit bersaing dengan China di bidang manufacturing, CT mengalihkan fokusnya pada jasa keuangan, yakni melalui Bank Mega dan Para Multifinance. Ketika banyak perusahaan mengalami kesulitan di masa krisis keuangan tahun 1998, Bank Mega dan Para Multifinance yang telah menerapkan tata kelola yang baik pada waktu itu, justru melebarkan sayapnya. Dengan pegawai mendekati 5000 orang pada akhir tahun 2000, peran CT menjadi lebih banyak dalam hal coaching, delegating, dan membangun tata kelola perusahaan. Proses membangun kepemimpinan dari dalam pun dia lakukan.</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Pada tahun 2000 sampai sekarang adalah periode di mana CT Group telah tumbuh menjadi konglomerasi bisnis dengan fokus konsumer. TransTV, Trans|7, Metro Department Store, Carrefour, dan CT Agro adalah bisnis-bisnis besar yang berhasil dia bangun dan akuisisi dalam periode ini. Dengan jumlah pegawai lebih dari 60.000 orang, kini peran CT lebih pada membangun visi, nilai-nilai, dan tata kelola perusahaan. Ia tidak lagi terlibat dalam hal operasional perusahaan.</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"><strong>Pelajaran yang Bisa Dipetik</strong></span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Ketika banyak perusahaan besar dan pemimpinnya menjadi birokratis dan lamban, CT Group tidak demikian. CT berhasil melakukan transformasi gaya dan pendekatan kemimpinan—mulai dari mengerjakan sendiri, lalu memberikan pengarahan, kemudian melakukan coaching, delegating, dan membangun tata kelola perusahaan. Setelah mencapai posisi puncak, kini fokusnya ada pada visi, nilai-nilai, dan governance. CT juga berhasil merekrut dan menarik pemimpin-pemimpin terbaik di berbagai bidang untuk bergabung dengan perusahaannya. Mereka juga mengembangkan kepemimpinan dari dalam. </span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;"> </span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Kepemimpinan entrepreneurial sangat menonjol dan terlihat dari peralihan fokus bisnis CT yang sejalan dengan peluang-peluang yang dilihatnya. Dimulai dari sekadar berdagang, lalu merambah bidang manufacturing, layanan keuangan, hingga kini fokus di bidang konsumer. CT sunguh jeli melihat peluang dan piawai dalam merealisasikan peluang tersebut. Perjalanan bisnisnya menggambarkan kegigihan dan keuletannya sebagai pengusaha.</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Hal-hal menarik yang terungkap dari diskusi dengan CT di antaranya adalah sikapnya yang sangat positif dalam menghadapi kegagalan. Baginya, kegagalan adalah teman yang menemaninya dan menghantarnya pada keberhasilan. </span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">CT juga selalu menekankan pentingnya inovasi. Ia selalu ingin membuat bisnis yang belum terpikirkan oleh orang lain, sehingga tidak menjadi korban perang harga. Dia pun sangat optimis dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia 10 tahun ke depan. Baginya, peluang bisnis di Indonesia sangat besar dan tumbuh cepat. Karena itu pula, untuk sementara ini CT memilih untuk fokus pada pasar dalam negeri selagi booming. </span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">CT juga menekankan pentingnya berbisnis dengan integritas dan pemikiran jangka panjang. Dengan demikian, kredibilitas akan terbangun dan mitra bisnis pun percaya kepadanya. Bisnisnya tidak ada yang berhubungan dengan pemerintah. Dia memang tak ingin menggantungkan bisnisnya kepada pemerintah.</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Kepemimpinan entrepreneurial adalah proses, bukan posisi. Pemimpin yang entrepreneurial mengambil tanggung jawab untuk membantu organisasi menciptakan kondisi di mana perusahaan tidak dikontrol, melainkan menentukan sikapnya sendiri dan merespons situasi secara kreatif. Kepemimpinan seperti ini membuat organisasi menjadi lebih produktif dan mampu memunculkan potensi-potensi kreatif organisasi.</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Salam hangat penuh semangat</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Betti Alisjahbana</span></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,sans-serif;">Artikel ini adalah rangkuman dari Seminar Leadership Series 2010 yang diselenggarakan oleh QB Leadership Center dan Majalah Warta Ekonomi pada 20 Oktober 2010. Materi seminar dapat diunduh di <a href="http://leadershipqb.com/index.php?option=com_eventlist&view=eventlist&Itemid=29" target="_blank">http://leadershipqb.com/index.php?option=com_eventlist&view=eventlist&Itemid=29</a></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-68422782517374905202010-11-09T01:07:00.000-08:002010-11-09T01:07:18.315-08:00Tim yang Tangguh Pondasi Kepemimpinan yang BerhasilMengikuti berita di berbagai media—baik cetak, online, maupun social media—belakangan ini, memang porsi berita buruk sangat dominan. Banyaknya berita-berita buruk ini kemudian membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan keprihatinannya, di sela pencanangan gerakan Indonesia Bebas Pemadaman Bergilir di Mataram, pada 27 Juli 2010. Beliau mengungkapkan bahwa ada gerakan politik yang berkampanye keliling Indonesia dan menjelek-jelekkan pemerintahan. Beliau mengharapkan pemberitaan hendaknya lebih seimbang dan jujur.<br />
<br />
Di dalam berbagai kesempatan, saya sempat ngobrol dengan orang-orang yang dekat dengan SBY. Mereka menyampaikan betapa SBY bekerja sangat keras untuk menjalankan pemerintahan yang baik. Beliau pun berkomitmen sangat tinggi pada reformasi birokrasi. Bila presiden sudah bekerja sangat keras, lalu kenapa masyarakat luas belum merasakan kemajuan yang berarti? <br />
<br />
Menganalisa situasi ini, saya jadi teringat buku<em> Good to Great </em>yang ditulis oleh Jim Collins. Buku yang ditulis berdasarkan hasil penelitian mengenai apa yang membuat organisasi-organisasi hebat berkinerja prima untuk jangka waktu yang panjang itu, antara lain berkesimpulan bahwa perusahaan-perusahaan yang hebat memulai kepemimpinannya dengan menempatkan orang-orang yang tepat di organisasinya dan melepaskan orang-orang yang tidak tepat. Mereka sangat teliti dalam memilih orang. Prinsip mereka yang pertama adalah, "Siapa". Mereka pada tahap pertama memfokuskan perhatian dan waktunya guna mendapatkan orang-orang terbaik untuk membangun tim eksekutif yang tangguh. Setelah mendapatkan orang-orang yang tangguh dan terbaik, barulah mereka merumuskan langkah-langkah menuju pencapaian yang luar biasa.<br />
<br />
Tim yang tangguh tidak perlu diawasi. Mereka akan menggunakan segenap kemampuannya untuk membangun organisasi yang sukses. Ketika kita merasakan bahwa kita perlu mengawasi seseorang dengan ketat, itu adalah pertanda bahwa kita telah menempatkan orang yang salah.<br />
<br />
Dalam banyak situasi, kenyataan ini ditanggapi dengan menunda tindakan tegas untuk mengganti orang-orang yang tidak tepat. Kita mencoba berbagai alternatif untuk memperbaiki kinerja, memberikan kesempatan ketiga dan keempat dengan harapan situasi akan membaik. Kita menginvestasikan banyak waktu untuk mengelola orang itu dengan baik, membuat sistem untuk mengkompensasi kekurangannya dengan harapan kinerjanya akan membaik. Begitu banyak energi dikeluarkan untuk mengelola orang yang tidak tepat itu, sehingga mengambil alih perhatian yang seharusnya diberikan untuk mengembangkan dan bekerja sama dengan orang-orang yang baik. Sebagai akibatnya, kita merasakan bahwa sementara kita bekerja keras luar biasa, hasil yang kita capai tidak merepresentasikan kerja keras tersebut.<br />
<br />
Apa yang terjadi dengan pemerintahan SBY jilid dua ini mengingatkan saya pada apa yang saya baca di buku <em>Good to Great</em>. Ketika Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan, begitu banyak orang ternganga dengan beberapa orang pilihan Pak SBY kali ini. Dibentuknya Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) yang dipimpin oleh orang sekaliber Kuntoro Mangkusubroto, yang bertugas memonitor kinerja para menteri ini seakan menunjukkan kenyataan bahwa SBY menyadari bahwa pilihan kabinetnya "terpaksa" dikompromikan dengan kepentingan-kepentingan politik, sehingga perlu dibentuk suatu lembaga (UKP4) untuk mengkompensasi kekurangan-kekurangan yang ada.<br />
<br />
Seperti yang juga terjadi pada contoh-contoh yang diulas dalam buku<em> Good to Great</em>, menempatkan orang yang tidak tepat membawa konsekuensi yang signifikan. Kita melihat struktur pemerintahan yang gemuk karena selain adanya UKP4 yang bertugas mengawasi para menteri ini, kini ada pula wakil menteri dan banyak staff ahli yang mengelilingi para menteri. Harapannya, kehadiran mereka akan mengkompensasi kekurangan-kekurangan para menteri ini.<br />
<br />
Akankah strategi itu berhasil? Berbagai berita negatif yang dimuat di berbagai media cetak, online, dan social media adalah salah satu indikator yang patut disimak. Mereka tidak bisa dibungkam dengan ungkapan keprihatinan Presiden, melainkan dengan tindakan tegas untuk membangun tim eksekutif yang tangguh, yang sanggup membangun pemerintahan yang kredibel dan membawa kemajuan yang signifikan.<br />
<br />
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mengkritik pemerintah kita, melainkan untuk mengingatkan kita semua, para pemimpin organisasi, bahwa memilih dan menempatkan tim yang tangguh adalah pondasi bagi kepemimpinan yang berhasil. Bila kita ingin organisasi kita sukses, tumbuh, dan berkembang, bukan hanya kini tetapi juga secara berkesinambungan, mulailah dengan memilih dan membentuk tim yang tangguh. <br />
<br />
Selamat memimpin.<br />
<br />
Salam hangat penuh semangat<br />
Betti AlisjahbanaUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-7768236627342279282010-05-10T00:41:00.001-07:002010-05-10T00:41:21.281-07:00Pesan Dibalik Tindakan Seorang Pemimpin<div class="ls_cont_ebook"> Minggu lalu adalah minggu yang sangat dramatis bagi Indonesia. Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II yang dikenal cerdas, berintegritas tinggi, tegas, berani dan gigih, akhirnya menyampaikan surat pengunduran diri dari jabatannya, untuk menjadi Managing Director World Bank. <br />
<br />
Tidak lama sesudah itu, diumumkan bahwa partai koalisi kini memiliki sekretariat bersama dengan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketuanya, Aburizal Bakrie sebagai Ketua Hariannya dan Syarief Hasan sebagai sekretarisnya. Tidak hanya itu, bila sebelumnya peran koalisi adalah mengamankan kebijakan pemerintah, kini, dengan adanya sekretariat bersama dan Aburizal sebagai ketua hariannya, partai koalisi ini justru berperan merumuskan kebijakan pemerintah. <br />
<br />
Pasar pun bereaksi, bila pada pembukaan perdagangan di awal minggu IHSG ada pada posisi 2.971, yaitu posisi tertinggi dalam sejarah bursa saham Indonesia, setelah pengunduran diri Sri Mulyani, index turun terus hingga di akhir minggu ada pada 2.739 atau turun sebesar 8.4 %. Rupiah pun melemah terhadap USD ke level 9216 dari semula 9012. <br />
<br />
Saya tiba-tiba teringat pada ucapan Albert Einstein: <strong><em>Setting an example is not the main means of influencing others, it is the only means</em></strong>. Bila kita menganalisa peristiwa minggu lalu dalam konteks kepemimpinan negara ini kita, contoh apa sebetulnya yang sedang di pertontonkan pada kita semua, rakyat yang dipimpinnya? <br />
<br />
Tidak ada yang lebih buruk bagi moral suatu organisasi dari ketika pemimpinnya menerapkan prinsip: “Lakukan seperti yang saya katakan, bukan seperti yang saya lakukan”. Ketika ini terjadi, maka dapat dipastikan antusiasme dan dukungan akan hilang. <br />
<br />
Ketika kita ada di posisi pimpinan, kita mestinya tahu bahwa kita bertanggung jawab atas segenap orang yang kita pimpin. Orang-orang yang kita pimpin akan melihat kita untuk mendapatkan petunjuk dan kekuatan. Adalah tanggung jawab seorang pemimpin, untuk membangkitkan inspirasi orang-orang disekelilingnya sehingga mereka akan mendorong dirinya sendiri yang kemudian akan mendorong keseluruhan organisasi untuk mencapai cita-citanya. Untuk menginspirasi ini, kita harus menunjukan arah melalui tindakan. <br />
<br />
Mahatma Gandhi adalah contoh pemimpin yang selaras antara perbuatan dan perkataannya. Dia berkomitmen untuk memprotes ketidak adilan melalui jalan tanpa kekerasan dan secara konsisten menjalankan prinsip itu, betapa beratpun tantangannya. Dia memimpin pengikutnya melalui tindakan dan pengikutnya melakukan hal yang sama. Gandhi akhirnya berhasil memimpin mereka, dan India, mencapai kemerdekaannya.<br />
<br />
Seandainya Gandhi sekali saja melakukan perkelahian fisik pada lawannya, tentu pesan pentingnya tentang protes tanpa kekerasan akan jauh lebih sulit dipercaya sesudah itu. Pengikutnya akan melihat dia dengan penuh curiga dan tidak percaya. Kemungkinan para pengikutnya untuk terlibat dalam perdebatan fisik dan tindak kekerasan akan meningkat secara dramatis.<br />
<br />
Demikian pula dengan orang-orang yang kita pimpin. Bila kita berkata satu hal dan melakukan hal yang lain, kemungkinan besar orang-orang yang kita pimpin tidak akan mengikuti kita dengan antusias. Apapun yang kita katakan akan di pandang dengan penuh kecurigaan dan keraguan. Orang-orang yang kita pimpin tidak akan percaya bahwa hal yang kita lakukan adalah yang terbaik. <br />
<br />
Pemimpin yang baik, mendorong orang-orang yang dipimpinnya untuk maju dengan penuh gairah, inspirasi, keterpercayaan dan visi. Ketika kita memimpin orang yang tidak mempercayai kita, produktivitas akan turun dan antusiasme akan hilang. Visi yang dengan susah payah ingin kita realisasikan akan kehilangan daya tariknya, semua hanya karena orang-orang yang kita pimpin tidak mempercayai pemimpinnya lagi. <br />
<br />
Kembali ke awal, sudah menjadi rahasia umum bahwa Sri Mulyani dan Aburizal Bakrie berseberangan dalam banyak hal. Sikap yang dipilih pemimpin negara ini untuk melepas Sri Mulyani pergi dan memberikan kekuasaan yang begitu besar kepada Aburizal Bakrie mengirimkan pesan yang gamblang pada kita semua. Lalu akankah rakyat Indonesia percaya bahwa SBY-Boediono akan menjalankan pemerintahan yang bersih, melakukan reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi sesuai dengan janji kampanyenya? <br />
<br />
Semoga kita bisa menjadi pemimpin yang punya keselarasan antara perbuatan dengan perkataan.</div>Unknownnoreply@blogger.com24tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-30869354362700273012010-05-10T00:34:00.001-07:002010-05-10T00:34:43.176-07:00Apakah Kita Pemimpin yang Dipercaya ?<div class="ls_cont_ebook"> <strong>Oleh: Betti Alisjahbana</strong><br />
<em>If leaders are careless about basic things—telling the truth, respecting moral codes, proper professional conduct—who can believe them on other issues?</em> ~ James L Hayes<br />
<br />
Indonesia baru saja kehilangan seorang pemimpin panutan di dunia bisnis. William Soerjadjaja meninggal di usia 88 tahun pada tanggal 2 April 2010. Pendiri Astra International, yaitu perusahaan yang menaungi 300 perusahaan, itu dikenal memegang standar etika bisnis yang tinggi, sangat peduli pada pengembangan sumber daya manusia, dan berjiwa sosial. Sebagai pemimpin, ia sangat dipercaya karena karakter, kemampuan, serta rekam jejaknya sangat istimewa. Kepergiaannya meninggalkan duka yang dalam bagi orang-orang yang pernah merasakan kepemimpinan dan bimbingannya.<br />
<br />
Di lain pihak, kita sering membaca berita para pemimpin yang bahkan tidak dapat melakukan hal-hal yang paling sederhana sekalipun, seperti menyampaikan hal yang sebenarnya, atau menghargai nilai-nilai moral dan berperilaku profesional. Siapa yang akan percaya pada pemimpin yang seperti ini?<br />
<br />
Dalam bukunya yang berjudul <em>The Speed of Trust</em>, Stephen M.R. Covey menyampaikan bahwa ketika orang tidak percaya, maka segala hal akan berjalan lambat karena perlu pemeriksaan, pengecekan, diyakinkan berkali-kali, sehingga bukan saja perkerjaan berjalan lambat tetapi biayanya pun menjadi tinggi. Sebaliknya bila orang percaya, maka semuanya akan berjalan lebih lancar dan cepat, serta biaya pun dapat dihemat.<br />
<br />
Ini dicontohkan dalam salah satu cerita mengenai Jim, seorang penjual donat dan kopi di jalanan di New York City. Selama waktu sarapan dan makan siang, tokonya selalu dipenuhi antrian orang yang ingin membeli donat dan kopinya. Meskipun hal ini pertanda bagus, tetapi Jim juga melihat bahwa banyak orang merasa bosan mengantri, lalu pergi begitu saja dan tidak jadi membeli. Jim sadar, bahwa karena dia harus melayani semua pelanggan, dia menjadi penghambat terbesar bagi dirinya sendiri untuk menjual lebih banyak donat.<br />
Jim kemudian memutuskan untuk menaruh satu keranjang yang berisi uang pecahan kecil untuk kembalian. Dia mempercayakan pelanggannya untuk membayar dan mengambil sendiri kembaliannya di dalam keranjang itu, tanpa perlu harus melalui Jim.<br />
<br />
Alih-alih uangnya dicuri, Jim malah menemukan bahwa banyak pelanggan justru memberi tip dalam jumlah besar. Ini juga mempercepat antrian orang yang akan membeli donatnya, sehingga dia bisa menjual lebih banyak donat. Jim menemukan bahwa pelanggannya senang merasa dipercaya. Tidakkah demikian juga dengan rekan kerja, bawahan, dan atasan kita?<br />
<br />
<strong>Pemimpin yang Dipercaya</strong><br />
<br />
Tugas pertama seorang pemimpin adalah membangun rasa percaya. Ada dua faktor yang mempengaruhi rasa percaya masyarakat terhadap pemimpinnya: karakter dan kompetensi. Karakter mencakup integritas dan niat baik. Sementara kompetensi mencakup kemampuan, ketrampilan, kinerja, dan rekam jejak. Ketika seorang pemimpin mempunyai semuanya—integritas, niat baik, kemampuan, kinerja, dan rekam jejak—maka ia akan dipercaya oleh orang-orang yang dipimpinnya.<br />
<br />
Pemimpin juga harus mempercayai timnya—bukan percaya buta tanpa ekspektasi dan akuntabilitas, melainkan percaya yang cerdas, yaitu dengan ekspektasi yang jelas dan sistem akuntabilitas yang dibangun terintegrasi ke dalam sistem organisasi. Pemimpin terbaik umumya memimpin dengan kecenderungan untuk mempercayai timnya.<br />
<br />
Pemimpin yang baik sadar bahwa suasana saling percaya harus dibangun dan akan berpengaruh besar pada setiap hubungan, setiap komunikasi, setiap proyek, dan setiap kerja sama bisnis. Ketika saling percaya hadir, maka segalanya akan berjalan lebih cepat dan biaya pun akan lebih murah.<br />
<br />
Suasana saling percaya perlu secara khusus dibangun, dimulai dari membuat diri kita sendiri bisa dipercaya. Sifat-sifat baik seorang pemimpin yang akan membuatnya dipercaya antara lain adalah berbicara jujur, menghargai orang lain, membangun transparansi, memperbaiki hal-hal yang tidak benar, menghasilkan kinerja yang baik, bertanggung jawab, mendengarkan, menjaga komitmen, dan mempercai tim.<br />
<br />
Saling percaya dalam organisasi bisa dibangun melalui struktur, sistem kerja, sistem akuntabilitas, serta insentif yang mendorong terbangunnya saling percaya. Ketika organisasi bekerja dengan kompak dan secara konsisten membangun reputasi yang baik, maka pasar pun akan percaya dan brand yang kuat pun akan terbangun. Ketika di samping mempunyai reputasi usaha yang baik, organisasi kita pun memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan turut memecahkan dan menjadi solusi bagi masalah-masalah nyata di masyarakat, maka organisasi kita tidak hanya dipercaya oleh para pegawai dan pasar, tetapi juga masyarakat.<br />
<br />
Di era persaingan bebas kini, di mana persaingan terjadi semakin ketat, kecepatan dan kelincahan organisasi menjadi sangat penting. Untuk itu keterpercayaan perlu dibangun, ditumbuhkan, dan dijaga. Hanya pemimpin yang dipercaya yang bisa membangunnya.<br />
<br />
Salam hangat penuh semangat<br />
Betti Alisjahbana</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-34205463872901519652010-03-08T10:16:00.000-08:002010-03-08T10:16:59.938-08:00Pemimpin dan Tanggung Jawab<span style="font-family: arial; font-size: small;"><em>"Banyak orang berusaha menghindari tanggung jawab ketika ada masalah. Padahal justru ketika ada masalah, pemimpin paling dibutuhkan. Pemimpin dan tanggung jawab adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sifat tidak bertanggung jawab dan mengalihkan kesalahan kepada orang lain hanya akan membuat seorang pemimpin tidak lagi efektif sebagai pemimpin, karena timnya tidak akan percaya dan menghargainya lagi."</em><br />
<br />
Kamis malam, saya sungguh gembira menyaksikan pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai respon atas hasil Sidang Pleno DPR tentang kasus Century. Setelah sekian lama ditunggu, akhirnya penghargaan, dukungan, dan perlindungan terhadap dua orang terbaiknya, Sri Mulyani Indrawati dan Boediono, keluar dari mulut SBY.<br />
<br />
Sejak kasus Century ini muncul ke permukaan, saya mengikutinya dengan gemas—bagaimana Sri Mulyani dan Boediono dihujat, didemo, diserang habis-habisan, baik di jalan maupun di ruangan pansus DPR. Padahal, bila kita ikuti dengan seksama penjelasan mereka, baik dalam pemeriksaan pansus DPR maupun dalam buku putih yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan, keputusan bailout sungguh masuk akal pada waktu itu, apa lagi ditunjang dengan rekam jejak dan integritas keduanya. Saya percaya, keputusan bailout diambil semata-mata demi mencegah krisis yang lebih dalam. Gemas saya bertambah ketika melihat pak SBY tampak membiarkan kedua pembantunya itu seakan berjuang sendiri. Karena itu, saya sungguh gembira ketika—meskipun agak terlambat—SBY mengambil tanggung jawab atas kasus tersebut.<br />
<br />
Banyak orang berusaha menghindari tanggung jawab ketika ada masalah. Padahal justru ketika ada masalah, sosok pemimpin paling dibutuhkan. Pemimpin dan tanggung jawab adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sifat tidak bertanggung jawab dan mengalihkan kesalahan kepada orang lain hanya akan membuat seorang pemimpin tidak lagi efektif sebagai pemimpin, karena timnya tidak akan percaya dan menghargainya lagi.<br />
<br />
Di bawah ini adalah beberapa pokok pikiran mengenai pemimpin dan tanggung jawab:</span><br />
<ul><li><span style="font-family: arial; font-size: small;">Pemimpin bertanggung jawab atas semua yang dilihatnya. Itu berarti, dia juga bertanggung jawab atas apa yang dilihat oleh organisasinya serta tim yang dipimpinnya. Dia bertanggung jawab atas hasil-hasil yang dicapainya, baik hasil yang baik maupun hasil yang buruk. Ada pepatah yang mengatakan “<em>Success has many fathers, while failure is an orphan</em>”, tetapi bagi pemimpin yang baik, hal yang berlaku adalah sebaliknya. "<em><span style="color: blue;"><strong>Leadership means you don't duck when things go wrong</strong></span>.</em>"</span></li>
<li><span style="font-family: arial; font-size: small;">Pemimpin bertanggung jawab untuk memulai komunikasi secara proaktif. Ketika kesalahpahaman terjadi dan gosip timbul, pemimpin bertanggung jawab untuk meluruskan dan membangun komunikasi agar kesalahpahaman tidak muncul lagi.</span></li>
<li><span style="font-family: arial; font-size: small;">Pemimpin bertanggung jawab untuk memberi contoh yang baik dan menjadi agen perubahan. Pemimpin mengerti bahwa apa yang dilakukannya akan ditiru dan diperbesar oleh timnya, dan karenanya mereka harus mengenakan standar yang tinggi pada dirinya. Menjadi pemimpin adalah menjadi orang yang bisa jadi panutan—baik dalam kinerja maupun integritas. Ia harus hidup sesuai dengan nilai-nilai yang baik yang dianutnya.</span></li>
<li><span style="font-family: arial; font-size: small;">Pemimpin bertanggung jawab atas kinerja organisasinya. Kemampuan kepemimpinan seorang pemimpin dinilai dari kinerjanya. Pemimpin tidak bisa menyalahkan siapapun kecuali dirinya untuk kinerja yang buruk.</span></li>
<li><span style="font-family: arial; font-size: small;">Pemimpin bertanggung jawab agar organisasinya memiliki prioritas dan fokus. Pemimpin membuat tim dan organisasinya fokus pada hal-hal yang penting. Dia menjaga fokus dan prioritas itu, membuat keputusan-keputusan, dan menghilangkan hambatan-hambatan agar organisasi tetap dapat fokus pada hal-hal yang penting dan menghasilkan kinerja prima.</span></li>
</ul><span style="font-family: arial; font-size: small;"><br />
Tanggung jawab seorang pemimpin memang sangat besar. Demikian pula pemimpin harus menerapkan standar yang tinggi bagi dirinya karena keputusan-keputusan yang diambil olehnya akan mempengaruhi banyak orang.<br />
<br />
Dalam kaitannya dengan tanggung jawab ini, ada dua quote dari Collin Powell yang ingin saya kutip:</span><br />
<ul><li><span style="font-family: arial; font-size: small;">As a leader, you set the tone for your entire team. If you have a positive attitude, your team will achieve much more. </span></li>
<li><span style="font-family: arial; font-size: small;">The essence of leadership is the willingness to make the tough decisions. Prepared to be lonely. </span></li>
</ul><span style="font-family: arial; font-size: small;"><br />
Siapkah kita menjadi pemimpin yang bertanggung jawab?<br />
<br />
Salam hangat penuh semangat<br />
Betti Alisjahbana<br />
http://QBleadershipCenter/</span>Unknownnoreply@blogger.com50tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-33019253705549415052010-01-08T09:50:00.000-08:002010-01-08T09:52:15.571-08:00Akuntabilitas Pribadi<p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;"><strong>QBHeadlines.Com</strong> - Salah satu klien saya menyampaikan bahwa salah satu tantangan terbesar di perusahaannya adalah kurangnya akuntabilitas pribadi di kalangan para manajer. Ketika ada masalah, seringkali yang terjadi bukannya berpikir apa yang bisa dilakukan untuk memecahkan masalah, malah menyalahkan orang lain. Sebagai akibatnya banyak waktu dan energi yang terbuang dan potensi maksimum perusahaan belum dapat direalisasikan.</span></span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Masalah yang dikeluhkan klien saya ini terjadi di banyak perusahaan. Banyak manajer masih menempatkan dirinya sebagai pegawai gajian saja, tidak lebih. Jadi bila ada masalah, sepanjang dia merasa bahwa dia sudah melaksanakan kewajibannya, maka dia tidak peduli lagi. Padahal perusahaan dan sang manajer akan jauh lebih sukses bila manajer menempatkan dirinya sebagai orang yang berkepentingan terhadap suksesnya perusahaan, sehingga bila ada masalah, dia akan secara aktif mencari penyebabnya dan dilanjutkan dengan mengambil langkah-langkah pemecahan. Dia juga tidak hanya peduli untuk memecahkan masalah yang disebabkan oleh dirinya atau timnya, melainkan pada semua masalah yang penting yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Dia bahkan secara proaktif melakukan langkah-langkah agar masalah-masalah bisa dicegah.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><strong>Pertanyaan Siapa, Mengapa dan Bila</strong></span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Kita bisa jadi termasuk dalam orang-orang yang punya masalah akuntabilitas pribadi bila ketika ada masalah, kita malah mengeluh dan memposisikan diri kita sebagai korban dengan pertanyaan “mengapa” sebagai berikut :<br /></span> </p> <ul style="font-family: arial;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Mengapa orang-orang lain tidak ikut terlibat memecahkan masalah ini?</span></span></li></ul> <ul style="font-family: arial;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Mengapa sih, orang-orang di sini selalu menunggu ada yang terluka dulu sebelum sesuatu diperbaiki?</span></span></li></ul> <ul style="font-family: arial;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Mengapa saya tidak mendapatkan hak saya?</span></span></li></ul> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;"><br />Kadang-kadang ada juga yang punya kecenderungan untuk menunda, dengan pertanyaan “kapan” seperti :<br /></span></span></p> <ul style="font-family: arial;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Kapan tim maintenance akan memecahkan masalah ini?</span></span></li></ul> <ul style="font-family: arial;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Kapan orang akan mulai melihat masalah keamanan ini dengan serius?</span></span></li></ul> <ul style="font-family: arial;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Kapan saya akan mendapatkan pelatihan agar saya bisa sukses?</span></span></li></ul> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;"><br />Gejala masalah akuntabilitas juga bisa terlihat dari kecenderungan untuk mencari kambing hitam yang bisa dipersalahkan, melalui pertanyaan “siapa” seperti :<br /></span></span></p> <ul style="font-family: arial;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Siapa penyebab masalah ini?</span></span></li></ul> <ul style="font-family: arial;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Siapa yang bertanggung jawab atas masalah kualitas ini dan siapa yang akan memperbaikinya?</span></span></li></ul> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;"><br /><strong> Ketika Akuntabilitas Pribadi Beraksi</strong></span></span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Akuntabilitas pribadi kita beraksi ketika kita mengubah pertanyaan-pertanyaan yang memberikan kesan lepas tangan di atas menjadi pertanyaan yang lebih bertanggun jawab seperti :<br /></span> </p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Mengapa kita harus menjadi korban perubahan-perubahan ini?</span></span></p> <ul style="font-family: arial;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Menjadi: Apa yang bisa saya lakukan agar saya bisa beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi pada pekerjaan saya? Bagaimana saya bisa berubah agar saya bisa memberikan nilai tambah yang lebih besar?</span></span></li></ul> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Kapan kita akan mempekerjakan pegawai yang lebih bagus yang lebih becus bekerja?</span></span></p> <ul style="font-family: arial;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Menjadi : Apa yang bisa saya lakukan agar saya bisa menjadi mentor yang baik bagi orang-orang yang bekerja dengan saya?</span></span></li></ul> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Kapan orang akan melatih dan membantu saya?</span></span></p> <ul style="font-family: arial;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Menjadi: Apa yang bisa saya lakukan sekarang untuk mengembangkan diri saya?</span></span></li></ul> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Mengapa sih, orang-orang itu tidak memperbaiki keadaan disini?</span></span></p> <ul style="font-family: arial;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Menjadi: Apa yang bisa saya lakukan hari ini untuk membuat organisasi ini lebih baik? Bagaimana saya bisa jadi contoh bagi orang lain?</span></span></li></ul> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: small;">Kita semua bisa menjadi orang yang punya akuntabilitas pribadi tinggi bila kita mulai mengganti pertanyaan yang bernada lepas tanggung jawab, mengharapkan orang lain yang bertindak, menjadi pertanyaan yang meletakkan diri kita sebagai orang yang bisa melakukan sesuatu dan merubah keadaan.</span></span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Yuk, kita meningkatkan akuntabilitas pribadi ! Semoga kita semua semakin sukses.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><em>Salam hangat penuh semangat!</em></span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><em>Betti Alisjahbana</em></span></p>Unknownnoreply@blogger.com35tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-14650713453521906872010-01-08T09:47:00.000-08:002010-01-08T09:49:37.470-08:00Mengambil Keputusan yang Sulit<p>Sebagai bagian dari drama cicak lawan buaya, sangat menarik untuk mengamati bagaimana tokoh-tokoh pemimpin di negeri ini mengambil keputusan yang sulit. Dua tokoh penting yang sangat kontras gaya kepemimpinan dan pengambilan keputusannya ingin saya tampilkan di sini. Pertama adalah Ketua Mahkamah Konstitusi, Mohammad Mahfud M.D. dan yang kedua adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saya pun menyertakan pendekatan praktis yang bisa di ambil untuk membantu proses pengambilan keputusan agar bisa cepat dan akurat.</p> <p>Mahfud memimpin sidang-sidang uji materi Undang-Undang KPK yang di ajukan oleh Bibit dan Chandra dengan gaya yang santai dan sangat transparan. MK memutuskan untuk memperdengarkan rekaman penyadapan KPK terhadap Anggodo Widjojo, adik bos PT Massaro Radiokom Anggoro Widjojo, kepada publik. Rekaman yang berisi percakapan Anggodo dengan sejumlah petinggi penegak hukum diantaranya, Wakil Jaksa Agung Abdul Hakim Ritonga dan mantan Jaksa Agung Muda Intelijen Wisnu Subroto, menguak tingkah Anggodo yang bersekongkol dengan sejumlah penyidik untuk merekayasa kasus dua pimpinan KPK Chandra Marta Hamzah dengan Bibit Samad Riyanto.</p> <p>Dalam menyidangkan persoalan yang pelik itu, Mahfud tidak terkesan tegang. Dia justru tampak santai. Bahkan, berkali-kali Mahfud mengeluarkan celetukan yang membuat pengunjung sidang tersenyum. MK kemudian secara resmi pada haru Rabu (25/11) mengabulkan permohonan Bibit dan Chandra atas judicial review UU KPK pasal 32 ayat 1 huruf c soal pemberhentian tetap pimpinan KPK. Mahfud mengatakan pasal 32 inkonstitusional, harus dimaknai pimpinan KPK berhenti secara tetap setelah dijatuhi hukuman oleh pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Keseluruhan proses pengambilan keputusan terlihat cepat, transparan, tidak berbelit-belit dan jelas tanpa menimbulkan potensi interpetasi yang berbeda-beda.</p> <p>Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempunyai gaya yang berbeda di dalam mengambil keputusan. Ia tampak sangat hati-hati, tidak ingin terburu-buru. Menanggapi semakin menajamnya polemik KPK dengan Polri, setelah Polri menetapkan dan menahan dua pimpinan KPK (nonaktif) Bibit dan Chandra atas dugaan penyalahgunaan wewenang, SBY membentuk Tim 8 pada 2 November lalu dan memberi waktu selama dua minggu bagi Tim 8 untuk melakukan verifikasi dan klarifikasi atas kasus Bibit dan Chandra.</p> <p>Setelah mendapatkan rekomendasi dari tim 8, SBY pun dalam menentukan sikap masih meminta masukan dari berbagai puhak termasuk Kejaksaaan, Kepolisian, MA, MK dan beberapa hakim independen. Selama seminggu SBY merumuskan sikapnya yang kemudian di bacakan pada tanggal 23 November 2009 malam. Pidato presiden yang sudah sangat ditungu-tunggu masyarakat itu disampaikan dengan sangat hati-hati. Sebagian pengamat menilai pernyataan tentang kasus Bibit-Chandra yang tidak akan dibawa ke pengadilan merupakan kemajuan. Namun pernyataan itu masih mengambang, karena masih tergantung Kapolri dan Jaksa Agung. Sejumlah pengamat lain menilai maksud Presiden untuk mendorong penghentian kasus Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah sudah jelas. Presiden ingin kasus ini bukan selesai di pengadilan. Bisa melalui pendeponiran untuk kepentingan umum. Kejaksaan dan Polri diprediksi bisa langsung menangkap maksud Presiden itu. Selain itu, disampaikan pula keinginan besar Presiden SBY dalam mendorong terjadinya reformasi hukum dalam tubuh institusi penegak hukum. Tak hanya kepolisian dan kejaksaan, tetapi juga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).</p> <p>Mengambil Keputusan Sulit dengan Cepat dan Akurat</p> <p>Membuat keputusan yang sulit ditengah situasi yang serba tidak pasti sangat penting bagi kepemimpinan yang sukses. Keputusan perlu diambil dengan cepat dan akurat agar tidak kehilangan momentum. Sering kali ada saat-saat kritis dimana pengambilan keputusan sangat sulit dan menegangkan. Meskipun demikian, keputusan yang berani biasanya malah lebih aman. Di artikel ini saya ingin menuliskan beberapa petunjuk praktis untuk mengambil keputusan, baik keputusan publik maupun pribadi terutama ketika situasinya kompleks dan penuh ketidak pastian. Tips ini saya sarikan dari tulisan Dave Jensen, seorang pengajar senior di Emory University’s School of Business. Ada empat pertanyaan yang perlu dijawab untuk sampai pada keputusan terbaik</p> <p><a href="http://stat.ks.kidsklik.com/files/2009/11/picture.jpg"><img class="alignnone size-medium wp-image-31287" src="http://stat.ks.kidsklik.com/files/2009/11/picture-300x184.jpg" alt="" height="184" width="300" /></a>.<br />1.Pertanyaan VISIONARY : “Apa hasil terbaik yang bisa dicapai dari keputusan ini ?” Pertanyaan ini menggali perspektif yang lebih luas, implikasi strategis dan pertimbangan jangka panjang. Ketika dihadapkan pada tantangan yang sulit, gali lebih dalam dengan menjawab pertanyaan pertanyaan strategis seperti :</p> <p>Bagaimana hubungan antara tantangan ini dengan arah organisasi ?<br />Apakah problem ini penting untuk dipecahkan ?<br />Apa konsekuensi negatif dan positifnya ?<br />Kapan saya harus memutuskan ?<br />Apakah saya punya kecenderungan untuk status quo ?</p> <p>2.Pertanyaan RASIONAL : Pelajari bagaimana kita mengetahui apa yang kita ketahui. Apa fakta-faktanya, dan apa yang diharapkan oleh mereka yang terkena dampaknya. Pemikiran rasional membantu kita memonitor keadaan sekitar kita dan mengenali fakta-fakta yang ada. Kita juga perlu tau hubungan antara fakta-fakta itu, mana sebab dan mana akibat. Didalam memutuskan bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks, kita harus tau konteks internal dan external dengan bertanya :</p> <p>Apakah saya sudah mendapatkan informasi yang betul untuk mengambil keputusan ?<br />Apa rencana cadangannya (Back up plan) ?<br />Asumsi-asumsi apa yang saya buat ?<br />Bagaimana saya memonitor pelaksanaan keputusan yang akan saya ambil ?<br />Proses transparan apa yang perlu saya gunakan ?</p> <p>3.Pertanyaan ETIKA, berhubungan dengan nilai-nilai moral yang kita gunakan. Kita memulainya dengan bertanya, “Langkah yang mana yang benar, terutama untuk kepentingan orang banyak ?” Pertanyaan ini memberikan fokus perhatian kita pada orang-orang yang kita pimpin. Ketika berhadapan dengan masalah yang penuh resiko, pertanyaan pertanyaan di bawah ini bisa menjadi pembimbing :</p> <p>Bila setiap orang di organisasi ini harus melakukan persis seperti apa yang sedang saya pertimbangkan akan saya lakukan, akan seperti apa organisasi ini jadinya ?<br />Tindakan apa yang terbaik bagi bagian terbesar organisasi tanpa melanggar hak individu ?<br />Tindakan apa yang paling jujur dan paling adil untuk dilakukan ?<br />Apakah apa yang akan saya putuskan sejalan dengan nilai-nilai yang saya pegang ?</p> <p>4.Pertanyaan KONSEKUENSI — Mengingatkan bahwa kita adalah mahluk yang bebas menentukan pilihan dan karenanya bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan kita. Hal ini membawa kita pada pertanyaan : “ Apa konsekuensi dari pilihan-pilihan kita ?” Pada akhirnya kita harus menentukan apa yang akan dilakukan dan apa yang tidak akan dilakukan. Berikui ini adalah pertanyaan yang bisa membimbing dalam menentukan pilihan :<br />Apakah saya sudah minta pendapat orang yang sering kali berbeda pendapat dengan saya agar saya bila melihat kasus ini dari sudut pandang yang berbeda ?<br />Seberapa besar resiko masing-masing alternatif yang akan saya ambil ?<br />Apakah saya bisa men tes alternatif-alternatif ini pada skala kecil sebelum keputusan diambil ?<br />Pilihan mana yang terbaik berdasarkan jawaban-jawaban semua pertanyaan ini ?</p> <p>Setiap hari, para pemimpin membuat keputusan yang memberikan pengharuh pada sangat banyak orang. Meskipun tampaknya begitu sulit, pemimpin yang bagus membuatnya kelihatan mudah. Para pemimpin ini bisa membuat keputusan penting berdasarkan informasi yang di berikan kepadanya dikombinasikan dengan intuisinya. Dibalik pengambilan keputusan yang tampaknya mudah ini adalah disiplin untuk selalu meneliti keputusan-keputusan dan komitmen untuk selalu membuat keputusan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Para pemimpin ini, melalui latihan, memiliki kejernihan berpikir yang memungkinkan mereka mengambil keputusan besar dengan mudah.</p> <p>Salam hangat penuh semangat<br />Betti Alisjahbana</p> <p><a href="http://stat.ks.kidsklik.com/files/2009/11/picture.jpg"><br /></a></p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-35377399292336979422010-01-08T09:45:00.000-08:002010-01-08T09:47:04.831-08:00Perempuan Cicak dan Buaya<div class="pl15 w620"><br /> </div> <!-- end kepala artikel --> <div class="w642 mt15"> <!-- urutan berita --> <div class="pl15 pr15"> <!-- isi artikel --> <div class="fsize12 lh20"> <div id="attachment_19903" class="wp-caption alignright" style="width: 287px;"><a href="http://stat.ks.kidsklik.com/files/2009/10/cicak.jpg"><img class="size-medium wp-image-19903" src="http://stat.ks.kidsklik.com/files/2009/10/cicak-277x300.jpg" alt="simbol cicak versus buaya ini beredar di mana-mana" height="300" width="277" /></a></div> <p>QBHeadlines.com - Perkembangan perseteruan antara Cicak dan Buaya semakin lama semakin ruwet, beberapa orang malah mengatakan kisah ini sudah sekelas kisah misterinya Agatha Christie. Di akhir pekan ini saya ingin mengarahkan spotlight pada kesetiaan dan dukungan yang luar biasa yang ditunjukkan oleh para perempuan, persisnya para istri dari para tokoh di perseteruan antara Cicak dan Buaya ini. Juga pada dua perempuan kontroversial yang tampil di pangung permainan kelas tinggi ini.</p> <p>Perempuan pertama yang menarik perhatian saya adalah Ida Laksmiwati, istri Mantan Ketua KPK, Antasari Ashar. Ida Laksmiwati tampak begitu tegar ketika mendampingi suaminya di acara temu wartawan pertama sejak Antasari dituduh melakukan perselingkuhan dan pembunuhan, pada tanggal 3 Mei 2009. Dia begitu tegar, tersenyum dan melambaikan tangan, seakan ia ingin mengatakan :”Saya sudah mengenal betul dan telah mendampingi suami saya puluhan tahun. Tidak mungkin suami saya melakukan apa yang dituduhkan kepadanya” . Walau suaminya dituduh melakukan perselingkuhan dan pembunuhan, Ida begitu tekun mengunjungi suaminya di tahanan, mengantarkan semua keperluan sehari-hari Antasari. Ia juga hadir di persidangan dengan sabar dan tegar. Di setiap wawancara media, baik televisi maupun cetak, dia tampak konsisten menyampaikan pesan, tidak mungkin suaminya melakukan apa yang dituduhkan kepadanya. Luar biasa ibu Ida ini.</p> <p>Perempuan kedua yang menarik perhatian saya adalah Isma Mustika, istri Chandra M Hamzah. Perempuan cantik ini tampak cerah ketika di interviu oleh Metro TV di rumahnya bersama anak nya Zihan dan suaminya, tidak lama setelah Chandra M Hamsah diberikan penangguhan penahanan. Ia menceritakan pertemuan pertamanya dengan Chandra, kesibukan suaminya di KPK yang ternyata jauh lebih sibuk dibandingkan dengan ketika masih jadi pengacara, juga keyakinannya bahwa suaminya tidak bersalah. Isma bahkan sambil berseloroh menanyakan mana uang suap 1 milyar yang ditudingkan diterima Chandra. Jelas terpacar secara natural dari bahasa tubuhnya, bahwa iya yakin suaminya tidak bersalah dan suaminya tidak akan ditahan. Sepanjang interviu itu, Chandra memandangi istri dan anaknya dengan bangga.</p> <p>Perempuan ketiga yang juga fenomenal adalah Novarina, istri tersangka kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen, Kombes Wiliardi Wizard. Begitu suaminya keluar dari ruang sidang, sesusai memberikan kesaksian dalam persidangan bahwa dia dipaksa pimpinan Polri untuk menjerat mantan Ketua KPK Antasari Azhar, Novarina langsung memburu suaminya untuk memberikan dukungan. Dan ketika di wawancarai para wartawan, dengan penuh semangat Novarina menyampaikan bahwa dia sangat lega suaminya akhirnya menyampaikan fakta yang sebenarnya dan bahwa selama ini suami begitu tertekan, dan bahwa Novarina terus menerus meyakinkan suaminya untuk menyampaikan hal yang sebenarnya. Novarina pun pasang badan dan menyampaikan bahwa dia mendengar sendiri ketika penyidik meminta suaminya menandatangani BAP yang telah disamakan dengan BAP Sigid Haryo Wibisono. Kontan, keesokan harinya Rabu 11November sore ia pun diminta menjalani pemeriksaan oleh tim penyidik dari Bareskrim Polri , dengan materi pertanyaan terkait pengakuan suaminya tentang pengkondisian pembuatan BAPnya. Sepanjang berbagai interview di Metro TV, perempuan ini tampak tegar memperjuangkan keadilan bagi suaminya.</p> <p>Ida Laksmiwati, Isma Mustika dan Novarina mengingatkan saya pada pepatah “Behind every successful man there is a wise woman”</p> <p>Disisi yang lain kita melihat dua perempuan kontroversial, Rani Juliani dan Ong Yuliana Gunawan. Rani Juliani, mantan caddy golf, istri ketiga korban pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen, yang pada hari Kamis 12 November memberikan wawancara ekslusif di Metro TV, juga merupakan sosok yang unik. Perempuan belia ini tampil tenang dan percaya diri dalam wawancara dan konperensi pers yang disiarkan langsung. Dia, yang kelihatannya di umpankan oleh suaminya pada Antasari untuk mempercepat turunnya SK pengangkatan direksi RNI, dengan penuh percaya diri menyatakan keyakinannya bahwa Antasari lah dalang pembunuhan suaminya. Kesimpulan itu di ambilnya dari sms-sms teror yang dikirim kepadanya dan kepada suaminya. Juga pesan yang disampaikan oleh suaminya ketika masih hidup, bahwa bila dia terbunuh, maka Antasari lah pelakunya. Penampilannya yang jauh dari kesan seorang perempuan nakal memang membuat kesaksiannya patut diperhitungkan.</p> <p>Ong Yuliana Gunawan, perempuan rupawan yang sudah tiga kali terjerat kasus narkoba ini terekam pembicaraan telponnya dengan Anggodo. Kesan yang timbul dari pembicaraan itu, pemijat saraf ini rupanya mempunyai akses ke banyak petinggi negara, terutama petinggi penegak hukum. Dengan yakinnya di menyebutkan bahwa KPK akan ditutup dan SBY sudah mendukung. Nama-nama petinggi negara seperti Ritonga dan Susno disebutkan seakan-akan mereka adalah kawan baiknya.</p> <p>Membaca cerita Rani Juliani dan Ong Yuliana Gunawan, saya jadi teringat sebuah lagu berjudul Sabda Alam karya Ismail Marzuki yang liriknya sbb :</p> <p>diciptakan alam pria dan wanita<br />dua makhluk dalam asuhan dewata<br />ditakdirkan bahwa pria berkuasa<br />adapun wanita lemah lembut manja</p> <p>wanita dijajah pria sejak dulu<br />dijadikan perhiasan sangkar madu<br />namun ada kala pria tak berdaya<br />tekuk lutut di kerling wanita</p> <p>Entah bagaimana akhir dari cerita perseteruan antara cicak dan buaya ini. Yang jelas, banyak korban sudah berjatuhan, termasuk. menurut hasil riset LSI, persepsi negatif terhadap SBY yang minggu lalu hanya mencapai 53.85%, kini meningkat mencapai 64%, sementara persepsi negatif terhadap DPR mencapai angka 58%. Penyebab utamanya adalah masih berlarutnya isu KPK-Polri-Century.</p> <br /> </div> <!-- end isi artikel --> </div> </div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-38217979477378539002010-01-08T09:41:00.000-08:002010-01-08T09:42:46.742-08:00Mau Pintar Sendiri ?<div id="title_top"><strong>QBHeadlines.com</strong> - Seorang teman mengeluhkan bahwa di organisasinya, semua orang sangat individualis, maunya pintar sendiri dan tidak mau berbagi pengetahuan. Kelihatannya, masing-masing merasa terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu untuk berbagai pengetahuan dan pengalaman, juga beberapa merasa kuatir, yang bersangkutan kurang berharga bagi organisasinya bila orang lain pun menguasai ilmunya.</div> <p>Di era knowledge based economy dimana knowledge adalah faktor penentu di dalam menghasilkan manfaat ekonomi, kemampuan organisasi untuk bisa menghasilkan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan yang menjawab kebutuhan pelanggannya menjadi kunci suksesnya. Untuk itu penting sekali para pegawai berkolaborasi dalam mengembangkan pengetahuan dan berbagi pengetahuan.</p> <p>Tak kalah penting membuat organisasi menjadi organisasi pembelajar, dimana secara sadar dikembangkan kolaborasi dan partnership untuk percepatan pembelajaran, mengembangkan berbagai metode, perangkat dan teknik pembelajaran, mengubah pengetahuan individu (tacit knowledge) menjadi pengetahuan organisasi (explicit knowledge), mengembangkan communities of practice, learning by doing, coaching & mentoring, serta mengembangkan infrastruktur organisasi pembelajar, misalnya intranet untuk pertukaran pengalaman belajar baik internal maupun eksternal.</p> <p>Agar ini bisa berjalan tentunya semua staf perlu dirangsang untuk aktif berpartisipasi dalam organisasi pembelajar ini, baik dalam membagi ilmu maupun dalam menimba ilmu. Rangsangan bisa berupa penghargaan baik yang formal maupun yang informal, juga diadakan forum berlajar berkala, dimana sebuah forum disediakan untuk berbagi dan menimba ilmu. Beberapa kali penulis diundang untuk berbagi pengetahuan dalam forum seperti ini, misalnya di forum Knowledge Cafe di Indosat baru-baru ini.</p> <p>Salah satu komponen penting dalam membangun organisasi pembelajar ini adalah kemampuan kita dalam mengubah pengetahuan individu (tacit knowledge) menjadi pengetahuan organisasi (explicit knowledge). Tacit knowledge adalah pengetahuan lapangan yang dibangun dari pengalaman dan tindakan langsung, sehingga sangat pragmatis dan situasional. Umumnya pengetahuan ini tanpa disadari dimengerti dan diterapkan meskipun sulit di artikulasikan. Pengetahuan tacit ini di tularkan melalui pembicaraan yang interaktif dan kesempatan tukar pengalaman. Sementara pengetahuan eksplisit dapat secara formal di artikulasi kan dan di dokumentasikan, sehingga dapat dengan mudah di transfer dan disebarkan. Pengetahuan eksplisit bukan merupakan pengalaman langsung.</p> <p>Di kebanyakan perusahaan, pengetahuan mereka ada pada pegawai-pegawai yang ada di organisasi itu. Pengetahuan itu sering kali sifatnya intuitif, tacit, tidak explicit, dan biasanya tidak cukup detail. Pengetahuan seperti ini seringkali hilang ketika pegawai itu keluar dari perusahaan. Seringkali juga pengetahuan ini ada dalam sudut pandang yang berbeda-beda, belum dalam bentuk pemikiran kolektif terbaik. Pemikiran ini belum menjadi bagian yang integral dari bisnis, dan lebih penting lagi, pengetahuan ini ada dalam organisasi tetapi tidak banyak digunakan.</p> <p><strong>Proses Konversi Pengetahuan </strong></p> <p>Menurut teori Nonaka, konversi pengetahuan berjalan melalui 4 cara, yaitu :</p> <div class="ls_cont_ebook"> <ul><li class="ls_cont_ebook">Externalization (tacit to explicit) adalah proses konversi dari pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit, contohnya percobaan klinis diterjemahkan ke rekomendasi untuk standar praktik klinis.</li><li class="ls_cont_ebook">Combination (explicit to explicit) adalah proses memperkaya pengetahuan eksplisit yang ada untuk menghasilkan pengetahuan yang lebih komprehensif, misalnya mengkombinasikan pengetahuan medis dan pengetahuan organisasi menjadi sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan.</li><li class="ls_cont_ebook">Internalization (explicit to tacit) adalah proses pembelajaran individual dengan berulang-ulang menjalankan aktivitas penerapan suatu jenis pengetahuan eksplisit.</li><li class="ls_cont_ebook">Socialization (tacit to tacit) adalah proses belajar dengan berbagi pengalaman yang menghasilkan pengetahuan tacit sebagai keterampilan profesional bersama. Proses ini bisa juga terjadi melalui observasi pada perilaku orang lain. Misalnya saja coaching, mentoring dan magang, yang menularkan pengetahuan melalui pengamatan, peniruan dan praktik.</li></ul> <p><img src="http://www.qbheadlines.com/img/uploaded/thumbs/4223knowledge_management.jpg" alt="" width="50%" /></p> <p>Pengetahuan dalam organisasi adalah modal utama yang bila digunakan dengan baik akan menjadi kunci kemenangan kompetitif yang berkelanjutan. Karenanya, organisasi perlu menempuh cara agar pengetahuan organisasi berkembang dan dimanfaatkan untuk menjawab kebutuhan pelanggan sehingga meningkatkan nilai organisasi bagi pemegang sahamnya.</p></div>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-25720725099458976812010-01-08T09:39:00.000-08:002010-01-08T09:40:45.609-08:00Tiap Detik Bermakna<!-- end kepala artikel --> <!-- urutan berita --> <!-- isi artikel --> <div class="note_content text_align_ltr direction_ltr clearfix"> <div class="photo photo_left"> <div class="clear_left"> <div class="note_content text_align_ltr direction_ltr clearfix"> <div class="photo photo_left"> <div class="photo_img"><a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=30908290&op=1&view=all&subj=169380698558&aid=-1&auser=0&oid=169380698558&id=1111480694"><img class="alignleft" src="http://photos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs055.snc3/14243_1266871547845_1111480694_30908290_1072429_a.jpg" alt="" height="271" width="180" /></a></div> </div> <div class="clear_left">Kiat-kiat Mencapai Puncak Karir dan Membuat Hidup Lebih Berarti <p>Rekan-rekan,<br />Menulis kini menjadi kegiatan yang saya gemari. Alhamdulillah, buku perdana saya berjudul “Tiap Detik Bermakna” kini telah beredar di berbagai toko buku di Indonesia.</p> <p>Berbagai aspek penunjang sukses di dunia kerja, mulai dari persiapan ketika masih mahasiswa, membangun jejaring, memilih tim pemenang, mengarungi persaingan di dunia kerja dan berbagai topik-topik kepemimpinan di bahas di buku ini dalam bentuk artikel-artikel singkat, praktis dan enak di baca.</p> <p>Hidup tak hanya tentang bekerja, karenanya buku ini juga membahas cara mengelola keuangan dan berinvestasi agar bisa mencapai kebebasan finansial. Dibahas juga cara mencapai hidup yang seimbang, sesuai nilai-nilai terpenting dalam hidup kita, hingga hidup menjadi lebih bermakna.</p> <p>Semua orang punya waktu yang sama 24 jam sehari. Bagaimana menggunakan waktu ini menentukan kualitas hidup kita. Buku ini membahas cara-cara mengunakan waktu agar tiap detik lebih bermakna.</p> <p>Dunia ini penuh dengan peluang, dan kita punya bakat-bakat yang bisa diasah dan dikembangkan. Mereka yang mengasah bakat-bakat nya dan menggunakannya untuk meraih kesempatan, akan mendapatkan manfaat yang luar biasa, baik bagi dirinya maupun bagi orang-orang di sekitarnya.</p> <p>Buku ini diperkuat dengan ilustrasi kartun karya kartunis Tita Larasati.</p></div> </div> </div> </div> </div>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-55269182485858074472010-01-08T09:27:00.000-08:002010-01-08T09:37:42.713-08:00Perubahan adalah Peluang Bisnis<p>Wirausaha yang sukses umumnya tajam melihat peluang usaha. Pada artikel sebelumnya, penulis sudah membahas 3 cara menciptakan peluang bisnis. Kali ini penulis akan membahas menciptakan peluang bisnis dari suatu perubahan.</p> Kondisi yang stabil biasanya sangat disukai oleh perusahaan mapan. Mereka telah memiliki produk, jasa, dan operasi yang bagus yang cocok untuk kondisi ini. Model bisnisnya pun sudah terbukti berjalan dengan baik, punya pelanggan yang setia dan tim yang berpengalaman.<a name='more'></a><br />Perubahan, baik itu perubahan demografi, ekonomi, politik, sosial budaya, teknologi, atau peraturan, bisa mengakibatkan pergeseran selera, struktur biaya, model bisnis, tenaga ahli yang dibutuhkan maupun cara menjual. Seringkali perusahaan baru bisa lebih lincah di dalam mengambil kesempatan pada perubahan ini. Karenanya perubahan memberikan kesempatan bagi pendatang baru untuk bisa bersaing dengan lebih seimbang dengan pemain mapan. <p>Contoh pendatang baru yang memanfaatkan perubahan ekonomi sebagai peluang adalah pabrik mobil di Jepang. Krisis minyak di tahun 1973 menciptakan kebutuhan mobil hemat bahan bakar di seluruh dunia. Mobil-mobil Amerika yang ketika itu merajai pasar, bertahun-tahun berfokus pada mobil-mobil bertenaga tinggi dan mesin besar. Jepang ada di posisi yang lebih baik untuk memanfaatkan perubahan ini dan bisa masuk ke pasar global, terutama Amerika Serikat, karena memiliki mesin-mesin yang lebih kecil yang didesain untuk menggunakan bahan bakar dengan lebih efisien. Karena mobil-mobil Jepang sudah ringan, mereka adalah yang pertama yang bisa menggunakan material yang inovatif, seperti plastik dan lempeng baja tegangan (tarik) tinggi, untuk mengurangi berat lebih jauh lagi. Sejak itu mobil-mobil Jepang mendominasi dunia.</p> <p>Amazon.com adalah pendatang baru yang menjadi besar dengan memanfaatkan perubahan di bidang teknologi. Didirikan di tahun 1994, Jeff Bezos memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan peningkatan jumlah pengguna internet untuk menjual buku secara online. Kini tidak hanya buku yang dijual di sana, melainkan juga CD, Firm, perangkat lunak, peralatan elektronik, video games, mainan anak dll. Lebih jauh lagi, Amazon.com lalu menarik perusahaan lain untuk memasarkan produknya secara online di Amazon.com. Perusahaan seperti Target, Toys R Us, Old Navy dan masih banyak lagi menjual produknya di sana. Kini Amazon.com adalah salah satu retailer terbesar di Amerika.</p> <p>Perubahan lain yang bisa menjadi peluang di antaranya adalah perubahan demografi, seperti median umur, rasio laki-laki dan perempuan, jumlah yang bekerja dibanding total penduduk, dan lain-lain. Kini, semakin banyak perempuan yang mempunyai karir yang menyebabkan waktu yang tersedia untuk memasak menjadi lebih singkat. Beberapa perusahaan memanfaatkan perubahan ini dengan menawarkan berbagai masakan instan, yang kini menjadi sahabat para perempuan sibuk.</p> <p>Artikel ini sudah memberikan contoh perusahaan yang memanfaatkan perubahan ekonomi, teknologi dan demografi sebagai peluang. Bila mereka bisa, tentu kita pun bisa. Mari kita mulai mengamati perubahan yang terjadi disekitar kita dan melihat apakah ada peluang bisnis yang bisa kita manfaatkan di sana.</p> <p>Selamat menciptakan peluang dari perubahan.</p> <p>Salam hangat penuh semangat</p> Betti Alisjahbana<br />http://www.qbheadlines.com/ A Leadership & Entrepreneurship PortalUnknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-25345204814756149012010-01-08T09:07:00.000-08:002010-01-08T09:26:11.935-08:00Memanfaatkan TIK Untuk Pembangunan EkonomiTeknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akan semakin penting peranannya dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Meskipun biaya yang dibutuhkan untuk membangun Infrastruktur Nasional TIK besar, tetapi kerugian bila tidak melakukannya akan jauh lebih besar lagi.<br /><br />Kita perlu menentukan prioritas penerapan TIK agar memberikan hasil yang maksimal. Kita juga perlu membangun kemampuan untuk mengadaptasi, memelihara, melakukan penyesuaian dan mengkonfigurasi ulang solusi TIK yang ada agar menjawab kebutuhan.<br /><br />Problem terbesar di negara ini adalah masalah korupsi. Praktik korupsi di Indonesia terjadi di berbagai tingkatan, mulai dari urusan kecil yang menyangkut pelayanan masyarakat di tingkat kelurahan, hingga rekayasa penggunaan anggaran di lembaga-lembaga pemerintah. Korupsi terjadi karena ada niat dan ada kesempatan. Governance yang lemah membuka kesempatan korupsi. Itu sebabnya penerapan Good Governance menjadi sangat penting sebagai langkah pencegahan.<br />Sistem Informasi dapat memainkan peranan yang besar di dalam mendukung good governance melalui transparansi dan partisipasi masyarakat.<br /><br />Artikel ini terdiri 5 bagian sebagai berikut :<br /><br /> 1. Area pemanfaatan TIK<br /> 2. Membangun Infrastruktur<br /> 3. Menjawab Isu Tata Kelola (Kebijakan)<br /> 4. Memformulasikan Strategi TIK<br /> 5. Memanfaatkan TIK untuk Pembangunan<br /><strong><br />Area pemanfaatan TIK</strong><br /><br /><img src="http://www.qbheadlines.com/img/uploaded/thumbs/manfaat_tik.JPG" alt="" /><br />Secara umum pemanfaatan TIK di pemerintahan bisa di bagi dalam empat kategori, yaitu sistem informasi di dalam lembaga pemerintahan, sistem informasi antar lembaga pemerintah untuk memudahkan koordinasi, sistem informasi antara pemerintah dan kalangan bisnis, dan sistem informasi untuk warga masyarakat umum guna meningkatkan layanan masyarakat.<br /><br />Pemerintah membutuhkan akses pada informasi yang lebih baik dan juga membutuhkan cara agar bisa menyampaikan informasi pada warga usaha dan warga masyarakat yang terkena dampak dari keputusan dan kebijakan yang diambilnya. TIK membuka kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk meningkatkan dialog antara pemerintah dan masyarakat yang di layaninya dan membentuk pemerintahan yang lebih transparan. TIK menawarkan potensi partisipasi masyarakat yang lebih luas.<br /><br />77% kasus korupsi yang ditangani KPK menyangkut pengadaan. Penerapan e-procurement dapat membantu mencegah terjadinya korupsi karena keperluan kontak langsung antara penyedia barang/jasa dengan panitia pengadaan menjadi kecil, prosesnya menjadi lebih transparan dan mudah di audit. Sebuah studi yang dilakukan oleh KPK terhadap beberapa instansi yang telah menerapkan e-procurement menunjukkan bahwa penerapan e-procurement dapat menghemat anggaran rata-rata 23,5%, menurunkan Harga Penetapan Sendiri (HPS) rata-rata 20% dan menghemat waktu penyelenggaraan pembelian dari rata-rata 36 hari menjadi berkisar pada 20 hari.<br /><br />TIK dapat digunakan untuk mendukung administrasi organisiasi agar lebih rapi dan hemat biaya. Fasilitas database, dukungan grafis, alat pendukung simulasi dan modeling adalah dukungan integral bagi pengambilan keputusan dalam perencanaan, manajemen dan pembangunan. Di beberapa pemerintah daerah TIK sudah digunakan untuk mendukung Pelayanan Satu Loket. Adanya Pelayanan Satu loket ini, mengurangi kontak langsung antara Masyarakat Pemohon Ijin dengan Petugas Pelayanan. Tujuan dari dilaksanakan Pelayanan Satu Loket ini adalah untuk memberikan layanan masyarakat yang lebih baik dan untuk mengurangi KKN. di Kabupaten Jembrana misalnya, layanan perijinan satu loket ini mencakup 54 jenis layanan perijinan.<br /><br /><br />Penerapan TIK dapat memperbaiki kualitas kehidupan penduduk. Di bidang kesehatan, TIK mendukung pertukaran informasi yang lebih efisien antar petugas kesehatan sehingga menghemat waktu dan uang. TIK memungkinkan transfer catatan medis pasien antar lokasi dan membantu mempercepat respon staf medis. TIK juga bisa digunakan untuk mendidik para pekerja kesehatan dan pemerintah. Bagi mereka yang bertugas di pedesaan fasilitas ini membuat mereka tidak terisolasi. TIK juga bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. TIK dapat memandirikan mereka yang berkebutuhan khusus seperti kaum tunanetra, tunarungu, dan lain-lain.<br /><br />TIK juga dapat memfasilitasi akses atas berbagai informasi bagi warga masyarakat. Informasi ini mencakup informasi data-data sosial ekonomi dan berbagai statistik. Di bidang pertanian dan agribisnis data-data ini mencakup data tanah, hidrologi, curah hujan dan informasi lingkungan lainnya. Tidak kalah penting adalah informasi tentang dokumentasi, peraturan-peraturan dan hukum.<br /><br />Aplikasi TIK menyediakan alat untuk memperbaiki akses pada informasi dan untuk berbagi pengetahuan. Daya saing sektor industri sangat tergantung pada kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), riset dan kemampuan organisasi mereka untuk mentransformasikan hasil risetnya menjadi produk yang bisa dijual. Para periset membutuhan cara yang lebih mudah untuk mendapatkan akses terkini tentang iptek, riset-riset yang pernah dilakukan dan abstrak hasilnya, juga kesempatan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan periset lainnya. Fasilitas jejaring seperti email, multimedia conferencing sangat dibutuhkan oleh para periset.<br /><br />Di dunia industri TIK umumnya diterapkan untuk perencanaan dan kontrol, otomatisasi pabrik dan manajemen umum. TIK memungkinkan para pabrikan untuk mempercepat keseluruhan proses. Selain otomatisasi proses manufakturing, TIK dapat memfasilitasi pengambilan informasi di setiap tahapan desain dan pemasaran.<br /><br />Pemilu yang baru lalu ditandai dengan kisruh DPT.Hal ini bisa dihindari apabila kita telah menerapkan identitas tunggal bagi setiap warganegara. Nomor Induk Kependudukan (NIK) bersifat unik atau khas dan tunggal serta melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia dan berlaku seumur hidup. NIK yang tercantum di setiap KTP akan menjadi acuan kepentingan administrasi seperti pembuatan akte, pengurusan kerja dan usaha, paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen indentitas lainnya.<br /><br />Masyarakat inovatif berbasis pengetahuan sangat ditentukan oleh pendidikan dan adanya basis populasi tenaga ahli Iptek. Tersedianya tenaga ahli yang mempunyai kemampuan untuk memproduksi, memelihara dan menggunakan suatu sistem TIK sangat menentukan. Untuk ini kebijakan yang tepat dibutuhkan.<br /><br />TIK dapat memfasilitasi transformasi ekonomi dan sosial. Di negara-negara yang lebih maju transformasi ini dibuktikan dengan penerapan pelatihan dan pertukaran pengetahuan dengan memanfaatkan TIK. Jumlah jejaring pengetahuan, konten dan pertukaran informasi meningkat dengan sangat signifikan. Meskipun TIK memungkinkan teknik baru untuk mendapatkan informasi digital, informasi ini akan sedikit gunanya bila tidak ditransformasikan ke pengetahuan yang relevan untuk pembangunan.<br /><br />Metoda baru dalam menghasilkan dan menyebarkan pengetahuan, dimana pengetahuan itu dihasilkan dalam konteks penggunaannya, akan memberikan pengaruh yang luar biasa bagi negara berkembang. Cara baru ini menciptakan potensi masalah bagi institusi pendidikan dan lembaga riset yang ada. Bila institusi-institusi ini tidak diubah, negara berkembang mempunyai risiko terkunci dalam cara menghasilkan pengetahuan yang semakin tidak relevan bagi kebutuhan spesifik mereka baik secara teknis, ilmiah dan ekonomis. Penulis melihat belum ada komunikasi dan sinergi yang baik antara kalangan akademisi dan pusat-pusat litbang iptek dengan dunia industri dan pengguna akhir. Komunikasi dan sinergi ini perlu dibangun. Demikian juga keberpihakan terhadap produk TIK dalam negeri diharapkan dapat menyertainya.<br /><br />Beberapa negara di Asia telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang mengagumkan selama sepuluh tahun terakhir. Beberapa faktor penyebabnya adalah liberisasi pasar, orientasi ekspor dan investasi yang tinggi di pendidikan. Yang juga cukup signifikan adalah akumulasi pengetahuan sebagai akibat dari fokus dan promosi industri TIK, yang saat ini sebesar 25 % dari keseluruhan ekpor negara-negara di Asia Tenggara. Di Indonesia, kebutuhan TIK domestik sebagian besar masih dipenuhi oleh produk-produk impor. Produk-produk dalam negeri selain belum banyak, yang ada pun seringkali masih dianggap tidak sebagus produk-produk impor. Diperlukan langkah-langkah percepatan penguasaan teknologi bagi kelompok TIK yang strategis seperti :UKM, pertanian, kesehatan, transportasi, pertahanan dan telekomunikasi. Pada saat yang sama diperlukan kebijakan yang memihak produk-produk dalam negeri, terutama untuk memenuhi kebutuhan di kalangan pemerintah.<br /><br />Kapasitas untuk belajar di masyarakat dipengaruhi akses ke berbagai informasi digital. TIK bisa melengkapi dan meningkatkan kapasitas belajar. Di ekonomi berbasis pegetahuan, individu, organisasi, dan negara bisa menghasilkan kekayaan and mendapatkan akses kepada kekayaan sebanding dengan kapasitas belajarnya.<br /><br />Konferensi eletronik, diskusi kelompok kecil dan berselancar di internet mempersiapkan pelajar pada masyarakat pengetahuan masa depan dimana para ilmuwan dan tim korporasi di berbagai belahan dunia akan bekerjasama menjawab berbagai permasalahan. Tantangannya adalah terbatasnya dana untuk mendukung pemanfaatan TIK dalam pendidikan massal. TIK dapat membantu banyak hal di dunia pendidikan. TIK bisa digunakan untuk mengatasi kekurangan guru, juga dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan guru dalam mengajar. Komunikasi elektronik antar guru memungkinkan guru bertukar pengalaman dan materi mengajar. TIK dapat digunakan untuk membuat repositori dari materi pengajaran yang dapat diakses, diedarkan dan diproduksi dengan biaya rendah apabila fasilitasnya memadai. Ironisnya kelompok guru di Indonesia ini sebagian besar belum mempunyai akses TIK, sebuah masalah yang harus segera dicari jalan keluarnya agar kualitas guru dan materi mengajar bisa membaik.<br /><br />Tantangan yang harus di atasi dalam mebuat strategi TIK adalah membuat sumber daya ini tersedia juga bagi mereka yang tidak mampu, agar merekapun mendapatkan kesempatan untuk belajar seumur hidup. Dalam kaitan dengan hal ini, penulis ingin memberikan penekanan bahwa ada banyak sekali sekolah-sekolah tertinggal yang belum mempunyai akses TIK yang perlu segera mendapat perhatian. Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI) mencoba menjawab tantangan ini dengan menjalin kerja sama dengan bank dan perusahaan minyak untuk memanfaatkan ribuan PC yang sudah tidak digunakan lagi untuk disalurkan ke sekolah-sekolah tertinggal. PC ini dilengkapi dengan perangkat lunak open source dan pelatihan. Untuk melaksanakan program ini AOSI mendapatkan dukungan dari Kementrian Negara Riset dan Teknologi. Program seperti ini harus ditingkatkan kapasitasnya untuk dapat memberikan arti yang signifikan.<br /><br /><p><strong>Membangun Infrastruktur</strong></p> <p>Kemampuan kita untuk memanfaatkan TIK, berbagai aplikasi seperti e-government, e-learning, e-commerce dan konten sangat bergantung pada penetrasi akses ke internet di masyarakat. Akses ke internet mencerminkan infrastruktur telekomunikasi dunia yang tidak merata dan sangat berkaitan dengan tingkat pendapatan perkapita nasional. Akan tetapi, beberapa negara melakukan investasi besar-besaran dalam membangun infrastruktur telekomunikasi. Negara-negara di Asia mengalami pertumbuhan pengguna internet yang tertinggi di dunia. Di Indonesia pengguna internet telah mencapai 30 juta orang dengan laju pertumbuhan pelanggan pertahun mencapai 26 % dan pertumbuhan pengguna mencapai 40 %.</p> <p><img src="http://www.qbheadlines.com/img/Picture1.jpg" alt="" align="center" /></p> <p>Peningkatan jumlah pengguna di Indonesia memang luar biasa, namun demikan peningkatan akses ini belum secara merata menjangkau daerah-daerah di Indonesia. Untuk memperkuat akses, terutama di Indonesia bagian timur, pemerintah telah menggagas pembangunan Palapa Ring. Palapa Ring adalah suatu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 33 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer. Palapa ring merupakan jaringan serat optik pita lebar yang berbentuk cincin yang mengitari tujuh pulau, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua, serta delapan jaringan penghubung dan satu cincin besar yang mengelilingi Indonesia baik lewat dasar laut atau pun lewat daratan. Investasi pembangunan Palapa Ring sepenuhnya berasal dari operator telekomunikasi anggota konsorsium. Namun demikian proyek ini tidak berjalan mulus, selain pembangunannya akan mundur dari jadwal, juga anggota konsorsium yang semula tujuh tinggal tiga yaitu Telkom, Indosat dan Bakrie Telecom. Jumlah investasi pun menyusut, sehingga target jumlah propinsi/kota yang akan tersambung harus dikurangi. Semoga pemerintah melalui depkominfo bekerjasama dengan konsorsium akan berhasil merealisasikan pembangunan palapa ring ini.</p> <p><img src="http://www.qbheadlines.com/img/picture2.jpg" alt="" align="center" /></p> <p><br />Beberapa negara di Asia telah berhasil membangun produk TIK lokal. Korea selatan memproduksi memory chips. Malaysia, Singapura, Taiwan dan Thailand telah menjadi pemasok berbagai produk elektronik, seperti telepon genggam, komputer pribadi, disk drive, dan monitor komputer. Indonesia perlu membangun kapasitas untuk memproduksi TIK. Kapasitas riset yang ada di berbagai lembaga riset pemerintah perlu disinergikan dengan pihak swasta agar bisa membangun industri TIK nasional.</p> <p>Salah satu proyek mercu suar yang bisa digunakan untuk membangun kemampuan produksi dalam negeri adalah proyek penerapan NIK (Nomor Identitas Tunggal). NIK bersifat unik atau khas dan tunggal serta melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia dan berlaku seumur hidup. NIK yang tercantum di setiap KTP akan menjadi acuan kepentingan administrasi seperti pembuatan akte, pengurusan kerja dan usaha, paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen indentitas lainnya. KTP berbasis NIK yang disebut dengan KTP elektronik akan memuat kode keamanan dan rekaman elektronik ( biodata, pasfoto, sidik jari) sebagai alat verifikasi jati diri dalam pelayanan publik.</p> <p>Proyek seperti ini diperkirakan akan menelan ratusan milyar rupiah, penulis berharap industri dalam negeri, terutama industri manufaktur elektronika akan dilibatkan dalam sebagian besar pengerjaannya, misalnya dalam desain chip, perancangan sistem operasi, pembuatan kartu, pembuatan mesin pembaca dll. Resiko bisa dikurangi dengan penerapan pilot project untuk membuktikan bahwa produk lokal tersebut memang layak pakai.</p> <p>Akan kah kita mengambil langkah yang diperlukan di dalam membangun kemampuan industri TIK nasional ?</p> <strong>Menjawab Isu Tata Kelola (Kebijakan)</strong><br /><br />Kebijakan di bidang TIK sangat berpengaruh pada peluang untuk membangun kemampuan teknologi dan sosial. Masalah kebijakan ini perlu di tangani dengan efektif bila kita ingin mendapatkan manfaat TIK yang maksimal.<br /><br />Jejaring internet telah memungkinkan kita untuk memasarkan informasi dan perangkat lunak ke seluruh dunia. Pembuat produk informasi sangat aktif untuk memperjuangkan perlindungan hak atas kekayaan intelektual yang sangat kuat. Mereka melobi pemerintah di berbagai negara untuk menerapkan konvensi internasional dalam undang-undang nasionalnya. Kebanyakan produk ini diproduksi di negara maju, meskipun beberapa negara berkembang tertarik untuk meningkatkan perlindungan atas HaKI bagi perusahaan lokalnya, mayoritas produk-produk ini diproduksi oleh negara maju. Pemerintah perlu membangun kerangka kebijakan yang merangsang, mendukung dan memunculkan kapasitas untuk bisa memproduksi teknologi baru dan konten informasi digital agar dapat menumbuhkan TIK sebagai suatu industri dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.<br /><br />Negosiasi dalam berbagai forum internasional dan konsorsium swasta telah menghasilkan tekanan baru agar pasar di buka untuk persaingan global dan adanya perlindungan terhadap HaKI bagi penghasil perangkat dan informasi. Risiko yang harus ditanggung oleh negara berkembang seperti Indonesia adalah inisiatif lokal untuk membangun pondasi bagi masyarakat pengetahuan yang inovatif menjadi lebih sulit.<br /><br />Keseimbangan yang tepat antara membangun lingkungan yang kondusif bagi investasi asing dan meyakinkan bahwa industri TIK lokal bisa berkembang dan manfaat TIK bisa dinikmati oleh semua perlu dicapai. Investasi baru harus menjangkau daerah remote dan yang membutuhkan biaya tinggi, sehingga tanpa bantuan menjadi tidak terjangkau bagi komunitas bisnis lokal untuk membangunnya. Dalam hal ini pelaksanaan pembangunan Palapa Ring dan implementasi USO (Universal Service Obligation) yang akan menyediakan akses telekomunikasi ke desa-desa harus segera dilaksanakan.<br /><br />Pertimbangan sosial dan budaya sangat penting dalam membahas tantangan dan implikasi akses masyarakat pada internet , penggunaan bisnis e-commerce dan jumlah informasi elektronik yang semakin banyak. Kebijakan penting yang harus ada mencakup perlindungan privasi individu dan keamanan informasi komersial. Undang-undang ITE yang telah sekian lama ditunggu akhirnya selesai sambil menyisakan beberapa pasal karet yang harus disempurnakan, misalnya pasal pencemaran nama baik.<br /><br /><br /><strong>Memformulasikan Strategi TIK</strong><br /><br />Strategi dan kebijakan TIK akan sangat menentukan apakah peningkatan ketersediaan TIK dan aplikasinya akan membawa perbaikan ekonomi dan sosial atau malah membawa kita pada bentuk lain dari eksklusivitas. Prioritas harus diberikan pada kebijakan, peraturan, pendidikan, pelatihan dan program yang akan meningkatkan kapasitas untuk secara kreatif memproduksi atau menggunakan TIK. Sinergi sumber daya dan kemintraan antar para pemangku kepentingan, termasuk komunitas bisnis perlu didorong. Strategi TIK untuk membangun infrastruktur informasi nasional, termasuk komponen teknologi dan sosialnya tidak bisa sebatas pernyataan tetang tujuan saja, melainkan harus dilengkapi dengan langkah-langkah nyata dan pendanaan yang sesuai.<br /><br />Mengingat besarnya potensi TIK, pemerintah dan para pemangku kepentingan harus membangun kemampuan untuk memproduksi, mengakses dan menggunakan teknologi. Untuk membangun kemampuan ini, strategi TIK harus cepat tanggap pada tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan melibatkan semua pemangku kepentingan. Pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting, mendukung bentuk baru fasilitasi pasar, memperkenalkan peraturan yang efektif, mendorong dialog antara para pemangku kepentingan dan memberikan layanan publik yang sesuai dengan kondisi lokal.<br /><br />Infrastruktur informasi nasional akan sangat tergantung pada kekuatan kemampuan R&D perusahaan dan kecenderungan untuk melakukan investasi R&D. Elemen lain yang sama pentingnya adalah kemampuan R&D lembaga pemerintah dan hubungan institusi ini dengan sektor swasta, dan hubungan antara organisasi domestik dengan berbagai organisasi di seluruh dunia. Kegagalan untuk mendefinisikan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan lalu menentukan langkah yang akan dipilih agar bisa menumbuhkan industri TIK nasional dapat membuat kita menjadi sangat tergantung pada impor sehingga kehilangan kesempatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan dari ekspor dan pekerjaan.<br /><br /><strong>Mengambil Manfaat TIK untuk Pembangunan</strong><br /><br />Dua kondisi akan membantu negara berkembang mengeksploitasi potensi TIK untuk pertumbuhan sosial dan ekonomi. Yang pertama adalah ketersediaan infrastruktur informasi nasional. Yang kedua adalah kemampuan untuk menciptakan dan mendorong lingkungan yang mendukung. Ini artinya membangun aplikasi dan konten untuk memanfaatkan inftrastruktur sesuai dengan kebutuhan lokal. Aplikasi ini misalnya adalah aplikasi kebutuhan harian, aplikasi komunitas, aplikasi pendidikan dan aplikasi produktif.<br /><br />Untuk membangun kemampuan TIK dan membangun infrastruktur informasi nasional, Indonesia harus memobilisasi dan mengumpulkan ahli-ahli serta lebih cerdik di dalam melakukan investasi. Misalnya saja Free/Open Source Software perlu digalakkan penggunaannya di kalangan pemerintah agar menghemat biaya dan memungkinkan aplikasi yang telah dibuat di salah satu institusi pemerintah dapat digunakan di tempat lain tanpa perlu membangun ulang dan tanpa perlu membayar lisensi, sehingga menghemat biaya dan waktu. Demikian pula suatu framework pengembangan Sistem Informasi perlu dibangun bagi masing-masing institusi pemerintah agar pembangunan aplikasi lebih terencana, tidak tumpang tindih dan interoperability antar berbagai aplikasi dapat terjadi.<br /><br />TIK dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang sangat besar kepada banyak pihak bila strategi TIK yang tepat diimplementasikan. Pertimbangan utama dalam desain dan implementasi strategi TIK mencakup memproduksi dan memanfaatkan TIK untuk kepentingan sosial dan ekonomi, mengembangkan sumber daya manusia untuk dapat mengimplementasikan strategi secara efektif, mengelola inovasi iptek di bidang TIK demi pengembangan yang berkelanjutan, memperbaiki akses ke jaringan TIK, mempromosikan dan mendanai investasi TIK, menciptakan dan mengakses pengetahuan iptek, dan memonitor dan mempengaruhi aturan internasional.<br /><br /><p>Catatan :<br />Dua gambar di artikel ini diambil dari presentasi berjudul " Government Policy on Mobile Content" oleh Cahyana Ahmadjayadi, Direktur Jendral Aplikasi Telematika, Depkominfo.</p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-41327675525817403722010-01-08T09:03:00.000-08:002010-01-08T09:07:16.062-08:00Tiga Cara Menciptakan Peluang Bisnis<span style="font-size:100%;">Dalam diskusi yang di gelar KADIN Juli 2009, sejumlah pelaku industri mengaku tidak siap menjalani FTA ASEAN-China. FTA yang di implementasikan sejak 2005 ini berpengaruh sangat signifikan terhadap surplus perdangangan Indonesia. Apalagi dengan akan adanya penurunan atau penghapusan bea masuk menjadi 0% pada tahun 2010.<br /></span><div class="ls_cont_ebook"><span style="font-size:100%;"><br />Jika FTA itu tetap direalisasikan, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Dalam Negeri Benny Soetrisno mengatakan, ada potensi pembengkakan defisit perdagangan lebih dari US$ 7.6 Miliar. Melihat ketidakpastian pengusaha itu, kata Benny, pemerintah semestinya mendesak agar realisasi FTA di 2010 ditunda. Di sisi lain, pemerintah bisa mengamankan kepentingan nasional , dengan memperketat lalu lintas masuk produk melalui standar labelisasi dan sertifikasi BPOM ( Badan Pengawan Obat dan Makanan) serta Standar Nasional Indonesia.<br /><br />Bersaing melawan produk China memang sulit, apalagi pemerintah China tahu betul bagaimana cara mengamankan kepentingan nasionalnya. Seorang kawan merintis bisnis membuat mesin-mesin sederhana, akan tetapi dalam perhitungannya, ongkos membuat mesin-mesin tersebut ternyata sudah sama dengan harga jual produk buatan China. Jadi dimana peluang kita?<br /><br />Berdasarkan suatu studi yang saya lupa sumbernya dari mana, hanya 3-4 % wirausaha saja yang produknya benar-benar baru dan inovatif, selebihnya, yaitu 96 % adalah meniru atau memodifikasi dari produk yang sudah ada.</span><br /><p style="text-align: left;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family: arial; font-size: small;">Ada tiga jenis modifikasi yang saya ketahui, yaitu :<br /><br />● <strong>Peningkatan </strong>dari produk yang sudak ada sekarang, misalnya perbaikan fitur. Beberapa membuat produk yang sama tetapi lebih murah, lebih baik, lebih cepat atau lebih mudah digunakan. Beberapa contoh produk dengan pendekatan peningkatan adalah jam mekanik yang ditingkatkan menjadi jam Quartz, atau modem konvensional yang ditingkatkan menjadi modem ADSL, yang bisa digunakan untuk data dan suara pada saat yang sama dan bisa jauh lebih cepat dibanding modem konvensional.<br /><br />Ketika memberikan kuliah, saya minta salah satu mahasiswa memberikan contoh peluang dengan pendekatan peningkatan. “Alat berat untuk mengeraskan jalan berukuran lebih kecil”, jawabnya. Saya jadi teringat sebulan yang lalu, ketika QB Architects melakukan pemadatan jalan di properti yang sedang kami kembangkan, kami harus mengganti pagar bangunan di sebelahnya, karena tersenggol alat berat yang rupanya berukuran terlalu besar untuk lahan yang sedang kami kembangkan. Jadi saya katakan pada mahasiswa tersebut bahwa ide dia bagus juga.<br /><br />● <strong>Penambahan fitur. </strong>Contoh pendekatan penambahan fitur adalah apa yang terjadi di telepon genggam. Dulu telepon genggam hanya bisa untuk teelpon dan SMS saja. Kini kita bisa menikmati telepon genggam yang dilengkapi dengan kamera, radio FM dan MP3 player. Tambahan fitur ini rupanya mendapat sambutan yang baik di pasar. Contoh lain adalah pisau lipat Swiss Army yang melengkapi pisau lipat biasa dengan berbagai alat praktis seperti pembuka botol, obeng, korek kuping, gunting, dan lain-lainl. Pisau lipat Swiss Army ini mencapai sukses luar biasa .<br /><br />Sebagai salah satu latihan melahirkan ide, saya meminta mereka yang hadir dalam kuliah saya untuk dalam waktu 1 menit menuliskan sebanyak mungkin ide untuk menambahkan fungsi tambahan pada sebuah pena. Salah seorang mahasiswi bisa menuliskan 13 ide fungsi tambahan dalam waktu 1 menit. Ide yang menarik di antaranya adalah pena ber -TipEx, pena beralat garuk, pena sekaligus alat rajut dan masih banyak ide lagi.<br /><br />● <strong> Spesialisasi</strong>, yaitu produk yang ada difokuskan pada target market tertentu. Contohnya rumah sakit khusus wanita dan anak, atau jasa pencarian eksekutif khusus eksekutif puncak , CEO, CFO, COO.<br /><br />Berpartner dengan anak muda, saya membuat portal telepon genggam untuk remaja (QB Youth) dimana berbagai produk kreatif digital bisa diperjualbelikan. Suami saya melalui PinPoint Publication-nya telah membuat 18 majalah untuk segmen market yang sangat spesifik, seperti majalah wanita muslim (Noor), majalah bagi kalangan atas (Indonesian Tattler), majalah komputer PC Media, dan masih banyak lagi.<br /><br />Kita bisa memilih salah satu dari tiga pilihan cara di atas didalam menciptakan peluang bagi bisnis kita, termasuk bila ingin menyaingi produk China. Dari pada pusing membuat produk yang lebih murah dari produk China, cobalah membuat produk yang berbeda, bisa lebih canggih, atau fungsinya lebih lengkap atau lebih fokus memenuhi kebutuhan suatu segmen pasar tertentu dimana kita punya akses yang lebih baik.<br /><br />Seorang entrepreneur harus bisa menciptakan suasana dimana orang bersemangat untuk menghasilkan ide-ide. Setelah itu, tantangannya adalah menyaring ide-ide itu untuk kemudian memilih peluang terbaik. Ada lima pertanyaan yang perlu kita jawab untuk menentukan apakah ide bisnis kita punya peluang sukses yang cukup tinggi. Kelima pertanyaan itu adalah:<br /><br />1. Masalah pelanggan apa yang kita pecahkan dengan produk kita ini? Apakah cukup penting sehingga akan membuat pelanggan membeli produk kita?<br /><br />2. Bagaimana kita akan menjalankan bisnis kita ini? Bagaimana model bisnisnya (produk, distribusi, lokasi, teknologi, layanan, brand)<br /><br />3. Berapa besar pasarnya? Berapa besar yang bersedia membeli dari kita? Siapa yang akan menjadi pelanggan pertama? Siapa yang akan menjadi pelanggan ke 100?<br /><br />4. Seberapa mudah orang lain meniru bisnis kita? Dimana keunikan kita ? Apa yang kita tawarkan yang orang lain tidak bisa?<br /><br />5. Bagaimana kita bisa memenangkan persaingan? Lokasi, brand, HaKI, layanan prima, cita rasa, desain?<br /><br />Ada banyak peluang bisnis yang bisa kita gali dan kita garap asal kita siap untuk bekerja keras dan punya komitmen dan keteguhan yang tinggi untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk membuatnya berhasil.<br /><br />Selamat menciptakan peluang bisnis dan meraih sukses.<br /><br />Salam hangat penuh semangat.<br /><br />Betti Alisjahbana</span></span></p></div>Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-18433919238032143832009-08-10T03:53:00.000-07:002009-08-10T04:03:38.793-07:00Beasiswa "ITB untuk Semua" Selanjutnya Apa ?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirpM9JFdPHqNEhxB7Utgc95EeXiPkbXuo8ooyiBYH6Aca0HfN3YxonUKG36Nqx3k0maoDrF6ghMrMwSMUkQvycetlxiHyzQxHKQ-1L92yoIpebVOV8WQmdUijN8thVgUGkXyGx7vpMZmRK/s1600-h/foto+bersama+02.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 175px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirpM9JFdPHqNEhxB7Utgc95EeXiPkbXuo8ooyiBYH6Aca0HfN3YxonUKG36Nqx3k0maoDrF6ghMrMwSMUkQvycetlxiHyzQxHKQ-1L92yoIpebVOV8WQmdUijN8thVgUGkXyGx7vpMZmRK/s400/foto+bersama+02.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5368288843286382146" border="0" /></a><br />Hari ini, 10 Agustus 2009, adalah hari kuliah pertama bagi para mahasiswa baru ITB, termasuk bagi 40 mahasiswa penerima beasiswa “ITB untuk Semua” yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.<br /><br />Program "ITB Untuk Semua" adalah suatu skema penerimaan mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung yang secara khusus menyediakan bangku kuliah bagi para lulusan sekolah menengah umum dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi. Uang pendidikan, ongkos tempat tinggal, dan biaya hidup selama menempuh kuliah di Bandung didanai beasiswa "ITB Untuk Semua". Dana yang disediakan untuk menempuh ilmu selama 4 tahun termasuk biaya hidup bagi masing-masing mahasiswa adalah Rp. 100.000.000.<br /><br />Merancang dan menjalankan program Beasiswa ITB untuk Semua merupakan kerja keras bagi panitia dan para relawan, baik didalam menggalang donasi maupun dalam merekrut dan membimbing para mahasiswa muda ini. Menggalang dana donasi di tengah suasana krisis ekonomi memang bukan perkara mudah, apalagi usaha penggalangan dana dimulai di tengah tahun, dimana bagi banyak perusahaan, penggunaan dana CSR sudah ditentukan sejak tahun sebelumnya. Kami bersyukur berhasil menggalang dana sejumlah Rp. 4.3 milyar, yang berasal dari donasi perusahaan, perorangan, kelompok dan donasi kolektif.<br /><br />Tantangan lain yang tidak kalah rumitnya adalah menjaring calon mahasiswa pandai dari keluarga miskin dari daerah-daerah di seluruh Indonesia. Beasiswa ini mensyaratkan bahwa penerima datang dari keluarga berpenghasilan di bawah Upah Minimum Regional. Kebanyakan dari mereka, mimpipun tidak untuk bisa kuliah di ITB. Itu sebabnya dibutuhkan usaha ekstra untuk menjemput bola, menyampaikan berita baik ini keseluruh pelosok negeri, agar mereka yang memenuhi syarat segera mendaftar. Berbagai jalur kami manfaatkan untuk menyebar berita ini, melalui sekolah-sekolah, klub guru Indonesia, alumni, keluarga mahasiswa ITB dan tentunya juga melalui situs web, milis dan jejaring sosial.<br /><br />3170 pendaftar masuk sampai dengan hari penutupan, dari jumlah itu kami menseleksi 200 yang terbaik berdasarkan nilai akademis dan potensi kepemimpinannya. 200 kandidat ini lalu kami biayai transportasi, penginapan dan biaya tesnya untuk ikut tes penerimaan mahasiswa di Bandung. Kami bersyukur 40 diantaranya lulus ujian saringan masuk dan di terima di ITB. Penerima beasiswa datang dari berbagai daerah : Tuban, Trenggalek, Semarang, Kediri, Bandung, Pemalang, Nganjuk, Balikpapan, Sidoardjo, Banyuwangi, Banyumas, Klaten, Cibinong, Yogyakarta, Tana Toraja, Cilacap, Purwokerto, Lampung, Mojokerto, Bogor, Gorontalo, Jambi dan Jakarta. Pekerjaan orang tua mereka diantaranya adalah supir, tukang baso, buruh tani, guru, pensiunan, penjahit, pedagang kelontong dll.<br /><br />Agar tidak mengalami kesulitan ketika kuliah nanti, mereka kami bekali dengan program bridging selama satu bulan yang berisi pemupukan softskills dan penguatan mafiki (Matematika, Kimia dan Fisika). Semoga mereka bisa menyelesaikan kuliah dan lulus dengan baik, dan kelak bisa kembali kedaerahnya dan menjadi agen perubahan di lingkungan sosial asalnya.<br /><br />Program Beasiswa “ITB untuk Semua” edisi perdana sudah bergulir, banyak pengalaman dan pelajaran yang kami peroleh selama proses ini. Berhasil menggalang dana sejumlah Rp. 4.3 Milyar dan menjaring 40 mahasiswa yang bisa lulus ujian saringan masuk ITB yang super kompetitif adalah pembukaan yang bagus. Namun demikian, kami bercita-cita agar paling tidak kami bisa meningkatkan jumlah ini menjadi 10 % dari jumlah mahasiswa baru yang di terima di ITB. Ini artinya, 300 mahasiswa dan Rp. 30 Milyar donasi yang harus diupayakan. Sebuah cita-cita yang ambisius dan penuh tantangan memang. Namun kami percaya itu adalah cita-cita yang mulia dan kami percaya pula bahwa apabila kita menghendaki sesuatu dengan sungguh-sungguh maka seluruh alam akan berkonspirasi untuk membantu kita mencapainya.<br /><br />Melalui artikel ini kami ingin mengajak semua pihak untuk mendukung program ini. Semoga kita semua bisa bahu membahu membuka kesempatan bagi keluarga miskin untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya ke salah satu perguruan tinggi terbaik di negeri ini, dengan harapan melalui pendidikan ini nasibnya bisa berubah.<br /><br />Informasi lebih lengkap tentang program ini bisa dilihat di itbuntuksemua.com<br /><br />Salam hangat penuh semangat<br />Betti Alisjahbana<br />Ketua tim penyelenggara<br />Beasiswa ITB untuk Semua<br /><br />Keterangan foto :<br />Para penerima beasiswa “ITB untuk Semua” berfoto bersama Gubernur Jawa Barat, Rektor ITB, Anggota MWA ITB dan sebagian relawan.Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-30017801457511274972009-06-21T02:42:00.000-07:002009-06-21T02:51:35.679-07:00Memuaskan PelangganBelum lama ini berita di berbagai media di ramaikan oleh cerita tentang Prita Mulyasari versus Rumah Sakit Omni International. Prita yang tidak puas dengan cara diagnosa dan pengobatan yang di alaminya di Rumah Sakit Omni International, menuliskan ketidak puasannya tersebut dalam sebuah e-mail yang di kirim kepada 10 orang kawan-kawannya. E-mail berjudul “Penipuan Omni International Hospital Alam Sutera Tanggerang” ini rupanya ber edar luas dan menuai tuntutan perdata dan pidana atas pencemaran nama baik dari pihak Rumah Sakit Omni International kepada Prita. Prita pun harus mendekam di rumah tahanan selama 3 minggu, sebelum kemudian mendapat penangguhan penahanan dan menjadi tahanan kota.<br /><br />Kasus ini bisa di bahas dari berbagai sudut pandang, mulai dari Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasat 27 ayat 3 yang sangat lebar interpertasinya, Jaksa yang diindikasi mendapat pesanan sampai dengan kebebasan berekpresi di dunia maya yang terasa terancam.<br /><br />Kali ini saya hendak membahasnya dari sudut yang lain, yaitu sudut pandang memuaskan pelanggan. Saga ini sebetulnya asal muasalnya adalah pelanggan yang tidak puas dengan layanan rumah sakit. Bila saja Rumah Sakit Omni International menangani ketidak puasan pleanggannya dengan baik, tentunya rentetan peristiwa yang ujung-ujungnya merugikan citra Omni International secara masif ini tidak perlu terjadi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kemampuan melayani pelanggan salah satu kunci sukses wirausaha</span><br />Dalam situasi ekonomi yang penuh tantangan, mempertahankan pelanggan sangat penting bagi keberhasilan usaha. Bila kita tidak memberikan alasan yang kuat bagi pelanggan untuk tetap setia, pesaing akan memberikan alasan pada mereka untuk meninggalkan kita. Memuaskan dan mempertahankan pelanggan akan memicu keuntungan bisnis. Perusahaan yang memberikan kualitas layanan yang secara konsisten baik memberikan keuntungan 2 kali lebih besar.<br /><br />Jauh lebih murah menjaga hubungan dengan pelanggan yang ada dan menjual kepada mereka, dibandingkan dengan menjual kepada pelanggan baru. Berbagai survey yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa mempertahankan pelanggan, 5 sampai 7 kali lebih murah dibandingkan dengan menarik pelanggan baru. Karenanya menjaga keluasan pelanggan sangat penting.<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi12mdWFQCa-VGeQDGsetez0UhmGyZypazBBitwMrpZcrEu5rgbAL_S4TeFAksb47iTqrqDkQhJTtQhNi_VJ6cY7k4XXNE5Xe-X66F4kSCMufLWpI5tPNew2aLDoRjRbo8NxTv444Dw07_z/s1600-h/picture.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 301px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi12mdWFQCa-VGeQDGsetez0UhmGyZypazBBitwMrpZcrEu5rgbAL_S4TeFAksb47iTqrqDkQhJTtQhNi_VJ6cY7k4XXNE5Xe-X66F4kSCMufLWpI5tPNew2aLDoRjRbo8NxTv444Dw07_z/s400/picture.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5349715944114278546" border="0" /></a>Penyebab utama perusahaan kehilangan pelanggan adalah ketika petugas kurang menunjukan perhatian dan kepedulian pada pelanggan.<br /><br />Dalam sebuah survey, alasan ini menduduki peringkat pertama dengan 68%. Sementara tidak puas dengan produk ada dalam posisi ke dua dengan 14 %.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Komponen Kepuasan Pelanggan.</span><br />Ada tiga komponen utama yang sangat berpengaruh pada kepuasan pelanggan. Komponen pertama adalah orang atau layanan personal. Pengetahuan dan ketrampilan orang-orang yang kita pilih, kemampuan mereka untuk mengerti kebutuhan pelanggan dan melayani pelanggan dengan penuh perhatian, dan fokus yang tinggi pada pelanggan sangatlah penting.<br /><br />Komponen penting yang kedua adalah kualitas produk yang kita jual, yang meliputi fungsi, desain dan kesesuaian dengan target pasar yang kita tuju. Harga pun menentukan kepuasan pelanggan. Kita harus meyakinkan, harga yang kita patok sesuai dengan persepsi pelanggan tentang nilai yang dia dapatkan dari jasa dan produk kita berikan.<br /><br />Komponen penting yang ketiga adalah proses dan sistem pendukung yang memungkinkan kita memberikan layanan yang prima secara konsisten dan berkesinambungan. Termasuk di dalamnya sistem administrasi pendukung yang effisien dan efektif, informasi pelanggan yang terjaga kekiniannya, sistem pemantauan kepuasan pelanggan yang baik, serta sistem penanganan komplain yang baik.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Mengubah Komplain Menjadi Peluang</span><br /><br />Banyak perusahaan tidak siap menangani komplain, dan malah menyerang pelanggan karena melayangkan komplain. Tindakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Omni International adalah salah satunya. Perusahaan yang baik, selain meyakinkan layanannya baik, juga menyediakan jalur bagi pelanggannya untuk menyampaikan masukan termasuk komplain. Masukan dan komplain harus tanggapi dengan baik, sehingga pelanggan tidak perlu mencari perhatian dengan menggunakan jalur umum seperti surat pembaca di media, atau forum milis untuk menyampaikan keluhannya.<br /><br />Langkah-langkah penanganan masukan ini urutannya sebaiknya adalah :<br /><br />Permintaan maaf bila pelanggan mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan. Meskipun perusahaan kita belum tentu bersalah, permintaan maaf ini lebih ditujukan untuk menunjukkan bahwa kita berempati pada pengalaman yang dirasakan oleh pelanggan.<br /><br />Pahami akar masalahnya. Sering kali apa yang disampaikan pelanggan adalah suatu akibat dari suatu rangkaian proses. Kita perlu memahami akar masalahnya agar kita bisa memberikan pemecahan yang tepat.<br /><br />Ambil tindakan yang diperlukan agar masalah yang dihadapi pelanggan dapat segera terpecahkan. Biasanya tindakan yang di ambil terdiri dari dua bagian, tindakan jangka pendek agar permasalahan pelanggan bisa segera teratasi, dan tindakan jangka panjang agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.<br /><br />Setelah tindakan di ambil, dapat kan konfirmasi dari pelanggan bahwa tindakan yang kita ambil telah memuaskan pelanggan. Jangan sampai terjadi, kita merasa sudah memecahkan permasalahan, namun pelanggan merasa masalahnya belum selesai, sehingga mereka membawa komplain ini ke jalur lain.<br /><br />Berikan penghargaan pada pelanggan karena mereka telah memberikan masukan. Kenang-kenangan kecil yang menyampaikan pesan bahwa kita menghargai masukan mereka akan memberikan kesan yang positif bahwa kita adalah perusahaan yang tau pentingnya kepuasan pelanggan dan memberikan fokus yang tinggi pada pelanggan.<br /><br />Pengalaman menunjukkan, bila kita menangani komplain dengan baik, bukan saja kita bisa berhasil mempertahankan pelanggan, malah kita bisa mengubah komplain itu menjadi peluang bisnis baru.<br /><br />Jadi, tunggu apa lagi, mari kita buat perusahaan kita yang terbaik dalam memuaskan pelanggan.<br /><br />Salam hangat penuh semangat<br />Betti AlisjahbanaUnknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-72721599481231681872009-06-21T02:40:00.001-07:002009-06-21T02:40:43.906-07:00Mantap Menjual Ide<p>Siapapun kita, apapun profesi kita, keterampilan menjual ide adalah hal penting yang harus kita kuasai. Dalam era persaingan yang semakin ketat dan perubahan yang terus terjadi, tentunya ide-ide cemerlang perlu dirangsang di setiap organisasi. Namun, sering terjadi, ide cemerlang mati sebelum berkembang hanya karena kita tidak piawai membuatnya didengar dan didukung.</p> <p>Banyak orang tidak bisa menjual idenya. Beberapa karena takut idenya ditolak, beberapa yang lain karena tidak mau meluangkan waktu dan energi untuk mempersiapkan suatu presentasi ide yang efektif. Ada juga yang tidak tahu bahwa ide harus dijual.</p> <p>Untuk membuat ide dapat dijual, dibutuhkan usaha khusus. Sering kali usaha untuk menjual ide ini malah lebih besar dibandingkan dengan membangun idenya sendiri. Kita harus bisa menerangkan ide kita dengan sangat jelas. Jangan harap orang akan menerima ide kita bila mereka tidak memahaminya. Ide-ide yang bisa diuji sebaiknya diuji. Suatu ide yang sudah diuji akan jauh lebih meyakinkan dibandingkan dengan yang belum diuji. Di bawah ini adalah beberapa kiat untuk menjual ide.<span id="more-9"></span></p> <p><strong>Kredibilitas Menentukan</strong></p> <p>Ketika mengevaluasi suatu ide, biasanya orang cenderung melihat: siapa yang mengajukan ide ini, apakah ia kompeten di bidangnya, dan apa pengalaman dia sebelumnya? Apakah orang ini jujur dan terbuka, atau adakah yang disembunyikannya?</p> <p>Bila pengalaman dan kredibiltas kita belum terbangun, ada baiknya kita mencari orang yang lebih berpengalaman untuk mengevaluasi, memberikan masukan, dan menjadi orang yang akan membawa ide kita ke orang-orang yang perlu diyakinkan.</p> <p><strong>Bungkus dengan Narasi Meyakinkan</strong></p> <p>Orang biasanya tidak hanya melihat angka-angka di balik suatu ide, tetapi juga cerita di balik ide itu. Bungkus ide dengan narasi yang relevan dengan kejadian-kejadian masa kini, khususnya yang hangat dalam lingkungan organisasi yang bersangkutan. Misalnya bila organisasi baru saja kehilangan pangsa pasar, hal ini biasanya menjadi pusat perhatian para pimpinan. Bila ide kita bisa membantu membuat perusahaan merebut pangsa pasar kembali, tentunya ide itu akan mendapatkan perhatian lebih.</p> <p>Membangun narasi yang kuat, yang menunjukkan bagaimana ide kita akan memecahkan masalah yang relevan dan penting dalam suatu organisasi, akan sangat membantu membuat ide kita diterima. Berikan sesuatu yang mudah diingat dan dibicarakan.<br /><strong><br />Petakan Ide dari Sisi Pengambil Keputusan</strong></p> <p>Pengambil keputusan akan melihat ide kita dari perspektifnya. Karena itu, ide harus ditampilkan sedemikian rupa sehingga menjawab kebutuhan bisnis yang bersangkutan. Tentunya akan sangat menolong bila kita mengenal orang-orang yang akan mengevaluasi ide kita: bagaimana temperamennya, bakat-bakatnya, dan preferensi mereka. Dengan menempatkan diri kita di posisi mereka dan mencoba untuk membayangkan bagaimana reaksi kita bila ada di posisi mereka, kita bisa mengantisipasi dan menjawab penolakan-penolakan yang mungkin timbul.</p> <p>Evaluator juga biasanya melihat suatu ide dari sudut pandang posisinya. Bila kita bicara dengan manager TIK, maka beri penekanan pada masalah-masalah teknis. Sebaliknya, bila kita bicara pada manajer keuangan, pembicaraannya kita fokuskan pada bagaimana ide kita menjawab kebutuhan untuk mengontrol biaya.</p> <p>Suatu keputusan besar biasanya melibatkan satu tim pimpinan senior, masing-masing dengan keahliannya. Tugas kita adalah menjawab fokus perhatian dari masing-masing tim penilai ini.</p> <p>Secara umum, di bawah ini adalah fokus perhatian masing-masing pimpinan senior:</p> <ul><li><span style="font-family: arial; font-size: small;">Chief Executive Officer: Apakah ide ini akan meningkatkan nilai perusahaan?</span></li><li><span style="font-family: arial; font-size: small;">Chief Financial Officer: Return on Invesment-nya (ROI) seperti apa?</span></li><li><span style="font-family: arial; font-size: small;">Chief Operating Officer: Dapatkah ide ini dijalankan?</span></li><li><span style="font-family: arial; font-size: small;">Chief Information Officer: Apakah sistem TIK-nya bisa menjalankan ide ini?</span></li><li><span style="font-family: arial; font-size: small;">Chief Marketing Officer: Apakah pasar bisa mengerti dan menerima ide ini?</span></li><li><span style="font-family: arial; font-size: small;">Chief Sales Officer: Apakah pelanggan akan membelinya?</span></li></ul> <p style="text-align: left;"><span style="font-family: arial; font-size: small;"><strong>Tangani Potensi Resiko</strong></span></p> <p>Jangan menganggap ringan potensi masalah yang bisa timbul. Antisipasi berbagai problem dari awal dan bersiaplah dengan respon yang meyakinkan. Kita bisa minta pendapat orang-orang yang kita percaya untuk memberikan masukan tentang batu sandungan yang mungkin timbul.</p> <p>Misalnya, bila kita mendapat masukan, “Ide ini pernah dilakukan sebelumnya, tapi tidak jalan”. Bersiaplah dengan jawaban mengenai beda antara ide kita ini dengan yang sebelumnya, dan paparkan secara persis faktor-faktor apa serta situasi apa yang membuat ide kita ini lebih besar kemungkinannya untuk sukses.</p> <p>Bila potensi penolakannya ada pada faktor biaya yang dikuatirkan akan tinggi, maka kita perlu mempersiapkan spreadsheet bagaimana ide kita ini bisa masuk dalam anggaran yang telah dialokasikan. Salah satu cara untuk mengurangi risiko adalah dengan memulainya dengan sebuah pilot program.<br /><strong><br />Bangun Momentum agar Ide Bergerak Maju</strong></p> <p>Sepanjang mempresentasikan ide, perhatikan reaksi dari tiap pengambil keputusan. Yakinkan keragu-raguan mereka terjawab dengan baik. Bila belum terjawab, sepakati tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menjawabnya.</p> <p>Pada akhir presentasi, sarikan poin-poin penting, manfaat yang bisa dicapai dengan ide kita, kebutuhan yang ada atau yang bisa dibangun yang akan terjawab dengan ide kita, serta alasan kenapa ide kita pantas untuk direalisasikan.</p> <p>Ketika kita mendapat lampu hijau, dapatkan kesepakatan tahap berikutnya. Jangan biarkan momentum yang telah terbangun menjadi mentah kembali. Kita perlu pantang menyerah, tetapi jagalah agar tetap sopan dan sabar. Jangan sampai ide kita ditolak hanya karena kita tampak terlalu ngotot.</p> <p>Selamat membangun ide dan menjualnya dengan mantap.</p> <p>Salam hangat penuh semangat</p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-65758507654625349132009-06-21T02:37:00.000-07:002009-06-21T02:38:35.700-07:00Cerdik Mengelola Keuangan<p>Teori Parkinson mengatakan : “ Pengeluaran meningkat sesuai dengan penghasilan.” Artinya sejalan dengan meningkatnya penghasilan, maka pengeluaran kita pun akan meningkat. Ini akan berlangsung, terlepas dari berapa besarnya pun penghasilan kita. Dengan berjalannya waktu, kita akan membangun kebiasaan untuk membelanjakan berapapun penghasilan kita.</p> <p>Ketika menerima gaji pertama di IBM, saya sempat merasa penghasilan saya sangat besar, rasanya tidak mungkin menghabiskan uang penghasilan itu. Tetapi ternyata tidak lebih dari enam bulan, gaya hidup pun berubah, menyesuaikan dengan penghasilan tersebut. Ketika ada kenaikan penghasilan pun, pengeluaran segera menyesuaikan. Alhasil, bertahun-tahun bekerja, jumlah aset yang dimiliki tidak seimbang dengan jumlah penghasilan.<img src="http://bettialisjahbana.kompasiana.com/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif" mce_src="http://bettialisjahbana.kompasiana.com/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif" alt="" class="mceWPmore mceItemNoResize" title="More..." /></p> <p>Beruntung sekitar 12 tahun yang lalu saya membaca buku “Investing for Dummies” yang mebahas berbagai jenis dan cara investasi. Setelah membaca buku itu saya jadi terterik untuk mempraktekkannya. Untuk itu saya harus menyisihkan uang untuk investasi. Kebiasaan ini sampai sekarang saya lakukan</p> <p>Banyak orang merasa kesulitan untuk menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk investasi, karena itu artinya, mereka harus menurunkan standard hidupnya. Pendekatan yang bisa dicoba adalah berjanji untuk menyisihkan 50 % dari setiap kenaikan pendapatan yang akan kita dapatkan sejak hari ini. Jadi kalau bulan depan pendapatan kita naik 15 %, maka 7,5 % diantaranya langsung disisihkan. Buatlah rekening bank terpisah, sehingga uang yang akan investasikan ini tidak tercampur dengan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Ini lebih mudah dilakukan karena kita tidak perlu menurunkan standard hidup kita. Dengan cara ini, ketika kita melakukannya dengan disiplin maka lama-kelamaan kita akan bisa menyisihkan 15 % lalu 20 % lalu 30 % dari pendapatan kita.</p> <p>Gembira Dengan Tumbuhnya Aset</p> <p>Kebanyakan orang mengasosiasikan membelanjakan uang dengan kebahagiaan dan mengasosiasikan menabung dengan penderitaan. Kita harus merubah pola pikir ini. Tugas kita untuk mulai mengasosiasikan menyisihkan uang untuk investasi dan melihat uang kita tumbuh sebagai kebahagiaan. Semakin kita merasa bahagia melihat simpanan kita tumbuh, kita akan semakin termotivasi untuk mengurangi pengeluaran dan menambah simpanan.</p> <p>Kebanyakan orang yang sukses secara finansial, terbiasa untuk merasa gembira dan puas menyisihkan uang, berinvestasi dan menumbuhkan uangnya. Sebaliknya kegagalan financial datangnya dari kebiasaan untuk merasakan sebagian besar kebahagiaan dari kegiatan membelanjakan uang.</p> <p>Lima Pilihan Dasar Investasi</p> <p>Ketika kita membaca koran atau majalah investasi, kita bisa melihat ada banyak sekali pilihan investasi. Meskipun demikian, pada dasarnya pilihan investasi ini bisa dikelompokkan dalam lima alokasi aset: Tunai, Properti, Obligasi, Saham dan Alternatif. Penelitian menyimpulkan keputusan alokasi aset ini lebih mempengaruhi kinerja portfolio ketimbang pilihan saham mana yang dibeli dan waktu pembeliannya. Karenanya, kita perlu memberikan perhatian besar pada alokasi aset.</p> <p>Dana Tunai Memberikan Rasa Aman</p> <p>Investasi dalam bentuk tunai memberikan perasaan aman bahwa pokoknya tidak pernah berkurang dan dapat di ambil sewaktu-waktu. Menyimpan uang di dalam lemari, di Rekening Tabungan dan Deposito di Bank adalah contoh-contoh alokasi aset dalam bentuk tunai.</p> <p>Meskipun tampaknya alokasi aset dalam bentuk tunai paling aman, akan tetapi daya belinya berkurang dengan berjalannya waktu. Dengan tingkat inflasi sekitar 7 % di Indonesia saat ini, tabungan dan deposito yang saat ini tingkat bunganya berada di kisaran 7 % lalu dipotong pajak, jelas nilainya berkurangdengan berjalannya waktu.</p> <p>Umumnya alokasi aset dalam bentuk tunai dipilih ketika banyak hal sedang serba tidak pasti, dan dibutuhkan jaring pengaman dalam menghadapi ketidak pastian itu.</p> <p>Properti, pondasi yang kuat.</p> <p>Rumah tempat kita tinggal barangkali adalah proyek keuangan kita yang terbesar dengan asumsi kita tidak menyewanya dari orang lain. Properti yang tidak kita tinggali juga bisa menjadi pilihan investasi. Biasanya properti nilainya tidak turun bahkan apresiasi harganya lebih tinggi dari tingkat inflasi. Disamping itu properti juga mendatangkan hasil sewa. Investasi di properti bisa dalam bentuk rumah, blok perkantoran, pertokoan, pabrik dll. Lokasi dan rekam jejak pengembang sangat menentukan keberhasilan investasi properti. Kelebihan lain dari properti adalah bisa dijaminkan, sehingga sebetulnya kita tidak membutuhkan uang yang sangat besar untuk investasi di sini karena bisa menggunakan uang pihak lain (Bank).</p> <p>Obligasi, memberikan pendapatan tetap lebih besar dari deposito</p> <p>Obligasi yang diperjual belikan di pasar saham adalah surat hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan. Pihak yang mengeluarkan surat obligasi akan membayar bunga pada tanggal-tanggal tertentu dan mengembalikan pokoknya sesuai yang tertera pada sertifikat obligasi pada hari yang sudah ditentukan.</p> <p>Secara sederhana, obligasi dapat digambarkan sebagai berikut: Sebuah perusahaan membutuhkan uang dan Anda meminjamkannya sebesar misalnya Rp. 100 juta. Perusahaan itu menjanjikan untuk membayar bunga (kupon adalah istilah yang dipakai) sebesar 10 % setahun, yang dibayar setiap tiga bulan. Jadi Anda menerima Rp. 2.5 juta empat kali dalam setahun. Perusahaan itu juga berjanji akan mengembalikan uang yang Anda pinjamkan senilai Rp.100 juta pada tanggal yang sudah ditentukan, misalnya tanggal 1 Mei 2014.</p> <p>Obligasi adalah pilihan yang baik apabila kita menginginkan pendapatan yang teratur. Obligasi belakangan ini menjadi sangat populer mengingat investasi ini lebih stabil dibandingkan dengan saham dan memberikan hasil yang lebih baik dibanding deposito. Investor perorangan bisa membeli obligasi retail secara langsung dengan menghubungi Bank atau pialang. Obligasi retail yang dikeluarkan pemerintah dan sangat populer adalah ORI. Investor perorangan bisa juga membeli obligasi melalui reksadana. Nilai reksadana obligasi ini bisa naik turun tergantung pada iklim investasi dan kemahiran manager investasi yang mengelolanya.</p> <p>Saham, resiko tinggi tapi potensinya pun sangat menggiurkan.</p> <p>Saham pada intinya adalah kepemilikan bagian dari suatu perusahaan. Kita bisa memliki satu lot saham dari seribu lot saham yang tersedia. Dalam hal ini maka kita memeliki seperseribu bagian dari perusahaan itu. Umumnya saham dibeli karena investor mengharapkan dalam jangka panjang saham ini akan menghasilkan keuntungan lebih besar dari tunai, properti maupun obligasi. Memang secara umum biasanya saham memberikan keuntungan terbesar, tapi hati-hati, saham juga bisa menjadi cara termudah untuk menghilangkan uang Kita.</p> <p>Reksadana Saham adalah cara alternatif untuk berinvestasi di pasar saham. Cara ini sangat praktis terutama bagi para investor kecil dan bagi mereka yang tidak punya banyak waktu dan ketrampilan untuk menganalisa saham. Reksadana dirancang sebagai alat untuk mengumpulkan dana dari masyarakat yang memiliki modal dan keingingan untuk berinvestasi, tapi memiliki keterbatasan waktu dan pengetahuan. Dana yang telah terkumpul di kelola investasinya oleh Investment Manager. Reksadana saham adalah reksadana yang menginvestasikan paling tidak 80% dari dana yang terkumpul di saham.</p> <p>Investasi Alternatif, macam-macam pilihan investasi.</p> <p>Bagi sekelompok orang, investasi alternatif adalah barang yang bisa dikoleksi seperti karya seni, mobil antik, wine dll. Kelompok yang lain dari Alternatif adalah investasi yang merujuk pada pergerakan harga saham, komoditi dan mata uang. Beberapa dari deal ini disebut juga derivatif.<br />Investasi jenis ini hanya untuk investor yang sangat berpengalaman yang tahan untuk mengalami kerugian besar.</p> <p>Pembahasan lebih detail untuk masing-masing jenis investasi bisa dilihat di :<br />Investasi Properti Semakin Memikat http://www.qbheadlines.com/investment.php?cat=9&id=53<br />Lebih Dalam Tentang Saham<br />http://www.qbheadlines.com/investment.php?cat=9&id=47<br />Obligasi, Memberikan Pendapatan Tetap Lebih Besar dari Deposito<br />http://www.qbheadlines.com/investment.php?cat=9&id=58</p> <p>Setiap orang mempunyai profil risiko investasi yang berbeda, karenanya, portfolio investasi yang tepat pun berbeda-beda bagi setiap orang. Ada 2 prinsip investasi yang tidak boleh dilupakan :<br />Tidak akan ada hasil tanpa tindakan.<br />Kita harus mengambil resiko untuk mendapatkan keuntungan</p> <p>Jangan lupa, kita tidak perlu kaya untuk mulai investasi, tapi kita tidak bisa kaya tanpa investasi. Jadi kita perlu mulai mengatur pengeluaran dengan lebih baik, agar kita bisa menyisihkan uang untuk investasi.</p> <p>Salam hangat penuh semangat</p>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-73989904211101396212009-04-09T09:43:00.000-07:002009-04-09T09:48:13.604-07:00DPT Kisruh, Manajemen yang Buruk atau Kesengajaan ?Tanggal 4 April 2009, ketua RT kami datang berkunjung untuk menyampaikan permintaan maaf sekaligus penyesalannya bahwa nama kami sekeluarga tidak terdaftar di DPT. Beliau menyampaikan bahwa ada perbedaan jumlah yang signifikan antara daftar pemilih yang dikirimkan dan daftar yang kemudian diturunkan sebagai nama-nama yang tercantum dalam DPT. Beliau kemudian meyakinkan kami bahwa beliau akan berusaha agar nama kami tercantum dalam DPT Pemilihan Presiden nanti.<br /><br />Meskipun kecewa hak kami sebagai warga negara dirampas, tetapi kami tidak memikirkannya secara serius. Demikian juga ketika salah seorang peserta milis QBmember menanyakan kemungkinan ada konspirasi dibalik kisruh DPT ini, saya secara otomatis menepisnya dan menyampaikan pendapat bahwa ini hanya masalah manajemen yang buruk saja.<br /><br />Semalam (malam menjelang pemilu legislatif), saya terjebak dalam kemacetan lalulintas Jakarta pada jam pulang kantor. Sepanjang jalan saya mendengarkan berita radio Trijaya yang melaporkan sekaligus mengintervieu berbagai pihak dan kelompok yang namanya tidak tercantum dalam DPT. Ternyata banyak sekali nama-nama yang hilang dalam DPT. Pagi ini, saya membaca berita di koran Kompas, yang headline nya : "DPT Kisruh, Rakyat Kehilangan Hak Pilih" dan<span id="faq1" style="display: block;" class="style13">headline yang lain berjudul "Mereka Pun Dipaksa Jadi Golput". Kedua berita itu menampilkan data-data tentang banyaknya nama-nama calon pemilih sah yang tidak tercantum dalam DPT, persis seperti kasus yang saya alami.<br /></span><a name="feedBack" onclick="ToggleFAQ(document.getElementById('faq1'));" class="qa_q"></a><span id="faq1" style="display: block;" class="style13"><br /><b>Peringatan Dini</b><br /><br />Kisruh DPT yang terjadi belakangan ini sebenarnya mengkonfirmasi hasil audit LP3ES pada Agustus 2008 terhadap daftar pemilih yang saat itu masih berstatus sementara (DPS). Audit dilakukan secara dua arah, yakni dengan mencocokkan nama dari daftar pemilih ke masyarakat (list-to-people test) dan sebaliknya mewawancarai sejumlah orang untuk dicocokkan dengan daftar pemilih (peole-to-list test). Audit ini melibatkan lebih dari 7.800 responden di seluruh wilayah Indonesia.<br /><br />Selain menemukan 20,8% pemilih belum terdaftar melalui tes people-to-list, sebaliknya melalui tes list to people, audit juga menemukan 19,8% nama yang terdapat di dalam daftar tidak lagi bertempat tinggal di alamat tersebut, baik secara permanen maupun sementara waktu. Audit juga menemukan 3,3% nama tidak valid, yakni nama yang seharusnya tidak terdaftar tetapi ada dalam daftar, karena telah meninggal dunia, nama dan alamat tidak dikenal, serta orang yang tidak memiliki hak pilih.<br /><br />Kekisruhan soal DPT ini diperkuat dengan dugaan penggelembungan DPT di Kabupaten Sampang dan Bangkalan terkait pemilihan kepala daerah di Jawa Timur, kini kisruh mengenai DPT merembet ke sejumlah daerah lain seperti Ngawi, Pacitan, Magetan, dan Trenggalek; bahkan meluas pula di provinsi-provinsi lain.<br /><br />Gerah daftar pemilih tetap (DPT) untuk pemilu legislatif terus dipersoalkan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menantang partai politik (parpol) bertemu dan adu data. KPU mempersilakan parpol membawa data pemilih yang diduga telah digelembungkan atau dimanipulasi."Kalau mau, atur saja pertemuan head to head KPU dengan parpol," kata anggota KPU, I Gusti Putu Artha, Selasa (24/3).<br /><br /><b>Pemerintah Terkesan Lepas Tangan ?</b><br /><br />Pangkal penyebab kekisruhan DPT adalah sumber data dan proses verifikasi yang lemah. Daftar penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) yang diberikan Depdagri dan menjadi dasar KPU menyusun daftar pemilih merupakan data yang buruk kualitasnya. Ini terjadi karena masalah administrasi kependudukan kita belum tertata dengan baik, belum mampu mengantisipasi berbagai persoalan kependudukan secara komprehensif seperti kepemilikan KTP ganda, kepindahan domisili, up date kelahiran atau kematian,dan sebagainya.<br /><br />Sementara sumber datanya bermasalah, proses pemutakhiran data yang dilakukan KPU juga tidak maksimal; baik karena petugas lapangan (PPS dan PPDP) terlambat terbentuk ataupun karena keterlambatan pencairan dana sehingga kinerjanya tidak efektif. Menurut hasil audit LP3ES terhadap DPS (Agustus 2008) terungkap, sebagian besar petugas (65,9%) mengaku belum melakukan proses pencocokan dan penelitian (coklit).<br /><br />Untuk membahas masalah DPT dan wacana penundaan pemilu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pembicaraan informal dengan Wakil Presiden, Jusuf Kalla; Ketua DPR, Agung Laksono; dan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD. Pertemuan itu digelar seusai pelantikan Hakim Konstitusi, Harjono, di Istana Negara. Hasilnya, mereka sepakat kisruh DPT tak perlu membuat pemilu ditunda. Menteri Dalam Negeri, Mardiyanto, menegaskan persoalan DPT bukan urusan pemerintah. Pemerintah, kata dia, telah menyerahkan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) kepada KPU sejak 5 April 2008. DP4 itulah yang diolah dan disisir KPU hingga menjadi DPT.<br /><br />Belum tuntasnya permasalahan daftar pemilih tetap pada pemilu legislatif 2009 sebenarnya bukanlah tanggung jawab Komisi Pemilihan Umum semata, tetapi juga pemerintah. Pasalnya, penyusunan daftar pemilih sementara (DPS) dan DPT didasarkan pada daftar penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan Departemen Dalam Negeri.<br /><br />Hal itu juga termaktub pada UU Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelengaraan Pemilu yang menyebutkan, meski otoritas teknis dibebankan pada institusi elektoral (KPU, KPUD, Bawaslu, dan Panwaslu), tanggung jawab atas sukses atau tidaknya Pemilu tetap jadi tanggung jawab pemerintah.<br /><br /><b>National Identity Number, Sudah Sampai Dimana ?</b><br /><br />Seandainya kita sudah memiliki nomor identitas nasional, masalah kisruh DPT ini mestinya dapat dihindari. National Identity Number adalah salah satu Flagship program dari Dewan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi Nasional (Detiknas). Flagship yang oleh Depdagri, sebagai institusi yang bertugas untuk mengawalnya, disebut Nomor Induk Kependudukan, merupakan identitas tunggal dan kunci akses dalam melakukan verifikasi dan validasi data jati diri seseorang guna mendukung pelayanan publik. <br /><br />NIK bersifat unik atau khas dan tunggal serta melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia dan berlaku seumur hidup. Konfigurasi dan struktur NIK akan terdiri dari 16 digit. Yaitu enam digit pertama merupakan kode wilayah provinsi, kab/kota dan kecamatan. Enam digit kedua merupakan tanggal, bulan, dan tahun lahir pemegang NIK. Nah, empat digit terakhir merupakan nomor urut atau nomor seri pendaftaran yang dikreasi oleh sistem sesuai nomor urut kecamatan bersangkutan. <br /><br />Untuk jangka panjangnya, NIK yang tercantum di setiap KTP akan menjadi acuan kepentingan administrasi seperti pembuatan akte, pengurusan kerja dan usaha, paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen indentitas lainnya. <br /><br />Entah sampai di mana kemajuan flagship Detiknas, sebuah dewan yang dipimpin langsung oleh Presiden Indonesia dan beranggotakan 11 menteri ini.<br /><br />Kembali ke pertanyaan yang menjadi judul artikel ini : "Kisruh DPT, Manajemen yang Buruk atau Kesengajaan ?", sejujurnya saya tidak tau jawabannya. Yang pasti, dari informasi-informasi di atas, saya melihat pemerintah tidak serius mengambil tindakan terhadap masalah serius yang sudah terindikasi sejak dini ini.<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-69890044778132870742009-04-09T09:25:00.000-07:002009-04-09T09:41:19.525-07:00Sekilas Tentang Branding<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW73tTfjzdwDKEdUY8AVcepgTDgMncMEkMVtRAAxsmuJ-MTH_Km4JLHApbH59j2aQOi_OSVS7X7hW4T_ednHbaD1sYPMmzCjBrL1NqklWTh3LlzsgxXRuceQZaj9Aw6UrhxNF2uyHOJBzK/s1600-h/qb+logo.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 360px; height: 251px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW73tTfjzdwDKEdUY8AVcepgTDgMncMEkMVtRAAxsmuJ-MTH_Km4JLHApbH59j2aQOi_OSVS7X7hW4T_ednHbaD1sYPMmzCjBrL1NqklWTh3LlzsgxXRuceQZaj9Aw6UrhxNF2uyHOJBzK/s400/qb+logo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5322732491660570050" border="0" /></a><br />Seorang teman minta saya menulis tentang Branding. Sejujurnya branding adalah suatu topik bahasan yang lumayan panjang. Jadi saya mencoba membahas intisarinya saja.<br /><br />Sebuah brand didefinisikan sebagai nama, istilah, ungkapan, simbul dan desain yang ditujukan untuk menjelaskan barang dan jasa yang dijual dan membedakannya dari barang dan jasa lainnya.<br /><br /> Suatu brand yang baik akan mencapai hal-hal sebagai berikut :<br /><br /> * Menyampaikan pesan dengan jelas<br />* Membuat / membangun kredibilitas kita<br />* Menumbuhkan hubungan emosional dengan prospek yang kita targetkan<br />* Memotivasi pembeli<br />* Memantapkan kesetiaan pengguna<br /><br /><br />Agar branding berhasil, kita harus mengerti kebutuhan dan keinginan pelangan / prospek kita lalu membangun dan menyampaikan pesan yang menjawabnya pada setiap interaksi dengan publik.<br /><br />Brand kita akan melekat di hati dan pikiran pelanggan / prospek dan merupakan hasil akumulasi dari semua pengalaman dan persepsi selama ini.<br /><br /><b>Mendefinisikan Tujuan Brand Kita</b><br /><br />Agar manajemen brand kita efektif, kita harus mempunyai definisi yang jelas tentang siapa target audience kita dan apa yang harus dicapai oleh brand kita.<br /><br />Brand dibangun dari kepribadian, image, competensi inti dan karakteristik-karakteristik perusahaan. Impresi yang kita bentuk dan kata-kata yang digunakan orang<a name="feedBack" onclick="ToggleFAQ(document.getElementById('faq2'));" class="qa_q"></a><span id="faq2" style="display: block;" class="style13">untuk menjelaskan perusahaan kita pada orang lain membentuk brand kita.<br /><br />Brand yang kuat membangun kredibilitas, kita jadi bisa punya pengaruh yang kuat pada pasar kita dan memotivasi pelanggan dan prospek untuk membeli dari kita. Bila brand ini dibangun dengan baik, perusahaan kita akan di pandang sebagai pemimpin bukan pengikut.<br /><br />Untuk mendefinisikan tujuan brand, kita perlu bertanya pada diri sendiri :<br />* Apa yang kita inginkan dari brand kita ?<br />* Apa yang kita ingin orang lain ketahui dan katakan tentang produk dan jasa kita ?<br /><br />Ketika kita bisa mendefinisikan objektif kita dengan spesifik, akan lebih mudah bagi kita untuk membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya saja, bila tujuan kita adalah memposisikan perusahaan kita sebagai pemimpin di industrinya, maka kegiatan yang bisa dilakukan misalnya adalah :<br />* Membuat salah satu tim perusahaan kita bicara di event/seminar penting<br />* Memberikan kuliah pada pertemuan para profesional di industri yang kita geluti<br />* Menulis artikel di surat kabar , majalah atau media online<br /><br /><br /><b>Branding dari dalam keluar</b><br /><br />Marketing sebaiknya di mulai dari dalam keluar. Kita perlu meyakinkan semua pegawai mendukung brand kita. Untuk itu beberapa langkah perlu dilakukan :<br />* Selaraskan Brand, nilai-nilai dan budaya perusahaan. Yakinkan pesan brand kita sejalan dengan nilai-nilai perusahaan.<br />* Rekrut pegawai dengan ketrampilan dan sikap yang sesuai dengan brand perusahaan . Sistem insentif juga harus sejalan dan menunjang brand.<br />* Tekankan terus menerus nilai-nilai dan sikap yang merefleksikan brand perusahaan. Lakukan itu terus menerus sehingga ini menjadi sesuatu yang natural.<br /><br /><b>Konsistensi akan memperkuat image</b><br /><br />Yakinkan bahwa setiap hal yang dilakukan perusahaan memberikan kesan yang saling memperkuat. Secara grafis artinya logo yang standard dan pilih warna perusahaan dan gaya yang akan digunakan. Secara konten, ini artinya mendefiniskan pokok-pokok pesan marketing yang secara jelas, padat dan memikat menyampaikan pesan penjualan.<br /><br />Kontinuiti adalah strategi dan proses mengkoordinasikan semua elemen pesan marketing untuk mencapai tampilan dan kesan perusahaan, produk dan jasa yang konsisten dan mudah di ingat.. Kontinuiti sangat penting di jaga.<br /><br />Menjaga kontinuiti ini tidak sesederhana kedengarannya. Ini membutuhkan usaha penuh dalam rentetan kegiatan marketing dari awal sampai akhir agar tidak ada hal-hal yang menyimpang yang akan mendilusi identitas perusahaan dan mengurangi efektifitas pesan marketing yang ingin disampaikan.<br /><br />Brand yang kuat sangat berharga, apalagi ditengah persaingan yang sangat ketat saat ini. Karenanya sangat penting untuk mengalokasikan waktu untuk melakukan riset, mendefinisikan dan membangun brand kita. Brand kita adalah janji kita pada para pengguna dan merupakan pondasi dari komunikasi marketing.<br /><br />Tentunya kita semua ingin memiliki brand yang kuat. Karenanya mulailah lakukan riset tentang kebutuhan dan keingingan target market kita lalu definisikan apa yang ingin kita capai melalui brand kita dan kesan apa yang kita ingin orang lain tangkap dan bicarakan tentang kita. Lalu rencanakan dan laksanakan kegiatan-kegiatan yang akan membuat brand kita terbentuk sesuai dengan apa yang kita inginkan.<br /><br />Salam hangat penuh semangat <br /><br />Rujukan : sebagian materi di peroleh dari about.com</span>Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-5508782047753774082009-01-26T23:46:00.000-08:002009-01-27T00:01:22.156-08:00Merangsang Kreativitas dan Inovasi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3jGwdwP4Ds6tMpEmEB17OHiv5HjWPBfFQv6Wyux0k_paDMClH11McObTKuwOwubqd-NJL8nT9NvMsHPyZ60N1jm471Thqa2lggNr5Nw5iEGSe-37Diyad_PguzwUHQXaarUCYV9PvhHNM/s1600-h/dare+to+be+different.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 356px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3jGwdwP4Ds6tMpEmEB17OHiv5HjWPBfFQv6Wyux0k_paDMClH11McObTKuwOwubqd-NJL8nT9NvMsHPyZ60N1jm471Thqa2lggNr5Nw5iEGSe-37Diyad_PguzwUHQXaarUCYV9PvhHNM/s400/dare+to+be+different.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5295879834387485618" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;"> </span></span><br />Tahun 2009 telah dicanangkan sebagai Tahun Indonesia Kreatif. Industri kreatif diharapkan akan tumbuh dan berkembang dan memberikan kontribusi yang semakin besar terhadap perekonomian Indonesia. Kreatifitas tidak hanya dibutuhkan oleh mereka yang bergerak di industri kreatif, melainkan oleh semua, baik organisasi maupun perorangan. Ditengah persaingan yang semakin ketat dan tantangan krisis ekonomi kini, kreatifitas menjadi semakin dibutuhkan untuk sukses dan berprestasi cemerlang.<br /><br />Kreatifitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk berimaginasi dan menghasilkan ide-ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan ide-ide yang sudah ada dengan cara yang belum dipikirkan sebelumnya. Ide-ide kreatif yang kemudian diproses melalui beberapa tahapan sehingga menghasilkan produk atau jasa atau model bisnis disebut inovasi.<br /><br />Faktor-faktor yang mempegaruhi kreativitas<br /><br />Klukken, Parsons, dan Columbus [1] menginterview delapan insinyur yang dikenal sangat kreatif. Dari interview itu disimpulkan, ada empat hal yang menurut para insinyur itu mempengaruhi kreatifitas mereka :<br />1.Motivasi personal. Para insinyur ini mencari kesempatan untuk kreatif dan berusaha untuk mencari solusi yang baru dan berbeda, termasuk pada problem-problem yang tampak biasa.<br />2.Lingkungan. Para insinyur ini berkibar dalam lingkungan yang memberikan kebebasan untuk bereksperimen dan boleh gagal dalam upaya untuk mengejar ide-ide baru.<br />3.Keahlian dan keterbukaan. Mereka ahli di bidangnya namun tetap terbuka pada informasi dan ide-ide baru. Mereka bisa menerima pendekatan-pendekatan baru, terutama dari sumber yang diluar bidang keahliannya.<br />4.Proses. Para insinyur ini sangat menikmati pengalaman subjektif yang di dapat dari berbagai tantangan dan proses melahirkan inovasi. Mereka sangat terlibat dengan masalah yang ingin dipecahkannya.<br /><br />Hal-hal yang menghambat kreatifitas<br /><br />Semua orang punya bakat kreatif, namun demikian tidak semua orang kreatif. Mengapa demikian ? Ada hal-hal yang menghambat kreatifitas. Banyak orang menghindari dan menyangkal masalah sampai terlambat. Padahal masalah adalah peluang untuk lahirnya kreatifitas.<br /><br />Merasa tidak mungkin adalah penghambat kreativitas lainnya. Ketika kita merasa bahwa sesuatu tidak mungkin dilakukan, sebetulnya kita telah kalah sebelum perang. Mirip dengan ini adalah merasa tidak mampu. Beberapa orang berpikir bahwa suatu masalah hanya bisa di pecahkan oleh ahlinya yang bukan dirinya. Mereka merasa tidak cukup cerdas dan berpengalaman. Padahal, pikiran yang optimis , sikap positif disertai dengan ketrampilam memecahkan masalah sangat besar pengaruhnya dalam kreatifitas.<br /><br />Merasa tidak kreatif. Semua orang mempunyai bakat kreatif. Amati saja anak-anak ketika mereka bermain dan berkhayal, sungguh kreatif. Masalahnya sistem pendidikan saat ini telah menghambat kreatifitas. Karenanya, yang perlu dilakukan adalah membuat kreatifitas ini muncul lagi ke permukaan.<br /><br />Dalam usaha kita untuk selalu tampil dewasa dan canggih, seringkali kita memupus sikap kreatif dan ceria yang menandai masa kecil kita. Padahal ketika kita bisa memecahkan suatu masalah penting, siapa yang peduli kalau kita kekanak-kanakan. Bukankah bermain itu menyenangkan ?<br />Tidak berani tampil beda karena kuatir pada penilaian orang lain adalah penghambat kreativitas yang lain. Seakan-akan ada tekanan sosial yang memaksa kita patuh, menjadi orang biasa dan tidak kreatif.<br /><br /><br />Sepuluh tips perangsang kreativitas<br /><br />Semua orang bisa kreatif. Berikut ini adalah sepuluh tips yang bisa dilakukan untuk merangsang kreativitas :<br />1.Tenggelamkan diri kita dalam suatu domain atau problem. Pelajari sedalam mungkin, jadilah ahlinya. Hal ini tentu membutuhkan waktu, usaha dan komitmen.<br />2.Jadilah orang yang subur dengan ide. Biarkan ide mengalir tanpa evaluasi dan kritik, termasuk ide-ide yang tidak biasa, tidak masuk akal dan menggelikan. Jangan risaukan ide yang tolol sekalipun. Bila kita tertawa pada ide kita, itu artinya kita ada di jalur yang benar.<br />3.Gunakan alat untuk menggambarkan ide-ide dan pemikiran kita. Catat ide-ide, tuliskan semuanya langsung ketika ide itu timbul, jangan sampai lupa. Jangan andalkan ingatan kita, bisa-bisa ide brilyan kita lewat begitu saja. Selain ditulis, buatlah sketsa, gambar dan diagram. Buat modelnya dengan memanfaatkan komputer dan buat prototipenya. Visualisasi sangat efektif untuk mewakili informasi. Gambar, model dan prototipe mengantar kita pada pemahaman dan penghayatan yang lebih mendalam. Banyak karya inovatif dilahirkan dengan membuat visualisasi yang baik.<br />4.Lemparkan ide-ide pada orang lain. Bangun kemampuan mengkomunikasikan ide kita dengan efektif. Kita harus bisa meyakinkan orang lain bahwa ide kita patut di tindak lanjuti.<br />5.Hindari pengambilan keputusan yang terlalu awal. Jangan puas dengan solusi yang biasa. Bila kita tahu satu cara untuk memecahkan masalah, cari cara yang lain. Hindari tekanan untuk mencapai solusi cepat. Jangan berhenti pada ide baik yang pertama. Setiap desain dapat diperbaiki. Ketika kita punya ide yang bagus, cari ide yang lebih bagus lagi.<br />6.Jangan takut untuk berbeda. Hindari tekanan kelompok. Jadilah pemikir yang bebas. Evaluasi informasi dengan kritis. Pertanyakan asumsi-asumsi. Jangan terjebak pada tradisi dan kebiasaan. Ambil resiko.<br />7.Terbukalah pada ide-ide baru. Coba perpektif yang bervariasi, peran yang berbeda atau sudut pandang yang berbeda. Pemahaman dan sudut pandang yang berbeda bisa juga datang dari orang dengan disiplin ilmu yang lain. Individu yang kreatif seringkali bisa memberikan kontribusi pada beberapa bidang.<br />8.Praktekkan dan pecahkan masalah. Desain sesuatu. Bangun pengalaman yang kuat. Lakukan secara teratur. Jadikan berpikir kreatif kebiasaan dan bagian dari keseharian. Sisihkan waktu setiap hari untuk menjadi kreatif. Hadapi halaman buku kosong dan isilah dengan ide-ide.<br />9.Tindak lanjuti ide-ide hingga tuntas. Selesaikan proyek yang sudah dimulai. Tidak seorang pun akan tahu seberapa kreatif kita kalau kita tidak merealisasikannya dan membawanya ke masyarakat.<br />10.Ambil kesempatan untuk bersantai, jalan-jalan atau berenang. Manjakan diri kita dengan sesuatu yang lain. Saat-saat seperti ini akan memberikan kesempatan untuk berpikir, dan seringkali, membawa hal-hal baru untuk dipikirkan. Pemahaman yang dalam kadang-kadang datang tanpa diduga pada saat sedang santai, jauh dari lingkungan pekerjaan.<br /><br />Mencapai sukses membutuhkan ketrampilan analitis, kreatifitas dan ketrampilan praktis. Selama ini pendidikan lebih memberikan fokus pada ketrampilan analitis, karenanya sering kali bakat kreativitas yang kita miliki terpendam. Yang kita butuhkan adalah membuat bakat-bakat kreatif yang terpendam muncul kepermukaan. Selamat memunculkan bakat-bakat kreatif.<br /><br />Salam hangat penuh semangat<br /><br />Daftar Rujukan :<br />[1] Klukken, P.G., Parsons, J.R., and P.J. Columbus. “The Creative Experience in Engineering Practice: Implications for Engineering Education.” Journal of Engineering Education, April 1997, Vol. 86, No. 2, 133-138.<br /><br />[2]Everyday Creativity: Principles for Innovative Design, Dr. Larry G. Richards<br />[3] Sumber Gambar : http://www.liverpoolscottish.org.uk/dare%20to%20be%20different1.jpgUnknownnoreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4686500088560303397.post-89193128010386950562009-01-11T17:50:00.000-08:002009-01-11T17:57:00.824-08:00Pecahkan Persoalan Pada Akar Masalahnya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoLaBUQQMf3vBzIX5ojpJ-BM42zA_ZA5N7Da48U2cSxR3_iCoYVGjdX3gFn6akr1FCVliZJCBbG6B7dsHBuS-lMuqH2FPuMJ5Sk45ypNny4i_cRM2qXBS1rMIVXzheDw9_9gmafKOpmaWY/s1600-h/foto+kemacetan.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 247px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoLaBUQQMf3vBzIX5ojpJ-BM42zA_ZA5N7Da48U2cSxR3_iCoYVGjdX3gFn6akr1FCVliZJCBbG6B7dsHBuS-lMuqH2FPuMJ5Sk45ypNny4i_cRM2qXBS1rMIVXzheDw9_9gmafKOpmaWY/s400/foto+kemacetan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5290219685642448578" border="0" /></a><br /><br />Oleh Betti Alisjahbana<br />Sumber Foto : Kabarindonesia.com<br /><br />Seorang suami mengeluh pada dokternya bahwa istrinya belakangan ini mulai tuli. Si dokter menanyakan, seberapa dekat ia harus bicara sampai istrinya bisa mendengar. Sang suami tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Dokter lalu memintanya untuk mencari tau jawabannya.<br /><br />Suami bergegas pulang. Di pintu gerbang rumah suami berseru : “Sayang, saya sudah pulang, kita makan apa malam ini ?”. Tidak terdengar jawaban. Memasuki pintu ruang tamu, suami kembali menyerukan pertanyaan yang sama, kali itu pun tidak terdengar jawaban. Masuk ke ruang tengah, suami kembali mengucapkan kalimat yang sama untuk ketiga kalinya, di sana pun ia tidak mendengar jawaban. Suami lalu mendekati istrinya yang pada waktu itu sedang memasak di dapur. Setelah dekat ia mengulangi kalimat yang sama : “ Sayang, saya sudah pulang. Kita makan malam apa malam ini ? “ Si istri lalu menjawab :”Malam ini kita makan ayam, sayang. Kan saya sudah menjawabnya empat kali. ”<br /><br />Cerita di atas hanyalah sedikit ilustrasi bahwa sebelum memecahkan masalah kita perlu tau akar masalahnya, bila tidak, tentunya masalahnya tidak akan terpecahkan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Berbagai Usaha mengurangi Kemacetan Lalu Lintas</span><br /><br />Hari Senin minggu lalu, jam masuk sekolah dimajukan menjadi jam 6:30 pagi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Lalu, untuk tujuan yang sama, dalam waktu dekat, jam kerja kantor swasta akan di atur sesuai dengan lokasi kantor : Jakarta Utara dan Pusat 07:30 – 15:30, Jakarta Barat dan Timur 08:00 – 16:00, Jakarta Selatan 09:00 – 17:00. Jam kerja kantor pemerintah tidak mengalami perubahan karena terkait pelayanan warga, demikian juga Bank, dikecualikan dari pengaturan.<br /><br />Usaha penyebaran waktu perjalanan menuju dan pulang kantor untuk mengurangi kemacetan lalu lintas tentu sah-sah saja. Permasalahannya, bisakah Pemda DKI mengatur jam kantor perusahaan ? Setiap perusahaan mempunyai kebijakan dan pengaturan kerja masing-masing. Dasarnya bukan lokasi kantor, tapi bagaimana agar perusahaan dapat melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggannya lebih baik dari pesaingnya dan agar perusahaan berkinerja baik. Pelanggan suatu perusahaanpun tidak terbatas pada pelanggan di dalam negeri, tetapi juga di berbagai negara. Kantor pemerintah dan Bank dikecualikan dari pengaturan jam kerja dengan alasan harus melayani warga. Pertanyaannya, apakah hanya kantor Pemerintah dan Bank yang harus melayani ? Dalam situasi ekonomi yang sulit seperti ini, untuk survive, layanan pelanggan yang prima adalah salah satu kuncinya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Trasportasi publik yang tidak memadai, akar masalah kemacetan Jakarta</span><br /><br />Saya jadi teringat pada nasihat, pecahkan persoalan pada akar masalahnya. Megatur jam kerja kantor swasta adalah salah satu pemencahan kemacetan lalu lintas. Tapi saya yakin, kalaupun itu berhasil dilakukan, hasilnya hanya bersifat jangka pendek saja. Saya berpendapat, pemecahan itu tidak pada sumber permasalahannya.<br /><br />Penyebab kemacetan di Jakarta adalah tidak seimbangnya antara volume kendaraan dengan jumlah ruas jalan yang ada. Hal ini biasa terjadi di kota-kota yang tidak memiliki transportasi publik yang memadai. Jadi, bila ingin memecahkan kemacetan Jakarta, Pemda DKI harus lebih serius dalam menyediakan fasilitas trasportasi publik yang nyaman, anti macet dan memberikan waktu tempuh yang lebih singkat. Bila ini ada, kecenderungan penduduk Jakarta untuk memiliki kendaraan sendiri akan berkurang secara signifikan. Juga bila fasilitas transportasi publik yang baik telah tersedia, pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui ERP ( Electronic Road Pricing), peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi dll. bisa dilakukan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Busway antara harapan dan realita</span><br /><br />Ketika pembangunan Busway mulai dilakukan, sebetulnya saya sangat berharap bahwa Busway bisa menjadi solusi bagi kemacetan di Jakarta. Apalagi dalam konsepnya Busway ini dipadukan dengan KRL ( Kereta Rel Listrik). Saya pun pernah membaca bahwa Sistem Busway di Jakarta yang menjadi kajian studi Masyarakat Transportasi Asia Timur ini dianggap mengesankan. Dengan panjang total 100 kilometer, sistem ini adalah yang terpanjang di dunia.<br /><br />Jadi ketika dalam proses pembangunan jalur khususnya, saya yang tinggal di kawasan Ragunan harus kena macet yang luar biasa, saya pun dengan rela menerimanya, toh ini demi kebaikan jangka panjang. Terbayang dalam benak saya, suatu saat saya akan naik Busway ke kantor. Pada saat itu kantor saya di gedung Landmark. Dalam bayangan saya, waktu tunggu Busway akan 5 menit sesuai dengan yang dijanjikan, Busway akan bebas macet, karena menggunakan jalur khusus, sehingga waktu tempuh ke kantor ; Ragunan – Landmark, tidak akan lebih dari setengah jam.<br /><br />Kini, dua tahun setelah pembangunannya, bayangan itu jauh dari kenyataan. Antrian di halte tunggu Ragunan dan halte tunggu Landmark sering sangat panjang. Waktu tunggu yang seharusnya 5 menit, ternyata sekitar setengah jam. Di dalam bus pun terlihat sangat padat, jauh dari nyaman. Lalu, karena jalur busway nya sering kosong, kendaraan lain pun turut menggunakan jalur tersebut. Sebagai akibatnya, waktu tempuh yang pendekpun tidak tercapai. Dalam keadaan seperti itu, tentu saja kebanyakan orang tetap memilih memakai kendaraan pribadinya, termasuk saya.<br /><br />Saya pribadi berpendapat, dari pada mengatur jam kantor swasta, yang bukan merupakan akar masalah, kenapa Pemda DKI tidak lebih serius membenahi transportasi publik, yang merupakan akar masalah. Beberapa hal yang bisa dilakukan misalnya :<br />1.Penambahan armada untuk mengurangi penumpukan calon penumpang.<br />2.Pendekkan selang waktu antar bus.<br />3.Penambahan fasilitas seperti toilet umum.<br />4.Pengaturan calon penumpang.<br />5.Penertiban jalur busway bersama dengan aparat kepolisian.<br /><br />Semoga harapan untuk melihat Jakarta memiliki transportasi publik yang nyaman, anti macet, waktu tempuh singkat bisa tercapai, sehingga banyak orang akan dengan senang hati menggunakannya dan kemacetan lalu lintas berkurang drastis. Sambil menunggu, kami memanfaatkan TIK dalam proses kerja kantor kami, sehingga kami bisa bekerja dari mana saja dan kapan saja tanpa perlu bermacet-macet, kecuali bila barus bertemu klien. Dengan demikian, bila Pemda DKI mengatur jam kantor, kami pun tidak perlu pusing.<br /><br />Salam hangat penuh semangat<br />Betti AlisjahbanaUnknownnoreply@blogger.com2