Selasa, 28 Agustus 2007

Konsultasi Pilihan Karir

Belum lama ini saya dimintai nasihat oleh salah seorang alumni ITB 89 mengenai pilihan karirnya. Saya berpikir mungkin banyak dari alumni muda lain yang menghadapi situasi yang sama, oleh karenanya konsultasi tersebut saya angkat ke blog saya. Berikut intisari dari komunikasi lewat e-mail tersebut:

Tanya: Saat ini ada tawaran untuk saya bekerja di Bahrain, tapi saya ragu walau disatu sisi saya punya cita-cita bekerja di luar negeri. Posisinya cukup bagus dan big challenges. Tapi kalau saya ambil saya punya role experienced jadi statis, karena kalau saya tetap disini saya akan dapat pengalaman bagus. Tolong bagaimana saya untuk ambil keputusan

Jawab: Untuk mengambil keputusan saran saya anda harus buat "big picture" nya dulu, artinya ujungnya objektif anda apa. Misalnya saja 5 tahun dari sekarang apa yang ingin anda capai, dan 10 tahun kedepan apa yang ingin anda capai. Kalau "big picture" nya sudah ada, tinggal di analisa dari kedua pilihan di atas, mana yang akan membantu anda untuk mencapai tujuan jangka panjang itu.

Berikut ini adalah beberapa pertimbangan :

o Penugasan di Bahrain akan memberikan pengalaman Internasional, penghasilan yang mungkin lebih besar (Hati-hati dalam membandingkan penghasilan, biaya hidup harus dipertimbangkan juga. Saya sarankan yang diperbandingkan adalah penghasilan yang bisa ditabung.), posisi yang bagus dan tantangan yang besar. Penugasan ini saya rasa akan memperkaya wawasan anda. Saya pribadi pernah selama 2 tahun mendapat penugasan Internasional, dan saya belajar banyak sekali. Terutama mengenai budaya yang berbeda yang menuntut saya untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda dan melihat Indonesia dari luar yang menyadarkan saya betapa banyak hal-hal yang harus diperbaiki agar kita dapat bersaing secara internasional.
o Tetap di Indonesia, pilihan ini baik kalau nantinya anda ingin menjadi pengusaha di Indonesia, karen akan membantu anda mulai merintis bisnis anda itu sekarang, terutama didalam membangun network dan business plan.


Tanya: Saya sebenarnya ingin keluar sebagai employee dan menjadi businessman, ada modal utk sebagai penjual jasa pelatihan ke perusahaan2. tapi malah saya ragu lagi karena tuntutan kebutuhan yang sangat cepat dan kompleks. Jadi saya takut. Gimana nihhh pemecahannya.

Jawab:
Kalau dimungkinkan saran saya anda jangan lepaskan dulu pekerjaan anda sekarang. Mulailah merintis bisnis anda dalam skala kecil dengan modal tabungan anda (jangan berhutang ke Bank). Sementara disambi dulu, sampai anda yakin bahwa ada marketnya dan anda bisa menjalankan bisnis ini dengan menguntungkan. Bisnis yang anda rintis ini sebaiknya bisnis yang memang anda kuasai (bidang anda) atau paling tidak anda sukai bidangnya. Membangun bisnis itu tidak mudah, butuh pengorbanan dan nafas yang panjang, karenanya hal tadi penting. Anda harus menganalisa, siapa saja yang sudah bermain di bisnis ini, lalu apa kelebihan anda dibanding pebisnis yang sudah ada sekarang. Untuk sukses anda perlu punya keunikan atau kelebihan yang dihargai pasar. Kalau anda serius akan mebangun usaha sendiri, saya sarankan anda berkonsultasi pada pengusaha yang sudah berhasil. Anda akan dapat masukan yang lebih lengkap dari mereka.

Sementara itu dulu saran saya. Anda akan dapat belajar lebih banyak dari saya dengan menghadiri seminar Manajemen Karir dan Pengembangan Diri yang akan diselenggarakan pada tanggal 5 September nanti. Sampai jumpa disana.


Salam hangat,
Betti Alisjahbana

11 komentar:

Unknown mengatakan...

test

Anonim mengatakan...

Bu Betti, selamat ya atas blognya. Bagus sekali. Semoga terus aktif ya Bu. Salam, Vina, TE 93 ITB

Betti Alisjahbana mengatakan...

Vina, Terima kasih.

Anonim mengatakan...

Saya terlanjur memilih kerja di luar negri setelah mengalami dilema go or no go. Setelah 5 tahun di eropa justru mengalami kesulitan mau kembali kerja di indonesia, karena selama ini skill yg terkembang hanya hard skill. Negara tempat saya bekerja lebih membutuhkan tenaga technical (engineer) bukan business leader. Kesulitan kembali kerja di Indonesia karena skill & usia sudah tidak sesuai dengan kondisi di Indonesia. Ini kondisi yg dulu kurang saya perhitungkan sebelum memutuskan untuk berangkat ke luar negri.

Anonim mengatakan...

mbak Betti,salam kenal. saya mengikuti tulisan2 tentang soft skill dan kagum mbak Betti masih meluangkan waktu buat junior2 nya. Ulasannya bagus sekali.

Betti Alisjahbana mengatakan...

Helmi,
Salam kenal juga. Terima kasih telah berkunjung ke blog saya. Di Eropanya di mana anda ? Anda bekerja di mana ?

Anonim mengatakan...

saya bekerja di Belanda, sekarang lagi transisi pindah kerja dr perusahaan Communication (Liberty Global) ke perusahaan Business Process Outsourcing.

Saya senang mengunjungi blognya mbak Betti. Kalo blog masalah karir dibuat khusus/terpisah sepertinya bisa meng-cover lebih banyak topik.

Good luck dengan pencalonannya sebagai ketua IA-ITB. Mudah-mudahan IA-ITB bisa menyentuh alumninya di negara lain. Di sini banyak ditemui alumni ITB juga lho :-)

Anonim mengatakan...

Mbak Betti, salut atas launch Betti Alisjahbana's Journal & cukup berkontribusi untuk pencerahan dan pengembangan karir bagi kami para alumni muda. Keep " down to earth" Mbak Betti.

Salam,
JM Zacharias
MTI TE 2000 ITB

Unknown mengatakan...

Salam Mbak Betty,

Sy Denny Setiawan, Elektro ITB 90, merupakan mahluk-mahluk langka alumni ITB yang "memilih" bergabung di birokrasi. http://profiles.friendster.com/denysetia

Sy setuju dan dukung visi Teteh, karena kebanyakan alumni ITB terkenal punya kemampuan individualistis tinggi, tapi kurang bisa "team work" dan bersinergi.

Saya nggak percaya itu bakat. Lebih karena di kampus, kurang ada yg mengarahkan (dosen2nya kebanyakan mroyek sendiri2..he.he.he.).

Dan visi Uni Betty, mudah-mudahan bisa bikin kita memberikan yg terbaik bagi bangsa ini, di manapun kita berada. Dengan semangat "ABG", dan "networking" yg baik, bisa kita bikin sesuatu.

Putra-putri terbaik bangsa..(kata spanduk pas kita mulai masuk di kampus Ganesha), punya potensi luar biasa, yg bila disinergikan, bisa bikin bangsa ini bangkit kembali..menjadi "the truly Asian Tiger"..

Nte Betty, semoga sukses, yg penting bikin kami2 ini lebih PD, karena dengan kepercayaan diri dan semangat kerja keras, cerdas, kita bisa meraih apa yg kiranya impossible.

Good luck...mhn maaf sy ndak bisa gabung di Dapur Sunda...ntar malam.

Salam sukses,
denysetia
NIM. 13290111
(EL-90)

Anonim mengatakan...

Wah .. akhirnya Bu Betty punya blog juga :D selamat datang bu, semoga saya akan sering main ke blog ini untuk menambah wawasan ...

Faisal Wiryasantika mengatakan...

Salam kenal Bu Betti, saya Faisal alumni ITB'95 berdomisili di Doha-Qatar. Saya punya pertanyaan mendasar utk semua calon ketua IA-ITB yaitu masalah motivasi. Apa motivasi Ibu jadi ketua IA-ITB?

Apa Bu Betti punya situs khusus yg ngebahas ttg soft skill ini? Bila ada mohon berbagi & bila belum ada semoga berkenan membuatnya ;)

Jadi/ tak jadi ketua IA-ITB semoga blog ini tetap terupdate reguler dan memberi manfaat bagi visitor-nya.

Terimakasih & salam.