Kamis, 25 Desember 2008

Dengan Open Source Software Murid Sekolah di Kepulauan Seribu Kini Bisa Berselancar di Internet



Generasi yang dilahirkan sesudah tahun 1979 di kenal sebagai generasi millenials. Mereka tidak gaptek, karena teknologi adalah bagian dari hidupnya. Sebagian besar dari waktu meleknya bersentuhan dengan teknologi, mulai dari belajar, berkomunikasi, ber-jejaring sampai ke bermain. Komputer dan internet adalah teman akrabnya. Sebagian bisa mengaksesnya di rumah, sebagian lagi bisa mengaksesnya di warnet-warnet.

Lain ceritanya bagi anak-anak di Kepulauan Seribu. Meskipun kepulauan tersebut merupakan bagian dari Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, tapi rupanya akses internet belum masuk kesana. Bapak Mas'ud Kamid, GM Divre II, PT Telkom pun kaget ketika mengetahui hal itu. Tapi upaya Bupati Kepulauan Seribu untuk mendapatkan dukungan tidak sia-sia. Bertepatan dengan hari Pahlawan, 10 November 2008, semuanya berubah.

Empat Insitusi yang peduli akan pemanfaatan TIK dalam pendidikan, berkolaborasi untuk meningkatkan kemampuan teknologi Informasi di daerah tertinggal. Kempat Institusi ini adalah : Kementerian Riset dan Teknologi, Yayasan Danamon Peduli, Asosiasi Open Source Indonesia dan PT Telkom Indonesia. Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama tentang peningkatan kemampuan teknologi di sekolah-sekolah tertinggal.

Sebagai langkah awal kolaborasi, lima sekolah di kepulauan Seribu masing-masing menerima 40 set komputer IBM Pentium 3 dan satu server eks Bank Danamon, dilengkapi dengan sistem operasi Linux , Aplikasi Open Source dan akses internet Speedy. Sekolah-sekolah penerima bantuan ini adalah : SMP Negeri 241 dan SMK Kelautan di Pulau Tidung, SMK Negeri 241 KJ di Pulau Lancang, SMP Negeri 285 di Pulau Untung Jawa dan SMP Negeri Satu Atap 01 di Pulau Pari.

Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan oleh Ketua Umum Yayasan Danamon Peduli, Risa Bhinekawati kepada Wakil Sekolah SMP Negeri 285 dengan disaksikan oleh Kusmayanto Kadiman, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Betti Alisjahbana, Ketua Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI), Mas’ud Kamid, GM Divre II PT Telkom.

Dalam peninjauan segera setelah penyerahan, kami sempat berdialog dengan beberapa murid SMP Negeri 285 yang sedang berselancar di internet di kelasnya. Mereka meng-google berbagai hal yang menarik hati mereka. Mereka terlihat sangat antusias mencoba-coba. Anak seumur mereka memang biasanya haus akan hal-hal baru, rasa keingintahuan nya besar dan TIK memberikan jalan bagi mereka untuk belajar banyak hal.

Sambutan penuh antusias dari wakil bupati, guru-guru dan murid-murid sekolah atas bantuan yang diberikan membuat keempat institusi yang berkolaborasi semakin bersemangat untuk melanjutkan program bantuan peningkatan teknologi ini ke sekolah-sekolah lain di berbagai provinsi di Indonesia. Semoga langkah ini membawa kebaikan dalam proses pendidikan di sekolah dan dalam mempersiapkan para murid untuk bisa bersaing secara global.

Sebagai Duta Open Source dan Ketua Asosiasi Open Source Indonesia, ini adalah kebahagiaan tersendiri. Salah satu misi kami adalah mengatasi kesenjangan digital dengan memanfaatkan Open Source Software. Sumbangan dan pelatihan Komputer , open source software, dan akses Internet ke 5 sekolah di Kepulauann Seribu ini adalah satu langkah dari seribu langkah maju yang kami cita-citakan.

Salam hangat penuh semangat

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah keren nih........