Rabu, 22 Oktober 2008

Membuat Rencana Bisnis

Oleh: Betti Alisjahbana

Ketika memulai bisnis secara informal, umumnya pengusaha pemula tidak secara lengkap menuliskan rencana bisnisnya. Umumnya mereka hanya punya rencana operasi, rencana pemasaran dan prediksi penjualan. Anda memang sebetulnya hanya perlu menuliskan rencana bisnis secara lengkap bila membutuhkan modal dari pihak lain. Tetapi membuat rencana bisnis dengan baik akan membantu merencanakan bisnis Anda secara sitematik, termasuk memikirkan bisnis Anda masak-masak, mempelajari dan mencari data-data yang dibutuhkan dan menguji ide Anda secara kritis. Hal ini akan makan waktu, tetapi akan membantu menghindari kesalahan di kemudian hari.

Rencana bisnis Anda bukan merupakan dokumen yang statis, melainkan dokumen yang hidup, dinamis yang bisa berubah sejalan dengan tumbuhnya bisnis Anda. Di dalam rencana bisnis, elemen-elemen dasar berikut ini harus ada di dalamnya :

*Executive Summary
Merupakan gambaran umum y
ang mencakup semua elemen dalam rencana bisnis. Menyoroti apa sebenarnya yang akan Anda jual, apa yang membedakan Anda dari para pesaing. mengapa Anda dan tim akan sukses, berapa dana yang dibutuhkan untuk memulai bisnis, berapa besar pengembalian (Return on Investment) yang bisa diharapkan berdasarkan proyeksi yang Anda buat.

*Pelaku Bisnis
Di bagian ini jelaskan siapa Anda dan siapa
yang akan membantu Anda membangun bisnis ini. Apa latar belakang dan pengalaman mereka? Siapa lagi yang akan diterjunkan ketika Anda mendapatkan dana yang dibutuhkan. Alasan kenapa tim anda tepat untuk bisnis ini. Sertakan struktur organisasi yang Anda rencanakan.

*Produk dan Jasa
Apa yang Anda Jual? Apa yang membedakannya dengan para pesaingnya? Teknologi atau IP apa bila ada yang Anda miliki? Bagaimana bekerjanya produk/jasa yang Anda akan tawarkan?

*Pasar
Berapa besar pasar produk/jasa Anda? Apakah pasar ini tumbuh? Berapa besar pangsa pasar yang akan Anda ambil? Siapa pesaing Anda? Apa kekuatan dan kelemahan mereka?

*Rencana Pemasaran dan Penjualan
Bagaimana Anda akan memposisikan produk Anda di pasar. Bagaimana strategi distribusinya? Siapa target pelanggan Anda? Bagaimana strategi anda untuk menjual dan membuat perusahaan Anda di kenal?

*Tantangan dan Risiko
Masalah-masalah apa yang akan menghadang Anda? Tantangan apa yang akan Anda hadapi dan bagaimana Anda akan mengatasinya? Apakah ada peraturan pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis Anda?

*Penggunaan Modal
Berapa banyak modal yang Anda cari? Bagaimana modal itu akan digunakan? Untuk pengembangan produk? Untuk m
embeli perangkat keras? Untuk mendapatkan pelanggan? Membangun tim pemasaran? Di bagian ini Anda perlu menjelaskan bagaimana uang investor akan digunakan.

Pro Forma Proyeksi Keuangan

Buat proyeksi laba rugi bulanan pada tahun pertama dan kedua. Untuk tahun ke tiga sampai ke lima. proyeksi laba rugi ini cukup dibuat kuartalan. Berikut ini adalah cara membuatnya :

* Buat daftar kategori pengeluaran.
* Lalu isi semua pengeluaran aktual sampai saat ini dan proyeksi pengeluaran setiap bulan sampai tahun kedua, pada tahun ketiga sampai kelima cukup kuartalan saja.
* Proyeksikan pendapatan untuk masing-masing kategori pendapatan.
* Lakukan pengurangan : Pendapatan – Pengeluaran. Pengurangan ini akan menghasilkan kerugian atau keuntungan bulanan.
* Carilah titik dimana hasil pengurangan ini berubah dari negatif ke positif. Pada titik ini Anda mulai mendapatkan alur tunai (cash flow) yang positif. Pada ilustrasi di tabel 2, arus tunai positif mulai terjadi di bulan ke sepuluh (Bulan April).
* Di bawah baris keuntungan, buatlah baris keuntungan kumulatif, yang merupakan akumulasi keuntungan/kerugian dari waktu-waktu sebelumnya. Cari angka kumulatif kerugian terbesar. Angka ini adalah modal minimum yang dibutuhkan untuk memulai bisnis Anda berdasarkan proyeksi keuangan Anda. Pada ilustrasi di Tabel 2, bisa dilihat bahwa modal minimum yang di butuhkan adalah Rp. 448.150.000. Untuk amannya, kalikan dua angka ini sebagai target modal Anda.
* Cari titik dimana kumulatif keuntungan ini beralih dari negatif ke positif. Titik ini adalah titik break even Anda.

Bila rencana bisnis Anda telah siap, saya anjurkan Anda mendiskusikannya dengan entrepreneur yang lebih berpengalaman untuk mendapatkan masukan-masukan. Gunakan masukan-masukan untuk memperbaiki rencana bisnis Anda. Dengan ini Anda sudah siap untuk mulai menggalang dana.

Salam hangat penuh semangat.












Rabu, 15 Oktober 2008

Langkah Pertama dalam Membangun Bisnis

Oleh: Betti Alisjahbana

Artikel yang saya tulis berjudul “Entrepreneurship, Sangat Penting Bagi Indonesia” mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Berbagai komentar yang masuk menunjukkan semua pihak menyadari pentingnya entrepreneurship di Indonesia, tetapi ternyata membangun bisnis tidak mudah. Banyak pihak mengalami beberapa kegagalan dahulu sebelum berhasil, beberapa malah memutuskan kembali menjadi pegawai karena ditengah kegagalan merintis bisnis desakan kebutuhan keluarga tidak bisa ditunda.

Tiba-tiba saya teringat pada Ryan P. Allis, pemuda yang mendirikan perusahaan pertamanya, Virante, pada usia 16 tahun. Virante bergerak di bidang Web Marketing Consulting. Kini di usia 24 tahun, Ryan adalah CEO dan Co-Founder iContact, e-mail Marketing dan Blogging Software, Chairman Virante dan penulis buku Zero to One Million, How I built a Company to $ 1 Millon in Sales and How You Can, Too. Ia adalah salah satu pembicara di Konferensi Internet Marketing yang saya hadiri di awal tahun ini. Selain berhasil membangun dan mengembangkan bisnis dalam usia yang sangat muda, Ryan juga mempunyai tujuan hidup yang sangat mulia :

I wish to spend my life working through entrepreneurship, social entrepreneurship, investing, philanthropy, public policy, and politics to end poverty in developing nations and at home, ensure environmental sustainability, help people understand that we are one humanity and that our commonalities are much greater than our differences, and help expand access to opportunity, healthcare, and education across the world for every human of every nation.”

Buku Zero to One Million memberikan petunjuk lengkap, langkah demi langkah memulai dan membangun bisnis. Sepuluh langkah yang di bahas di buku itu adalah : 1. Memahami Sistem Bisnis, 2. Menemukan Motivasi Anda dalam Berbisnis, 3. Mengevaluasi Ide Anda, 4. Menuliskan Rencana Bisnis, 5. Menggalang Dana, 6. Membuat Produk, 7. Membangun Strategi Pemasaran dan Penjualan, 8. Membangun Strategi Marketing Online, 9. Membangun Tim, 10. Membangun Sistem yang Kokoh dan Bisa Berkembang.

Dalam pandangan saya buku ini sangat praktis dan bermaanfaat sebagai panduan dalam membangun bisnis.

Bagaimana Mengevaluasi Ide Bisnis Anda ?

Sebelum memulai suatu bisnis, Anda harus memutuskan apa yang akan Anda jual dan bagaimana Anda akan menghasilkan keuntungan. Ide bisnis biasanya telah berkembang di kepala entrepreneur selama beberapa waktu. Pilih bidang usaha yang sesuai dengan minat, pendidikan dan bakat-bakat terbaik Anda. Bidang usaha yang menumbuhkan mimpi-mimpi yang memasok energi dan membuat Anda tetap bersemangat untuk berusaha, terutama jika sejumlah tantangan menghambat langkah ke depan.

Setelah Anda punya ide bisnis, pertanyaan berikutnya adalah apakah ide bisnis Anda ini bisa direalisasikan, dalam arti : ada pasar yang membutuhkannya dan siap membeli dan bisnis ini bisa memberikan keuntungan atas investasi (ROI) yang cukup besar. Untuk mengevaluasi ide bisnis, Anda bisa mencoba menggunakan model MAR (Market, Advantages, Return) yang dikembangkan oleh Ryan sebagai berikut :

Market

  • Apakah ada kebutuhan yang cukup besar atas barang/jasa yang akan Anda sediakan ini ? Yakinkah Anda bahwa kebutuhan ini ada di tempat dimana Anda akan menjualnya?

  • Bagaimana struktur pasarnya ? Apakah pasarnya sangat kompetitif atau pasarnya di monopoli oleh perusahaan tertentu atau beberapa perusahaan tertentu ? Pengetahuan tentang struktur pasar ini sangat diperlukan untuk membangun strategi Anda untuk masuk ke pasar ini.

  • Bagaimana Anda akan memberi harga pada produk/jasa Anda? Apakah anda bisa punya margin keuntungan yang cukup tinggi? Apakah kebutuhan akan produk/jasa Anda ini cukup tinggi sehingga bisa menerima harga yang Anda rencanakan?

  • Berapa besar pasarnya? Apakah cukup besar untuk Anda masuk? Apakah pasarnya sedang tumbuh atau menyusut? Carilah pasar yang akan tumbuh.

  • Apakah pasar siap untuk produk Anda? Anda bisa saja punya produk yang bagus, akan tetapi bila konsumernya tidak siap atau infrastrukturnya belum tersedia, Anda tidak bisa merealisasikan ide cemerlang Anda menjadi bisnis yang sukses saat ini.

Advantages

  • Berapa biaya untuk memproduksi barang/jasa Anda? Bila Anda bisa menemukan cara untuk memproduksi lebih murah dari pesaing, Anda bisa diuntungkan.

  • Berapa biaya untuk memulai bisnis ini? Apakah ada pesaing besar di segmen ini ? Apakah ada regulasi, paten atau modal yang sangat besar yang dibutuhkan sehingga bisa menjadi ganjalan?

  • Apakah Anda mempunyai HKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) yang bisa menguntungkan Anda?

  • Siapa yang akan ada dalam tim Anda ? Berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk memulai bisnis ini, apa peran mereka? Bila Anda bisa meyakinkan orang yang sangat berpengalaman duduk sebagai komisaris, atau dalam manajemen puncak, maka Anda akan mempunyai kelebihan. Ingat, ide bisnis Anda nyata hanya bila tim Anda bisa merealisasikannya.

  • Bagaimana Anda akan menjual barang/jasa ini? Apakah Anda akan menjual langsung ke konsumer lewat internet? Atau ke distributor? Atau ke retailer Apabila Anda bisa membangun cara menjual yang unik, ini bisa menjadi kelebihan Anda.

Return

  • Berapa proyeksi keuntungan kotor dan bersih?

  • Berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai alur tunai Anda positif ? Berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai Anda bisa mencapai breakeven ? Angka-angka ini sangat penting untuk diketahui dan merupaka bagian yang penting dalam rencana bisnis Anda.

  • Berapa banyak investasi yang dibutuhkan untuk memulai bisnis ini ? Besarnya jumlah dana yang dibutuhkan akan menentukan dari mana Anda perlu menggalang dana. Usahakan agar Anda bisa memulai bisnis Anda dengan biaya sekecil mungkin. Bila memungkinkan mulai lah dengan dana pribadi Anda. Bila Anda suda bisa menghasilkan pendapatan, Anda akan lebih mudah menggalang dana tanpa perlu melepaskan terlalu banyak kepemilikan.

  • Bagaimana Strategi Exit Anda? Apakah nantinya Anda merencanakan untuk menjual perusahaan Anda atau akan masuk ke bursa saham? Bagaimana investor Anda akan mendapatkan uangnya kembali? Apakah dari penjualan saham? Atau dari dividen yang dibayarkan setiap kuartal?

  • Bagaimana ROI (Return On Investment) yang Anda proyeksikan? Apakah angka ini akan cukup menarik bagi Investor Anda? Berapa lama perioda pengembaliannya?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda akan punya gambaran apakah ide bisnis Anda bisa dilaksanakan, artinya ada kebutuhan di pasar, pasarnya siap dan bisnis ini bisa memberikan pengembalian investasi yang bagus. Bila ya, saya ucapkan selamat. Silahkan dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Bila tidak, saya sarankan Anda untuk mencari ide bisnis lagi. Berikut ini adalah beberapa tips yang Anda bisa pakai untuk mendapatkan ide bisnis :

  • Perhatikan produk-produk yang Anda pakai setiap hari. Coba pikirkan bagaimana produk itu bisa diperbaiki? Kebutuhan apa, atau masalah apa yang Anda hadapi yang bisa di jawab dengan produk atau jasa yang saat ini belum ada ?

  • Hadirilah acara-acara networking, seminar, konferensi. Di sana mungkin Anda akan bertemu dengan orang yang mempunyai produk yang bagus atau ide yang bagus yang sedang mencari mitra. Bacalah majalah atau publikasi lain yang membahas industri yang Anda minati.

  • Dapatkan pekerjaan di Industri yang Anda minati. Bekerjalah di sana untuk mendapatkan pengalaman dan membangun jejaring. Sering kali orang mendapatkan ide bisnis dari bisnis-bisnis yang tidak ditindaklanjuti oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

  • Carilah mitra kerja yang mempunyai ide bisnis yang bisa Anda perkuat.

Dunia ini penuh dengan kesempatan. Dibutuhkan orang-orang penuh energi dan cerdik untuk menemukannya. Dengan sikap mental yang positif, keinginan untuk sukses, pola pikir yang kukuh, antusiasme yang tinggi dan tidak cepat menyerah Anda akan menemukan, menciptakan dan mendapatkan manfaat dari kemungkinan-kemungkinan dan kesempatan-kesempatan yang Anda impikan.

Selamat mencari ide bisnis. Pada artikel mendatang saya akan membahas sumber-sumber pendanaan dan tips dalam membuat rencana bisnis.

Salam hangat penuh semangat.

Minggu, 12 Oktober 2008

Entrepreneurship, Sangat Penting bagi Indonesia

Oleh:Betti Alisjahbana

Pada tanggal 25 September 2008, atas undangan Menristek, saya mendapat kesempatan emas untuk bertemu dan berdialog dengan Bapak Dr (HC) Ir. Ciputra yang pada saat itu mengunjungi Bapak Kusmayanto Kadiman. Saya belajar banyak dari diskusi selama dua jam yang saya lanjutkan dengan membaca buku yang saya peroleh dari beliau berjudul The Ciputra's Way, Praktik Terbaik Menjadi Entrepreneur Sejati. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi apa yang saya pelajari dari beliau.

Ciputra, Inovator yang Mampu Mengubah Barang Rongsokan Menjadi Emas

Ir. Ciputra, atau biasa dipanggil Pak Ci, adalah seorang entrepreneur yang sangat sukses. Ia adalah tokoh di belakang pendirian tiga group bisnis bidang properti terkemuka di Indonesia; group Jaya, group Metropolitan dan group Ciputra. Bersama ketiga kelompok bisnis di atas, Pak Ci terlibat dalam pembangunan lebih dari 20 pengembangan skala kota, 10 pusat belanja, 10 hotel berbintang, 5 padang golf dan pusat rekreasi terbesar di Indonesia (Ancol). Pak Ci adalah seorang yang sangat inovatif. Ia mampu mengubah sebuah padang ilalang menjadi kota baru, mengubah tempat pembuangan sampah menjadi resor yang indah dan kawasan kumuh menjadi wilayah pencakar langit tempat ribuan orang bekerja dan beraktifitas. Pak Ci pun aktif mengembangkan bisnisnya di manca negara di antaranya di Singapura, Vietnam dan India dan sedang mempersiapkan untuk masuk ke China dan Timur Tengah.

Sebagian buah keberhasilan bisnisnya ia bagikan pada masyarakat dalam bentuk sumbangan dan dukungan untuk kegiatan pendidikan, seni dan olah raga. Pak Ci terlibat di lebih 10 lembaga pendidikan, mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Dalam bidang olah raga Ia memimpin yayasan Jaya Raya yang menghasilkan juara-juara dunia di bidang bulu tangkis termasuk peraih medali emas dalam Olimpiade.

Melalui profesinya ribuan orang mendapat kesempatan kerja dan ratusan ribu anggota keluarga mendapatkan nafkah dan masa depannya. Di usia 75 tahun ia masih aktif mengembangkan bisnisnya dan dengan penuh semangat mendorong tumbuhnya entrepreneur-entrepreneur tangguh Indonesia, baik melalui Universtias Ciputra, The School of Entrepreneurs maupun melalui pendekatan-pendekatan ke berbagai pihak agar dibentuk Entrepreneurship Center di kampus-kampus terkemuka, dan pengintegrasian pembelajaran entrepreneurship dalam kurikulum nasional mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi.

Meskipun prestasinya sungguh luar biasa, Pak Ci tetap tampil sederhana dan rendah hati. Ia sangat menghargai orang-orang yang ditemuinya, suka memberikan pujian dan memberikan semangat. Bertemu dengannya saya jadi ingat ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk.

Indonesia Butuh 4 juta Entrepreneur Baru

Menurut David McClelland, untuk menjadi makmur suatu negara butuh entrepreneur paling tidak 2 % dari warganya. Pada tahun 2007 di Indonesia diperkirakan ada 400.000 entrepreneur atau 0.18 % , seharusnya kita punya 4.4 juta entrepreneur. Sebagai bahan perbandingan, Singapura di tahun 2005 punya 7.2 % entrepreneur dan Amerika Serikat di tahun 2007 punya 11.5 %.

Mengapa entrepreneurship sangat dibutuhkan di Indonesia? Tanpa entrepreneurship penganguran terdidik akan semakin banyak jumlahnya. Berdasarkan data Februari 2007 ada 740.206 penganggur lulusan perguruan tinggi. Dalam waktu enam bulan ( Agustus 2006 – Februari 2007) jumlah penganggur lulusan perguruan tinggi naik sebesar 66.578 atau 9.88 %. Tanpa entrepreneurship sumber energi, komoditi dan mineral yang melimpah di Indonesia tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan rakyat, negarapun tidak akan mendapatkan kutipan pajak, retribusi dan fasilitas publik swadaya.

Orientasi pendidikan kita saat ini umumnya memang membangun manusia pencari kerja dan bukan membangun manusia pencipta kerja, itu sebabnya generasi muda kita umumnya tidak memiliki kecakapan untuk menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Pertanyaan yang mungkin timbul adalah apakah entrepreneur-entrepreneur baru bisa dibentuk melalui pendidikan? Untuk menjawab pertanyaan ini, Peter Drucker berkata :”The entrepreneurial mystique? It's not magic, it's not mysterious, and it has nothing to do with the genes. It's a discipline. And, like any discipline, it can be learned.”

Untuk menghasilkan entrepreneur-entrepreneur baru, mengatasi kemiskinan dan pengangguran, sekaligus membangun kesejahteraan dalam satu generasi, Ciputra mengajukan strategi jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek Ciputra mengusulkan dibangunnya entrepreneurship center di kampus-kampus terkemuka. Center ini berfungsi melakukan pendidikan dan pelatihan entrepreneurship, pengkajian kurikulum entrepreneurship, inkubator, konsultasi dan dukungan jaringan finansial dan mentoring bagi para entrepreneur baru. Dalam jangka panjang Ciputra mengusulkan pengintegrasian pembelajaran entrepreneurship dalam kurikulum nasional mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi. Ia pun mengusulkan Kerja Sama Gerakan Nasional Budaya Wirausaha antara pihak pemerintah, akademisi, kalangan bisnis dan tokoh sosial, agar budaya entrepreneurship bisa terbangun di Indonesia.

Bakat Entrepreneur Bisa Dikembangkan oleh Siapa Saja

Bagi Ciputra, ada tiga ciri utama seorang entrepreneur. Pertama seorang entrepreneur mampu melihat peluang bisnis yang tidak dilihat atau diperhitungkan orang lain. Ia melihat kemungkinan dan memiliki visi untuk menciptakan sesuatu yang baru yang memicu semangatnya untuk bertindak. Kedua seorang entrepreneur adalah orang yang bertindak untuk melakukan inovasi, mengubah keadaan yang tidak/kurang menyenangkan menjadi keadaan seperti yang ia inginkan. Tindakannya lah yang membuat seorang entrepreneur menjadi inovator. Ketiga, seorang entrepreneur adalah seorang pengambil risiko, baik risiko yang bersifat financial (baca : rugi), maupun risiko yang bersifat mental (baca : dianggap gagal). Dengan 3 ciri tersebut, seorang entrepreneur sejati seperti seorang “perintis kawasan baru” atau “pendaki gunung” yang selalu mencari puncak-puncak baru untuk ditaklukan.

Dalam pandangan Ciputra, orang yang memiliki atau mengelola sebuah bisnis, belum tentu seorang entrepreneur. Orang bisa memiliki sebuah bisnis dengan meniru bisnis yang sudah berhasil, seperti banyak dilakukan dalam sistem waralaba. Pebisnis model ini tidak memulai dengan visi , tidak melakukan tindakan-tindakan yang inovatif dan juga tidak mengambil risiko yang besar. Mereka itu bisa disebut pebisnis atau pengusaha, tapi bukan entrepreneur seperti yang dimaksud oleh Ciputra.

Berikut ini adalah nasihat dari Ciputra bagi para entrepreneur muda :

  • Jangan tinggalkan pendidikan formal, tetapi justru gunakan pendidikan formal untuk mempelajari lebih banyak hal demi mewujudkan impian sebagai entrepreneur.

  • Tidak ada kata terlalu cepat atau terlalu lambat untuk menjadi entrepreneur. Yang penting pelajari segala hal untuk mewujudkan impian itu.

  • Pilih bidang usaha yang sesuai dengan minat, pendidikan dan bakat-bakat terbaik kita. Bidang usaha yang menumbuhkan mimpi-mimpi yang memasok energi dan membuat kita tetap bersemangat untuk berusaha, terutama jika sejumlah tangtangan menghambat langkah ke depan.

  • Mimpikanlah apa yang Anda inginkan dan inginkanlah apa yang Anda impikan. Bangunlah keyakinan bahwa itu bisa diperoleh melalui kerja keras yang terfokus. Ceritakan pada diri sendiri dan teman-teman dekat apa yang Anda impikan dan kerjakan. Bertindaklah mulai saat ini untuk mewujudkannya.

  • Ide bisnis dapat datang dengan berbagai cara pada waktu dan tempat yang tidak terduga. Supaya tidak mudah hilang, biasakanlah untuk mencatat ide-ide tersebut.

  • Seorang calon entrepreneur harus membiasakan diri untuk tertarik pada pada praktik-praktik bisnis terbaik, dilingkungan terdekatnya ataupun dimana saja. Praktik-praktik terbaik itu bukan saja untuk dipelajari tapi lebih dari itu untuk ditiru dan dijalankan sesuai dengan konteks bisnis yang ada.

  • Meniru adalah proses inovatif jika yang kita lakukan adalah meniru praktik-praktif bisnis terbaik, mengambil puncak-puncak pencapaian itu dan meramunya menjadi sesuatu yang lebih baik dan lebih bernilai sesuai dengan konteks usaha kita sendiri.

Sepuluh Prinsip Bisnis Ciputra dalam Memulai Bisnis Baru

Banyak orang sadar akan pentingnya entrepreneurship dan ingin mulai menjadi entrepreneur, akan tetapi mereka masih bingung mulai nya dari mana. Di dalam memulai bisnis baru Ciputra memiliki sepuluh prinsip bisnis, yaitu :

  1. Mulailah dari apa yang ada pada diri kita, mulailah dari apa yang bisa kita lakukan. Coba sadari pengetahuan apa yang kita miliki, atau keahlian apa yang bisa dijadikan pijakan awal, dan adakah kawan-kawan yang bisa diajak ikut berbisnis? Mulailah dari langkah-langkah kecil, sampil merajut visi dan mimpi besar berikutnya.

  2. Carilah mitra bisnis yang melengkapi keunggulan Anda. Pola kemitraan akan memperkecil risiko masing-masing pihak dan memperbesar kemungkinan berhasilnya, karena dapat mempermudah dan mempercepat proses bisnis itu sendiri.

  3. Mencari mitra bisnis seperti mencari istri. Tak perlu tergesa-gesa, namun gunakan semua jalur yang mungkin untuk memperoleh informasi seluas-luasnya. Jika masih ragu bersabarlah, jika Anda yang perlu rendah hatilah. Tetaplah memperjelas kriteria dari mitra bisnis yang kita cari.

  4. Yakinkanlah mitra bisnis Anda dengan memberikan manfaat nyata, bukan janji-janji. Dan selalulah menjaga komitmen untuk memberikan manfaat bagi kedua belah pihak agar reputasi terjaga dan hubungan bisa terjaga langgeng.

  5. Cermatlah membaca pasar. Jadilah yang terdepan dalam mengantisipasi siklus. Masukilah pasar yang belum matang.

  6. Ketepatan mengatakan “no” sama pentingnya dengan ketepatan mengatakan “yes”. Jangan takut menunda menggarap sebuah bisnis baru jika Anda yakin keputusan itu mendatangkan hasil yang lebih baik di masa depan.

  7. Ada kalanya seorang entrepreneur harus menggunakan intuisinya dalam mengambil keputusan. Intuisi dapat dilatih dan dipelajari berdasarkan pengalaman. Semakin sering seorang entrepreneur dihadapkan pada keharusan mengambil keputusan pada saat sulit, semakin tajam intuisinya.

  8. Seorang entrepreneur adalah juga seorang pemasar yang tangguh. Ia tak kenal lelah menceritakan dan meyakinkan sebanyak mungkin orang pada saat kapanpun tentang betapa bernilainya bisnis baru yang ia garap.

  9. Seorang entrepreneur yang sukses, membangun dan bekerja lewat organisasinya. Dalam tahap apapun bisnis Anda, usahakan membangun organisasi.

  10. Jangan memikirkan kemungkinan gagal. Pusatkan perhatian pada upaya mencapai hasil terbaik. Dan bila belum juga berhasil, upayakan lagi sampai berhasil.

Prestasi, nasihat dan prinsip-prinsip Ciputra telah menjadi inspirasi dan membangun motivasi yang lebih besar lagi bagi saya untuk merealisasikan mimpi-mimpi saya membangun bisnis yang inovatif, menciptakan lapangan kerja baru dan turut mensejahterakan bangsa. Semoga Anda pun merasakan hal yang sama. Mari kita kobarkan semangat entrepreneurship yang benihnya mungkin saja sudah tertanam namun terpendam dan belum tumbuh, tersembunyi terlalu lama di dalam hidup kita.

Selamat membangun bisnis.

Salam hangat penuh semangat.

Daftar Pustaka :

Andrias Harefa & Eben Ezer Siadari, The Ciputra's Way Praktik Terbaik Menjadi Entrepreneur Sejati, Elex Media Komputindo, Cetakan ke-2, 2008.

Selasa, 07 Oktober 2008

Kepemimpinan dalam Mengatasi Krisis

Oleh: Betti Alisjahbana

Minggu lalu kita menyaksikan drama tarik ulur persetujuan RUU Bailout senilai US700 miliar di kalangan politisi Amerika. Kejatuhan yang menimpa lembaga keuangan di AS- sebagai dampak dari krisis kredit subprime mortgage- telah meruntuhkan kejayaan Wall Street sebagai pusat keuangan global. Lehman Brothers Holdings Inc. bangkrut, Merrill Lynch & Co dijual ke Bank of America Corp. Goldman Sachs Group Inc dan Morgan Stanley menilai tidak ada masa depan pada bisnis bank investasi dan model bisnis yang dinilai rusak ini perlu digantikan.

Krisis keuangan di Amerika ini juga menyuguhkan pertunjukan saling tuding. Calon Presiden dari partai Demokrat Barrack Obama menuduh bahwa krisis ini adalah akibat dari Filosofi tim administrasi Bush yang gagal. Saling tuding pun terjadi diantara kedua partai di DPR segera setelah voting pertama yang gagal meloloskan bailout.

Di Indonesia kita menyaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat paripurna yang dihadiri oleh Wakil Presiden, sejumlah menteri, Gubernur BI, kalangan bisnis, akademisi dan media. Selama satu setengah jam, Yudhoyono menampilkan data ekonomi dan politik yang menunjukkan adanya perbedaan besar antara keadaan saat ini dan menjelang krisis moneter 10 tahun yang lalu dan mengajak untuk bersikap optimistis dalam menghadapi badai ekonomi. Beliau mengakhiri paparannya dengan 10 arahan bagi pejabat pemerintah, pedoman konsultatif bagi gubernur BI dan himbauan kepada para pengusaha dan tokoh media.

Menjaga Keseimbangan dalam Krisis

Krisis kerap terjadi dalam organisasi. Dan selama organisasi berisi manusia, akan ada kesalahan, kontroversi, kecelakaan, pencurian dan penipuan. Orang memang tidak selalu mengikuti aturan. Itu sebabnya ada polisi, pengadilan dan penjara. Bagi para pemimpin, krisis seringkali adalah hal yang paling menyakitkan dan tes terberat dalam karirnya. Krisis bisa menimbulkan kecemasan, mengakibatkan tidak bisa tidur dan membuat perut mulas. Meskipun begitu, krisis menuntut pemimpin untuk tegar, tenang dan bisa menjaga keseimbangan antara mencurahkan segala daya dan upaya untuk mengatasi krisis di satu sisi, melokalisasinya sehingga tidak menjalar, dan menjalankan kegiatan secara normal di bagian lain seakan-akan tidak ada krisis. Hal ini yang sering terlupakan dan menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Karena bila Anda hanya fokus pada pemecahan krisis saja, tanpa melokalisasinya dan tanpa meyakinkan bahwa di bagian lain organisasi tetap berjalan baik, maka seluruh organisasi dapat terlibas oleh krisis.

Krisis sangat bervariasi bentuknya. Ada yang sifatnya internal, ada pula yang melibatkan pemberitaan di media dan mengandung konsekuensi hukum. Ada yang bisa diselesaikan dengan cepat, ada pula yang makan waktu berbulan-bulan. Berikut ini adalah beberapa contoh krisis yang bisa terjadi dalam organisasi :

  • Tuntutan atas kualitas barang yang buruk atau cara berbisnis yang tidak etis

  • Musibah yang melibatkan pegawai atau pelanggan

  • Pemberitaan negatif di media tentang organisasi Anda

  • Kebakaran, banjir, badai atau kerusakan yang berdampak negatif pada binis dan/atau properti.

Setiap krisis berbeda sehingga sulit membuat resep penanganannya. Namun demikian ada beberapa petunjuk yang bisa digunakan :

1, Ambil asumsi terburuk. Kita akan buang waktu terlalu banyak bila mencoba mengelak atau membantah dengan mengatakan tidak ada masalah. Lewati saja tahapan membantah ini dan langsung siapkan mental kita bahwa masalah ini akan membesar dan memburuk dan bahwa kita harus menanganinya segera.

Pada awal-awal saya memimpin, saya pernah mengalami suatu krisis dimana ketika saya mendengar ada kejanggalan, reaksi pertama saya adalah menepisnya dan menganggap hal seperti itu tidak mungkin terjadi di organisasi yang saya pimpin. Pada akhirnya masalah menjadi besar dan penanganannya lebih sulit. Berbekal pengalaman itu, bila ada laporan suatu kejanggalan saya ambil asumsi bahwa ada yang salah, lalu kami lakukan apa yang diperlukan untuk mengatasinya agar segera bisa diatasi.

2. Asumsikan bahwa semua informasi akan bocor dan semua orang akan tahu. Komunikasikan apa yang kita ketahui segera setelah kita mengetahuinya. Kita akan mengundang spekulasi bila kita tidak melakukannya dan orang lain yang tidak mengetahui duduk persoalannya bisa jadi akan membuat cerita sendiri yang lebih buruk dari yang sebenarnya.

Putuskan apa yang akan disampaikan dan siapa yang akan menyampaikan. Fakta yang sama bisa berarti berbeda bila disampaikan dalam konteks yang berbeda. Sampaikan fakta-fakta dalam konteks yang tepat dengan memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang dirugikan dalam krisis ini.

Semakin terbuka kita bicara mengenai masalah, penyebab dan solusinya, semakin besar kepercayaan yang akan kita dapatkan dari mereka yang mendengarnya baik di dalam maupun di luar organisasi.

3. Ambil tindakan yang pantas. Kemungkinan besar akan ada faktor-faktor yang di luar kontrol kita yang akan memengaruhi kemampuan kita untuk mengatasi krisis. Jangan menjanjikan suatu solusi yang ada kemungkinan kita tidak bisa memenuhinya. Pada saat yang sama, yakinkan bahwa respon kita memadai sehingga kita dipandang sungguh-sungguh dalam mengatasi masalah ini.

4. Organisasi kita akan selamat dan pada akhirnya menjadi lebih kuat setelah krisis. Kita akan mendapatkan pelajaran berharga dari setiap krisis yang kita alami, meskipun seperti juga saya, Anda akan membenci setiap krisis.

Pelajaran umum yang saya dapat adalah kebijakan dan aturan akan usang bila tidak dihidupkan dan ditegakkan oleh semua manager setiap saat.

Ada 3 langkah untuk mencegah terjadinya krisis :

  • Kontrol yang ketat.
    Buat disiplin yang baik dalam sistem keuangan dan akunting dengan proses audit internal dan eksternal yang ketat. Para manajer lapangan harus mereview dan menindak lanjuti setiap temuan audit.

  • Proses internal yang baik.
    Untuk menghindari krisis perlu diterapkan proses rekruitmen yang ketat, evaluasi kinerja yang akurat dan program pelatihan komprehensif. Buatlah kebijakan perusahaan yang singkat dan jelas. Lakukan pelatihan sehingga semua pegawai mengerti.

  • Tindakan yang tegas dan tidak pandang bulu pada para pelanggar.
    Pelanggaran harus diberi hukuman yang setara dengan jenis pelanggarannya, termasuk pemecatan untuk pelanggaran berat.

Krisis akan selalu ada dan ketika terjadi rasanya sangat menyakitkan. Sesulit apa pun krisis itu, coba untuk tenang dan tegar. Ingatlah bahwa pada waktunya badai ini pun akan berlalu. Dan badai ini akan berlalu karena kita mengatasinya dengan baik. Kita akan menghadapi masalah besar itu, mengambil tanggung jawab atas masalah itu di tangan kita dan mencari solusinya. Pada saat yang sama kita tetap menjalankan operasi organisasi kita sehari-hari. Kita tidak akan pernah merasa senang dengan apa yang menimpa kita, tetapi suatu saat kita akan melihat bahwa kita dan organisasi yang kita pimpin menjadi lebih baik karena krisis itu.

Selamat menghadapi krisis dengan tegar.

Salam hangat penuh semangat.