Oleh: Betti Alisjahbana
Pada tanggal 17 Agustus 2008 saya berkesempatan untuk turut hadir pada acara Peringatan Detik-detik Proklamasi di halaman Istana Negara, acara yang disambut dengan penuh antusias oleh warga sekitar yang menyemut di sekeliling istana. Sambil mengikuti jalannya acara, saya mengamati dinamika yang terjadi di lapangan upacara.Kepala Negara sebagai pimpinan tertinggi duduk di beranda istana bersama para tamu-tamu VVIP. Para undangan biasa duduk di halaman istana, di bawah tenda di kiri dan kanan. Para petugas upacara yang terdiri dari Komandan Upacara, Paskibra, Barisan Polisi, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Angkatan Darat berbaris di tengah lapangan, dibawah terik sinar matahari. Komandan upacara memimpin acara di lapangan dan melapor kepada pimpinannya, Inspektur Upacara setiap akan memulai dan selesai suatu prosesi acara. Sang Pimpinan tertinggi menjawab dengan singkat, “Lanjutkan”.
Sepanjang upacara, peranan yang dilakoni oleh Sang Pimpinan tertinggi adalah menjawab setiap laporan sang komandan upacara dengan kata “Lanjutkan. Juga menyerahkan Bendera Sang Pusaka pada petugas Paskibra yang berjalan tegak membawa baki menghampiri Sang Pimpinan tertinggi dan berjalan mundur menuruni tangga setelah menerima bendera demi menghormati Sang Pemimpin tertinggi.
Dinamika yang terjadi di lapangan upacara tersebut, mengingatkan saya pada gaya kepemimpinan jaman dulu, gaya “Command and Control”. Perintah datang dari pimpinan puncak, manajer senior mendengarkan dan meneruskan perintah tersebut untuk dilaksanakan. Ada jarakyang jauh antara pemimpin puncak dengan pelaksana di lapangan. Di antara mereka ada para manager senior yang diberi tugas untuk memonitor, mengawasi dan melakukan kontrol. Mereka harus meyakinkan bahwa semua anak buahnya melakukan kewajibannya. Para manager senior ini duduk dikantornya yang nyaman, tidak pernah turun ke lapangan dan berbicara dengan para pekerja di sana. Mereka juga tidak berbicara dengan para pelanggannya.
Sebagai akibatnya, para manajer senior ini menggunakan sebagian waktunya untuk rapat dan mengawasi para manager di bawahnya dan menciptakan birokrasi. Mereka tidak memberikan inspirasi dan wewenang bagi para manajer yuniornya untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinannya.
Dunia yang semakin kompetitif saat ini, serta perubahan yang terjadi demikian cepat di lapangan, telah membuat gaya kepemimpinan “Command and Control” menjadi usang. Organisasi tidak butuh birokrasi dan kelambanan. Organisasi tidak butuh begitu banyak persetujuan untuk mulai beraksi. Organisasi tidak butuh begitu banyak manajer. Sebaliknya organisasi membutuhkan pemimpin di semua lini. Para pemimpin yang tau situasi lapangan dan bisa mengambil keputusan yang tepat dan cepat. Pemimpin masa kini tidak membangun pengikut, mereka membangun pemimpin-pemimpin yang mandiri dan penuh energi di semua lini, termasuk deretan generasi muda di ujung tombak organisasi.
Tantangan kompetisi yang semakin ketat dan perubahan yang semakin cepat membutuhkan karakteristid dan gaya kepemimpinan yang berbeda.
Berikut ini adalah sepuluh karakteritik Pemimpin Masa Kini:
- Integritas Tinggi dan Dapat Dipercaya. Tidak ada karakter seorang pemimpin yang lebih penting dari integritas. Pemimpin adalah panutan dari timnya. Jangan berharap organisasi akan baik dan benar apabila pemimpinnya tidak mempunyai integritas tinggi.
- Pembangun SDM. Kemampuan memilih orang-orang yang tepat dan membangun kemampuan mereka adalah pondasi bagi sukses organisasi secara jangka panjang.
- Mempunyai Visi dan Membangkitkan Harapan. Pemimpin yang efektif menentukan arah organisasi, memancarkan rasa percaya diri dan determinasi yang membangkitkan inspirasi bagi organisasinya.
- Mempunyai Intuisi Bisnis yang Tajam. Pemimpin perlu tahu kemana arah pasar dan dari mana organisasi bisa menghasilkan keuntungan.
- Mengambil Tindakan. Di dalam setiap situasi, selalu ada pihak yang ingin mengambil tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan dan selalu ada pihak yang menahan orang untuk tidak mengambil tindakan supaya tidak berbuat kesalahan. Tarik menarik ini selalu ada. Pemimpin harus mendorong terjadinya tindakan dan mengatasi kendala-kendala yang ada.
- Mempunyai Wawasan global. Internet dan Teknologi Informasi telah membuat batas antar negara menjadi kabur. Perubahan yang terjadi di satu belahan dunia akan segera berpengaruh pada bagian dunia lainnya. Untuk sukses, seorang pemimpin harus mempunyai wawasan global dan pemahaman terhadap penggunaan teknologi untuk kemajuan organisasinya.
- Sentuhan pada Pelanggan. Seorang pemimpin punya hubungan yang baik dengan pelanggannya. Ia memahami dan mengantisipasi kebutuhan pelanggannya. Dia tidak mau tinggal diam di kenyamanan ruangannya dan hanya mendengar situasi pelanggan dari timnya. Berbicara dengan pelanggan membangkitkan ide-ide inovasi dalam bisnisnya.
- Agen Perubahan. Pemimpin tidak pernah puas dengan kemapanan dan membenci birokrasi. Mereka selalu mencari cara agar organisasinya senantiasa lincah menyambut dan memimpin perubahan agar selalu terdepan.
- Komunikatif dan Pendengar yang Baik. Pemimpin yang baik tidak suka sekedar duduk dikamarnya dan merencanakan berbagai alternatif tentang bagaimana menjalankan bisnis. Ia turun ke lapangan, berkomunikasi dengan pegawai di berbagai lini. Ia menghilangkan jarak dengan para pegawainya dan membuat para pegawainya merasa nyaman untuk berbicara terus terang kepadanya, termasuk bila ada kabar buruk. Ia juga secara teratur mengunjungi pelanggan mendengarkan sudut pandang mereka dan berkomunikasi dengan efektif.
- Berenergi Tinggi, Bisa Memobilisasi Tim dan Membangkitkan Semangatnya. Pemimpin menyambut pekerjaannya setiap hari dengan penuh antusias. Mempunyai pikiran terbuka, siap mendenganride-ide baru dan menata ulang agendanya bila perlu. Antusiasme dan energinya membangkitkan semangat pada tim dan orang-orang disekitarnya. Mereka memiliki dorongan, keberanian dan keyakinan dalam tindakan-tindakannya. Mereka melaksanakan semua inisiatif dengan prima dan mencapai hasil yang diinginkan.
Jaman memang sudah berubah dan akan terus berubah, bahkan perubahan itu semakin lama semakin cepat. Perubahan ini menuntut gaya kepemimpinan yang berbeda. Gaya kempemimpinan “Command and Control” sudah usang. Pemimpin masa kini turun ke lapangan, menghilangkan jarak dan mendengarkan pegawai, pelanggan dan kunstituennya. Ia merasakan denyut nadi organisasinya.
Ia memulai harinya setiap pagi dengan penuh antusias, terbuka terhadap ide-ide baru dan siap menggelindingkan perubahan-perubahan yang akan membawa kerhasilan bagi organisasi yang dipimpinnya. Ia membangun kepemimpinan di setiap lini dan memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada mereka. Hanya dengan cara itu organisasi bisa gesit dan lincah bergerak sejalan dengan dinamisnya perubahan yang terjadi saat ini.
Siapkah Anda menerima tantangan pemimpin masa kini?
Selamat memimpin.
Salam hangat penuh semangat.
Tanya jawab topik ini bisa dilihat di www.qbheadlines.com, rubrik Career.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar