Jumat, 08 Januari 2010

Mau Pintar Sendiri ?

QBHeadlines.com - Seorang teman mengeluhkan bahwa di organisasinya, semua orang sangat individualis, maunya pintar sendiri dan tidak mau berbagi pengetahuan. Kelihatannya, masing-masing merasa terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu untuk berbagai pengetahuan dan pengalaman, juga beberapa merasa kuatir, yang bersangkutan kurang berharga bagi organisasinya bila orang lain pun menguasai ilmunya.

Di era knowledge based economy dimana knowledge adalah faktor penentu di dalam menghasilkan manfaat ekonomi, kemampuan organisasi untuk bisa menghasilkan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan yang menjawab kebutuhan pelanggannya menjadi kunci suksesnya. Untuk itu penting sekali para pegawai berkolaborasi dalam mengembangkan pengetahuan dan berbagi pengetahuan.

Tak kalah penting membuat organisasi menjadi organisasi pembelajar, dimana secara sadar dikembangkan kolaborasi dan partnership untuk percepatan pembelajaran, mengembangkan berbagai metode, perangkat dan teknik pembelajaran, mengubah pengetahuan individu (tacit knowledge) menjadi pengetahuan organisasi (explicit knowledge), mengembangkan communities of practice, learning by doing, coaching & mentoring, serta mengembangkan infrastruktur organisasi pembelajar, misalnya intranet untuk pertukaran pengalaman belajar baik internal maupun eksternal.

Agar ini bisa berjalan tentunya semua staf perlu dirangsang untuk aktif berpartisipasi dalam organisasi pembelajar ini, baik dalam membagi ilmu maupun dalam menimba ilmu. Rangsangan bisa berupa penghargaan baik yang formal maupun yang informal, juga diadakan forum berlajar berkala, dimana sebuah forum disediakan untuk berbagi dan menimba ilmu. Beberapa kali penulis diundang untuk berbagi pengetahuan dalam forum seperti ini, misalnya di forum Knowledge Cafe di Indosat baru-baru ini.

Salah satu komponen penting dalam membangun organisasi pembelajar ini adalah kemampuan kita dalam mengubah pengetahuan individu (tacit knowledge) menjadi pengetahuan organisasi (explicit knowledge). Tacit knowledge adalah pengetahuan lapangan yang dibangun dari pengalaman dan tindakan langsung, sehingga sangat pragmatis dan situasional. Umumnya pengetahuan ini tanpa disadari dimengerti dan diterapkan meskipun sulit di artikulasikan. Pengetahuan tacit ini di tularkan melalui pembicaraan yang interaktif dan kesempatan tukar pengalaman. Sementara pengetahuan eksplisit dapat secara formal di artikulasi kan dan di dokumentasikan, sehingga dapat dengan mudah di transfer dan disebarkan. Pengetahuan eksplisit bukan merupakan pengalaman langsung.

Di kebanyakan perusahaan, pengetahuan mereka ada pada pegawai-pegawai yang ada di organisasi itu. Pengetahuan itu sering kali sifatnya intuitif, tacit, tidak explicit, dan biasanya tidak cukup detail. Pengetahuan seperti ini seringkali hilang ketika pegawai itu keluar dari perusahaan. Seringkali juga pengetahuan ini ada dalam sudut pandang yang berbeda-beda, belum dalam bentuk pemikiran kolektif terbaik. Pemikiran ini belum menjadi bagian yang integral dari bisnis, dan lebih penting lagi, pengetahuan ini ada dalam organisasi tetapi tidak banyak digunakan.

Proses Konversi Pengetahuan

Menurut teori Nonaka, konversi pengetahuan berjalan melalui 4 cara, yaitu :

  • Externalization (tacit to explicit) adalah proses konversi dari pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit, contohnya percobaan klinis diterjemahkan ke rekomendasi untuk standar praktik klinis.
  • Combination (explicit to explicit) adalah proses memperkaya pengetahuan eksplisit yang ada untuk menghasilkan pengetahuan yang lebih komprehensif, misalnya mengkombinasikan pengetahuan medis dan pengetahuan organisasi menjadi sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan.
  • Internalization (explicit to tacit) adalah proses pembelajaran individual dengan berulang-ulang menjalankan aktivitas penerapan suatu jenis pengetahuan eksplisit.
  • Socialization (tacit to tacit) adalah proses belajar dengan berbagi pengalaman yang menghasilkan pengetahuan tacit sebagai keterampilan profesional bersama. Proses ini bisa juga terjadi melalui observasi pada perilaku orang lain. Misalnya saja coaching, mentoring dan magang, yang menularkan pengetahuan melalui pengamatan, peniruan dan praktik.

Pengetahuan dalam organisasi adalah modal utama yang bila digunakan dengan baik akan menjadi kunci kemenangan kompetitif yang berkelanjutan. Karenanya, organisasi perlu menempuh cara agar pengetahuan organisasi berkembang dan dimanfaatkan untuk menjawab kebutuhan pelanggan sehingga meningkatkan nilai organisasi bagi pemegang sahamnya.

3 komentar:

furniture minimalis mengatakan...

Kalau kepintarannya dibagi nanti malah ditinggalkan dan tidak dibutuhkan lagi.

r mengatakan...

If you are smart, you don't need to be afraid of being 'dump' because you will always improve and ahead of everyone else.

Anonim mengatakan...

All these upcoming video games are available to be downloaded
and then played. The T is silent in Sommet, as in French, but I really liked Liam's acting. However, the ship does not appear in any of the women for Saudi Arabia, but, in many cases, absolute power makes you really horny.

Feel free to surf to my homepage video game summer camp